Friday, September 08, 2006

lubang pada gigiku



sekitar tiga bulan lalu gigiku ngilu. pas hari sabtu siang. tak ada dokter praktek siang itu. tidak juga di rumah sakit. di RS Stella Maris, maupun RS Pelamonia [RS tentara]. luar biasa ngilunya, sampai aku ke apotek mencari obat penghilang rasa nyeri [ponstan]. setidaknya hingga hari senin, obat itu harus menolongku.

hari senin tiba. dokter merawat gigiku. dibor, diobati, dan ditambal dalam dua minggu. kiranya persoalan gigiku beres.

beberapa minggu kemudian, ada yang terasa aneh pada gusiku. semacam benjolan pada bagian kaki gigi. karena tidak terasa sakit, kubiarkan saja. beberapa kali saya berniat ke dokter untuk memeriksa, namun tidak kesampaian.

sekitar 2 pekan lalu diadakan Bakti Sosial Mahasiswa Kedokteran Gigi di gereja berupa kegiatan sunatan massal dan pemeriksaan gigi. iseng-iseng saya ikut pemeriksaan gigi. pemandangan sunatan massal terlalu mengerikan untuk dikisahkan [penuh darah ...]. dokter yang memeriksa gigiku mengatakan diduga terjadi infeksi pada akar gigiku yang ditambal sehingga muncul benjolan.

waduuuhhh... gimana ni? dokter bilang musti dirawat secara khusus, bahkan kalau perlu gigiku dicabut. namun karena sibuk [atau malas, atau takut?], baru kemarin sore kesampaian niatku ke dokter gigi.

dokternya kebetulan perempuan, masih muda dan manis. namanya drg Cynthia Rieuwpassa. hitam manis, tapi dia sudah berkeluarga. hahaha... dia sempat kaget melihat benjolan kecil tersebut, dan tidak yakin bahwa hasil tambalan kali lalu penyebabnya. maka gigiku dibor kembali. tambalannya dibuka. sebuah lubang besar kembali menganga di gigiku. rasanya sedikit ngilu.

drg. Cynthia bilang kalo masih terasa ngilu, berarti syarafnya masih aktif, gigiku masih hidup. senang juga mendengarnya. namun pagi ini aku disuruh ke laboratorium gigi untuk foto gigi demi memastikan sumbernya. baru kutahu bahwa ada foto untuk gigi. hehehe... tapi yang pasti bukan foto untuk senyum pepsodent!

lubang pada gigiku, semoga dikau baik-baik saja... karena dirimu akan difoto dan dirawat kembali.
berbeda dengan lubang yang ada di hatiku. obatnya tiada di apotek dan ruang dokter, selain pada dirinya...

1 comment:

Toni said...

ha...ha...ha..., so, lebih baik sakit gigi dari pada sakit ati? feel better myfriend. [l]