Friday, October 25, 2002

india trip 12: Ashokan Farewell

sabtu pekan lalu (19/10) sementara berjalan-jalan di keramaian mal, ada teman mengirim sms: "Ton, coba nonton sctv sekarang, ada acara bagus…" heran saya membaca sms tersebut, saya membalasnya: "saya lagi cuci mata di hero. pusing, sepekan ini kepalaku dipenuhi berita bom. emang di sctv ada acara apa sih?"
saya lanjutkan melihat sayur-sayuran dan aneka produk menarik yang dipajang di toko tersebut, dia membalas: "ada liputan eksklusif sctv mengenai peledakan bom di bali". seketika saya kehilangan selera untuk memperpanjang acara jalan-jalan di mal malam itu. saya segera pulang dan menyalakan tv. jam menunjukkan pukul 21.45 (20.45 WIB), sctv lagi memutar iklan. saluran kupindahkan… di indosiar ada film "Ashoka" sementara ditayangkan. langsung kubalas sms-nya: "sctv lagi putar iklan. ada acara yang lebih menarik di indosiar: ashoka. nonton ya…" dan sms tersebut tidak dibalas. hingga sekarang… nggak tahu apakah dia nonton ashoka apa tidak. setahu saya dia bukan penggemar film india… hehehe.

ashoka mengingatkanku pada dua hal: nama hotel tempat tinggal kami selama lima pekan di delhi. dan nama ruas jalan tempat hotel tersebut berdiri. jalan yang di sisi kanan kirinya dinaungi pepohonan yang berbunga kuning kecil-kecil. indah sekali bila dipandangi dalam temaram senja. ashoka road dan ashok group. hotel kanishka tempat kami menginap adalah bagian konglomerasi ashok hotel group. kabar terakhir yang kami terima, hotel kenangan yang pernah kusebut hotel california tersebut telah dijual dan direnovasi total beberapa saat setelah kontingen kami meninggalkan delhi. jadi susahlah kalo ada rekan alumni grup kami yang ingin kembali ke hotel kanishka buat menapak tilas, wong hotelnya sudah dirombak total… mungkin sekarang sudah setara dengan Le Meridien yang berdiri di seberang jalan.

siapa gerangan Ashoka yang demikian kesohor? saya belum punya ide hingga menemukan vcd-nya di rak toko disctarra setelah kembali di Indonesia. bukan kebetulan film ini diperankan Shahrukh Khan dan Kareena Kapoor. menurut sejarah, Ashoka adalah pangeran Kerajaan Magadha di belahan utara India pada abad ketiga SM. Ia adalah cucu Chandragupta Maurya, pendiri wangsa Maurya penguasa kerajaan Magadha. Bindusara, ayahnya, berhasil melakukan ekspansi wilayah kerajaan. Puncaknya adalah saat Ashok berhasil naik tahta pada tahun 269 SM, ia berhasil membentangkan kekuasaan dari wilayah Kashmir (saat ini) di sebelah Utara, hingga wilayah Karnataka di sebelah Selatan. Dari delta Gangga di sebelah Timur hingga beberapa wilayah Afghanistan di sebelah Barat Daya. namun sayang, kekuasaan itu diraihnya dengan tangan penuh berlumuran darah.

masih ada sebuah kerajaan yang belum ditaklukkannya, Kerajaan Kalinga. kerajaan ini makmur, gemah ripah loh jinawi, melimpah susu dan madu. setelah delapan tahun berkuasa, Ashok akhirnya berambisi menaklukkan kerajaan Kalinga.
dari plot sejarah tersebut, Santosh Sivan sang sutradara bertutur dengan bahasa gambar dan sinematografi yang indah dalam film Ashoka. terdapatlah seorang Puteri Kaurwaki (Kareena Kapoor) bersama pangeran Arya yang masih bocah berusaha menyelamatkan diri dari Kerajaan Kalinga. raja bersama permaisuri Kalinga dibantai oleh pengkhianat. dalam pengembaraan mereka bertemu pangeran Ashok (Shahrukh Khan) yang jago bermain pedang. Ashok melakukan incognito (menyamar sebagai rakyat biasa berprofesi sebagai prajurit bawahan), ia keluar dari lingkungan istana magadha dan memakai nama Pawan (angin).

Ashok tidak tahu bahwa Kaurwaki dan bocah yang dijumpainya adalah pewaris tahta Kalinga. demikian pula Kaurwaki tidak tahu bahwa Pawan adalah Ashok, pewaris tahta Magadha. Ashok jatuh cinta pada Kaurwaki, mereka menikah. Kemudian Ashok harus kembali ke istana dengan janji untuk sementara waktu… namun, Pawan tak kunjung kembali. singkat cerita, ia telah menjadi raja Magadha setelah menumpas saudara-saudaranya (yang digambarkan jahat). Kaurwaki dan Arya kembali ke Kalinga setelah sang penghianat ditemukan dan dihukum, yang tak lain adalah perdana menteri. Pangeran Arya yang masih bocah naik tahta.

waktu berlalu, kebengisan raja Ashok semakin santer karena ekspansi kerajaan Magadha dilakukan secara keji. peperangan. rakyat Magadha pun berbisik-bisik: "kerajaan Magadha sekarang dipimpin oleh iblis. iblis Ashok". namun Ashok yang kemudian menikah dengan Devi seorang pengikut Budha, tak peduli. nasihat pendeta Budha, penasehat kerajaan, dianggap angin lalu. Masih ada satu ambisinya: menaklukkan Kalinga.

kabar penyerangan santer terdengar, rakyat Kalinga bersiap diri untuk berperang. Kaurwaki mempersenjatai ibu-ibu dan membentuk laskar perempuan. mereka mengatur strategi meskipun tahu kekuatan mereka tidak seimbangan dengan pasukan tentara Magadha yang dipimpin Ashok nan bengis. pertempuran akhirnya tak tertahankan… inilah tragedi ironis: Ashok tidak menyadari bahwa pasukan yang dihadapinya tak lain adalah pasukan Kaurwaki, isterinya yang selama ini dirindukan. Santosh Sivan, sang sutradara mengatakan, "Ashoka" menampil pertempuran kolosal dan terakbar yang pernah dibuat dalam sejarah perfilman India, setelah "Mahabharat", melibatkan 6000 pemain sebagai prajurit, beberapa ratus ekor kuda dan gajah…

dapat diduga, pasukan Kalinga terpukul kalah. jenasah korban perang bertebaran. Seorang pendeta Budha memberi selamat kepada Ashok karena meraih dua kemenangan: isterinya Devi melahirkan anak kembar dan kemenangan perang atas Kalinga. namun ia mencibir: kemenangan yang diraih Ashok tak lain hanyalah air mata janda-janda, jeritan anak yatim piatu dan mayat-mayat yang dibakar… Ashok menjadi gamang, terlebih setelah ia menemukan kuda putih milik Kaurwaki yang terlantar di medan perang. ia mencari-cari di antara tumpukan jenasah. akhirnya…

gimana nih ending-nya? Ahh, nggak asyik lagi filmnya kalo sudah diceritakan di sini… mending saksikan sendiri filmnya, ya… catatan sejarah menuturkan, peristiwa ini justru menjadi titik balik kehidupan raja Ashok. ia menjadi Budhis. duabelas tahun kemudian ia mendeklarasikan perjanjian perdamaian dan perlindungan hak asasi manusia di seluruh lingkungan kerajaannya. Deklarasi yang dipahat pada permukaan batu terdiri atas tiga bahasa: Parakrit, Yunani dan Aram menjadi bahan kajian para peneliti hingga saat ini. secara sederhana menunjukkan betapa luas cakupan wilayah pengaruh raja Ashok bahkan sampai ke SriLanka. pada akhir hidupnya, ia dikenang sebagai raja yang budiman dan dicintai rakyatnya.

demikian kisah Ashoka. lumayan panjang, mirip kisah dongeng ya… maklum beberapa kukutip dari film, beberapa lagi dari ensiklopedi… hehehe.
bila dibanding-bandingkan, tampak ada kemiripan peristiwa "Pemboman Bali" dan "Ashoka": jasad korban tak berdosa yang bergelimpangan. Kemenangan yang diraih oleh pelakunya tak lain hanyalah: air mata janda-janda, jeritan anak yatim piatu dan mayat-mayat yang terbakar… kita berharap semoga setiap orang mau belajar dari sejarah.

kisah Ashoka tadi mengingatkan hari terakhir kami di delhi (26/4). Tuhina hari itu khusus mengenakan sari berwarna pink. bis yang mengantar kami ke Noida masih bis yang sama. panas dan debu jalanan yang kami lewati juga masih sama. namun ada yang berbeda hari itu. kami mengadakan evaluasi terakhir di ruang kelas. dan sore hari akan diadakan Farewell Party di hotel Kanishka. sewaktu makan siang terakhir kali di Noida, Pak Hanan membawa ayam dan kambing panggang… entah didapat dari mana. katanya sempat dibeli waktu ke Jama masjid. Kami beramai-ramai menikmatinya, sambil membayangkan bahwa makan siang model begini jarang-jarang bisa dialami lagi.

Sewaktu meninggalkan kantor Tata di Noida, beberapa teman berusaha mengabadikan momen-momen terakhir dengan berfoto-foto. ini membuat teman-teman yang sudah menunggu di bis menggerutu kelamaan menunggu.
Pukul 15.30, akhirnya Noida kami tinggalkan menuju ke hotel.
Pukul 17.30 Farewell Party dimulai. Tempatnya di Restoran Mandarin lantai teratas (roof-top) hotel Kanishka. Para pejabat kementerian dan Tata memberikan kata sambutan, kemudian menyerahkan sertifikat kepada 41 peserta training. hadir di sana para tutor dan staf Tata Infotech yang kerap berinteraksi dengan kami. Ada Yashwani, Monica, Manish, Tuhina, Puneet… itu yang sempat kuhapal. Mereka kompakan mempersembahkan lagu: "kuch kuch hota hai" sambil ngintip liriknya pada sehelai kertas.
Kemudian kami bernyanyi-nyanyi lagu poco-poco, Kemesraan, Jakarta (aku lupa judulnya liriknya begini:… di sana rumahku, dalam kabut biru, hatiku sedih di hari minggu… ke Jakarta aku kan kembali…). Ramai sekali… karena seketika seluruh peserta berbakat jadi pengamen di hotel kanishka. Mr. Puneet saking terharunya, ia lalu mempersembahkan sebuah lagu "Sealed with a kiss" yang ia sendiri nggak hapal liriknya… hehehe.

Oh ya, aku ingat, pada momen inilah ia memberiku gelar kehormatan: T3. apa itu? singkatan dari "Toni The Troublemaker"… aku yakin, inilah julukan paling keren yang pernah dianugerahkan kepadaku. acara ditutup dengan santap malam dan foto-foto bersama. Setelah itu lift mengantar kami turun ke lobi, para tutor dari Tata memberikan salam perpisahan.

malam segera larut. kami musti segera berkemas-kemas. check out hotel baru bisa setelah lewat tengah malam.
Pukul 03.00 Pak Oka menjadi petugas ronda yang baik. Satu per satu pintu kamar peserta digedor-gedor, memberi tanda untuk harus segera berkumpul di lobi hotel. di sana kami antri check-out. Ada dua bus yang datang menjemput kami. Koper-koper satu per satu dimasukkan ke bagasi. Wuih, padat dan berat sekali, kebanyakan berisi buku-buku atau souvenir, ada teman yang bela-belain membawa gendang India yang khas bunyinya… karena ruang bagasi kepenuhan, ruang penumpang pun terpaksa dijejali koper.

Pukul 04.00 bus meninggalkan hotel membelah kesenyapan malam, bus menuju ke airport.
Jadi teringat pertama kali tiba di Delhi, suasana jalan yang sama kami lalui kembali…
dalam kegelapan malam kami tiba di Ashok, dalam kegelapan malam pula kami meninggalkan Ashok. di kejauhan bandara Indira Gandhi International telah menunggu kami.

Ashokan Farewell

The sun is sinking low in the sky above Ashokan.
The pines and the willows know soon we will part.
There's a whisper in the wind of promises unspoken,
And a love that will always remain in my heart.

My thoughts will return to the sound of your laughter,
The magic of moving as one,
And a time we'll remember long ever after
The moonlight and music and dancing are done.

Will we climb the hills once more?
Will we walk the woods together?
Will I feel you holding me close once again?
Will every song we've sung stay with us forever?
Will you dance in my dreams or my arms until then?

Under the moon the mountains lie sleeping
Over the lake the stars shine.
They wonder if you and I will be keeping
The magic and music, or leave them behind.


Words by Grian MacGregor as sung by Priscilla Herdman on
Forever and Always Flying Fish Records (FF70637)
©1983 and 1991 by Swinging Door Music-BMI