Friday, April 26, 2002

india trip 10 : almost farewell

saat-saat ini jadi nggak enak hati juga karena besok malam akan menjadi malam terakhir kami di Delhi. rencananya kami akan mengadakan farewell party alias pesta pisahan sama para tutor Tata di Delhi. sabtu pagi (27/4) kami akan terbang ke bangalore.

perjalanan kami terakhir yang sekaligus terjauh adalah ke Haridwar dan Dehradun. Minggu pagi (20/4), sarapan dibagikan dalam dus. kami siap memulai perjalan ke utara, ke sungai gangga dan sekitarnya. tour leader kami adalah seorang ibu, namanya Ms. Rajna. dan dia satu-satunya perempuan dalam bus kecil kami. teman-teman lain bersama para puteri terdapat di bus yang lebih besar. terjadilah diskusi hangat dalam bus di pagi hari, mengenai -apa lagi kalo bukan- "Kamasutra"... suatu warisan budaya khas India. Ms. Rajna bilang sebetulnya kamasutra tidak dimaksudkan sebagai pornografi. karena berada dalam konteks ajaran agama Hindu mengenai keilahian dalam kehidupan lahiriah manusia, pencapaian spiritual pasangan suami-isteri dalam komunikasi intim. ehem... ada yang mulai batuk-batuk nih... hehehe. aslinya kamasutra berupa lirik-lirik sajak yang berisi ajaran mengenai hal itu tadi.

bus kami mampir di sebuah resto untuk coffee-break. taman bunga di sana langsung menarik perhatian, bunga-bunganya indah sekali. beberapa teman berfoto di sana. restonya unik, mirip resto waralaba karena menawarkan beberapa makanan siap saji (spt. pizza dan ayam goreng), selain itu pengunjung makan sambil berdiri menghadapi meja. maklum kursi tidak disediakan. ada beberapa piring gorengan yang disajikan. dan langsung habis disikat oleh kami serombongan, maklum orang indo terkenal gila gorengan... hehehe. ada yang unik: kepala susu goreng (kami menyebutnya cumi-cumi goreng), dan sehelai daun digoreng dengan tepung. rasanya enak. kami menyebutnya: fried marijuana, hahaha... di bus, Ms Rajna bilang itu Spinach, alias makanan si Popeye... ohh, itu sih banyak di Indo. cuma bayam goreng tepung rasanya belum pernah dijual tukang gorengan.

perjalanan dilanjutkan. bus kami dikemudikan oleh seorang Sikh, cirinya adalah memakai turban (sorban) di kepala dan rupanya cara mengemudi mobilnya sungguh ruarr biasa... biar ada kendaraan dari depan, dia tanpa gentar maju terus. sehingga rasa-rasanya adrenalin para penumpang cukup terpompa dan melek terus. kupikir mungkin sopir dari depan jadi takut kalo melihat pengemudi bus kami yang memakai turban sehingga langsung minggir. Ms Rajna bilang, hanya ada dua resep untuk selamat di perjalanan: good luck and good brake. hehehe... padahal katanya mobil-mobil di India paling banter ganti rem 5 tahun sekali. gila! rugilah pabrik rem di India.

di Haridwar kami makan siang di sebuah hotel. bus kami kebablasan tidak bisa berbalik arah. maklum berada di jalan sempit lokasi pasar. sehingga kami berjalan kaki ke sana. selesai makan siang, bus kami belum juga muncul... cukup lama menunggu sampai sopirnya datang dan bilang dia baru saja memperbaiki AC. maklum kami kepanasan dalam bus tadi.

kesorean kami tiba di Sungai Gangga. waktu yang diberikan hanya 45 menit, terus berangkat ke Rishikesh. teman-teman ada yang langsung loncat ke sungai gangga. airnya terasa dingin sekali. sumbernya berasal dari pegunungan himalaya. aku bawa celana renang, tapi nggak jadi renang karena nggak bawa handuk. kami berjalan menyusuri sungai, ramai sekali para penjual dan peziarah. di samping sungai dibangun tangga, kemudian ada rantai buat pegangan di sepanjang sungai. maklum arusnya deras sekali, jangan sampai terhanyut.


ada beberapa peziarah yang mengadakan upacara melepas sekeranjang bunga, di dalamnya terdapat lilin bernyala. sungai gangga diyakini orang hindu sebagai tempat penyucian. bila berendam di sini maka diri disucikan. bila meninggal dan abu kremasi ditaburkan di sini maka jiwa mendapat pelepasan. Mr. Puneet malah mengolok-olok dengan berkata: kamu sudah lihat orang-orang di sungai seperti "tea-bag", dicelup... up down, up down...".
self-critic ya?

setelah itu baru lanjut ke Rishikesh. daerah ini terkenal sebagai kota yoga seluruh dunia. banyak turis datang kemari untuk belajar yoga, termasuk the beatles. terdapat di jajaran sabuk pegunungan himalaya. sayang kami datang agak kemalaman, sehingga tak dapat melihat tempat ini secara jelas, selain sungai gangga yang mengalir di bawah bukit dan jembatan besar yang melintasi.

sori, karena waktu akses internetku hampir habis, kalo ada waktu aku lanjutkan lagi ya....

bersambung

Wednesday, April 24, 2002

india trip 9 : telling lie in delhi

salam,
warnet yang kupakai kali ini punya sistem baru. setiap pengunjung diberikan semacam nomor pin untuk dimasukkan ke terminal yang akan digunakan. dan setiap jam, komputernya langsung turn-off otomatis... menyebalkan sekali, padahal tadi sudah nulis cerita panjang dan e-mail ke pasar buku menanggapi mahalnya buku di Indonesia, eehhh... terhapus dengan percuma.

aku komplain ke admin warnet, dia bilang: khan tadi udah kubilang. mana?? tadi juga aku baru dapat hadiah yang dijanjikannya sebulan lalu, yakni sebuah dompet. pertama datang aku membayar paket hemat menjadi pelanggan di warnet ini sehingga dapat akses beberapa jam dengan hadiah sebuah dompet. setiap kali aku datang dan nanya, penjaganya bilang lagi diusahakan dompetnya... bayangkan sudah lebih sepuluh kali bolak-balik ke warnet ini, selalu diberi janji. Aku bilang, terus terang aku mau jadi pelanggan warnetnya cuma untuk dapat hadiah dompet itu... hehehe. maklum dompet punyaku sudah sobek lipatan punggungnya, maklum kebanyakn diisi uang, hahaha...

aku sudah beritahu penjaga warnet bahwa minggu ini adalah minggu terakhir kami di Delhi, dan terus saja ia janji: besok dompetnya ada. alamat hotel dan nomor kamar dimintanya, tapi dompet itu kagak muncul-muncul jua...

malam ini baru ia tersenyum manis memberikan hadiah dompet tsb, seraya berkata: "nah, apa kubilang khan? hadiahnya pasti datang..." sialan.

hari minggu aku pergi sendiri nonton Festival Film di Siri Fort, aku kena tipu penjual gorengan. rencananya ada pemutaran 3 film hari itu, karena hari minggu. selesai film pertama (film Norwegia lagi, kali ini film dokumenter kisah tokoh penjelajah kutub utara dan selatan) ada waktu jeda satu jam. karena lapar, aku beli burger pada penjual gorengan depan bioskop. aku nanya berapa harganya, dia nggak mau menjawab, langsung memberikan burger dengan saosnya. selesai makan, aku berikan lembaran Rs 50, dibalikin Rs 10 pada saya. aku nanya kok harganya Rs 40? dia bilang: rotinya Rs 20, isinya (sayur dan gorengan vegetarian) Rs 20. aku terus pergi, tapi mikir-mikir...

rasanya burger McD nggak sampai Rs 40 untuk burger vegetarian, malah di Janpath aku dulu dapat Rs 10/burger. aku kembali ke penjualnya, kebetulan ada beberapa perempuan membeli gorengan di sana. aku nanya penjualnya, dia pura-pura nggak dengar. aku langsung bilang: "Please do not cheat me..."
perempuan-perempuan yang ada di sana langsung nanya: ada apa. aku cerita bahwa penjualnya ngasih harga burgernya Rs 40, padahal maximum price burger Rs 20 (ada hal bagus di India, setiap produk pasti dicantumi harga bandrol, biasanya tertera "Maximum Price"). maka para perempuan tsb langsung "berkicau" dalam bahasa Hindi kepada sang penjual, sepertinya mereka menegur sang penjual... penjualnya terus megembalikan Rs 20 kepadaku. aku sudah telanjur dongkol, nggak jadi meneruskan pertunjukan film yang kedua. aku ngeloyor pulang...


naik auto-rickshaw, aku minta pengemudinya pakai meteran (argo)... karena Siri Fort sangat jauh dari hotel kami. waktu berangkat, aku membayar Rs 50 padahal di meterannya Rs 22. tapi karena sudah sepakat, maka kubayar saja. tiba di depan hotel, meterannya menunjukkan angka Rs 17, aku berikan sopirnya Rs 20 biar sekalian kembaliannya diambil saja... mumpung aku lagi baik... hehehe. eh, sopirnya ngamuk-ngamuk. dia bilang hitungan argo auto-rickshaw harus dikali dua plus pajak sehingga total Rs 40. aku ngasih lembaran Rs 10. dia masih marah, di dompetku tersisa Rs 5. aku nggak mau ngasih lembaran Rs 100, kuatir dia bilang nggak ada kembalian malah. aku bilang: ini uangku yang tersisa...
nggak mau ya sudah... aku langsung nyeberang masuk hotel. dengan kepala dongkol. it's a bad day...

hari sabtu kemarin aku coba ikut tour jalan kaki yang disarankan oleh Lonely Planet ke Old Delhi. ke sana naik auto-rickshaw, kali ini sopirnya baik, harganya ditawar murah dia mau... hehehe. sampai di lokasi (Lothian Road) yang ditunjukkan di peta Lonely Planet, aku bolak-balik jalan kaki mencari lokasi
situs bersejarah yang ada di peta... nggak ketemu-ketemu! sampai siang bolong yang ada malah jalan tol... sialan, aku ngumpat-ngumpat, soalnya cuaca panas
dan berdebu begini... akuterus jalan, sampai di tempat yang aku tak tahu di mana... pokoknya aku mau balik pulang ke hotel... aku panggil auto-rickshaw, dan thanks God. I'm saved!

hehehe...
itulah beberapa hal yang menyebalkan di Delhi.

bersambung

Saturday, April 20, 2002

india trip 8 : yamuna, daniel, gangga

aku baru tahu, ternyata si Shah Rukh Khan (begini ejaannya di koran lokal) ternyata lagi kuliah di St. Colomba's school, Delhi. si Tuhina yang bilang, juga beberapa orang India yang kukenal. padahal setiap minggu khan aku ke sana... iya, karena itu masih satu kompleks dengan gereja katedral :-) dan perayaan paskah diadakan di halaman St. Columba's school. katanya sih dia ngambil kuliah Ekonomi. ntar kalo ketemu pastor di katedral, aku mau nanya lagi... ok? ini untuk menjawab pertanyaan teman di Indo yang pengen foto Shah Rukh Khan.

pekan ini kami benar-benar seperti tahanan. masih menempuh jarak pulang pergi Delhi-Noida setiap hari, masih dengan panasnya Delhi, masih dengan colo-colo dan ruko-ruko mengikuti teriakan kernet busnya kalo lagi bete.

untunglah besok Sabtu kami benar-benar free. nggak ada jadwal tur, nggak ada acara terjadwal. karena Minggu pagi kami akan ke Sungai Gangga dan sekitarnya hingga Senin baru balik ke hotel. dan mungkin ini minggu terakhir kami di Delhi. terus mudik ke Indo? nggak juga, minggu depannya kami akan terbang ke Bangalore, silicon valley-nya India.

pelatihan di tempat terpencil macam Noida ini membuat kami punya kesempatan untuk mengunjungi Universitas maupun perpustakaan di Delhi. pernah hari Sabtu aku jalan sendiri ke Museum Nasional India. aku foto beberapa artefak dan patung di depan gedungnya, mendadak serombongan turis bule dipandu guide-nya tiba-tiba nyalip di depanku, dia langsung menjelaskan kepada para bule mengenai artefak prasasti yang lagi asyik kuperhatikan.

kemudian mereka masuk ke dalam museum, aku pun ikut. baris melewati pintu detektor, kemudian masuk ke dalam... dia sibuk menjelaskan mengenai sejarah kuno India. dan luar biasa koleksi museum ini. ada peninggalan dari masa peradaban Harappa (sekitar Pakistan sekarang) dan coba direkonstruksi. di sediakan seperangkat komputer touch-screen (monitornya cukup disentuh jari untuk memilih menu) yang menyajikan sejarah dan segala pernak-pernik peninggalan kuno yang ada.

bangunan museum terdiri dari 4 lantai. kaki bisa pegal bila merambang seluruh benda dan sejarahnya di gedung ini. ada lukisan, patung, senjata, kain, perhiasan dan segala benda aneh. aku sangat suka memperhatikan patung dewa-dewi hindu, ada Kali, Krishna, Ganesha, Gangga dan Yamuna. Dewi Gangga cantik sekali. Yamuna juga, mereka dikarakterkan serupa. menggendong sebuah tempayan dan berdiri di atas sebuah ikan atau kura-kura. ditemani seorang anak kecil (mirip Kwan Im, ya). pakaiannya cukup seksi, karena ada potongan kain yang ehem,... :-p

Tuhina cerita bahwa Yamuna itu nggak ada hubungannya dengan Gangga. sumber airnya berbeda, namun mereka sama-sama dewi sungai. ceritanya aku kurang hapal lengkapnya... Yamuna punya ibu. ibunya lalu diambil oleh dewa yang jahat, ia hanya dapat dilihat di langit pada waktu dan posisi bintang tertentu. dan itulah yang menurut astronomi Planet Pluto. Yamuna menangis, airmatanya menjadi aliran sungai Yamuna yang sekarang menghidupi penduduk Delhi.

lukisan yang kusuka adalah sekuel kisah cinta Krishna dengan Radha. indah sekali lukisannya. dilukis pada kain sutera dengan motif warna kembang dan pemandangan. wow... Krishna dapat dikenali dari kulitnya yang berwarna biru. katanya, itu gara-gara ia lahir tepat pada bulan purnama.

aku menemukan sebuah ruangan lukisan pada tembok, tidak ada penjaga dan kamera di sana. aku pasang kamera dan mengeset timer-nya... jepret... inilah satu-satunya foto yang kujepret dalam kompleks museum, hehehe...

setelah pegal mengitari bangunan (bentunya bundar) 4 lantai ini, aku pun keluar. baru aku perhatikan bahwa ternyata untuk pengunjung asli India dikenai charge Rs.3, sedangkan turis Rs100... hehehe. artinya rombongan turi tadi telah menyelamatkanku ya?

selain museum, aku sempat ke Siri Fort menyaksikan festival film Eropa. kebetulan ada kenalan bernama Sunil (karyawan Tata juga, dikenalkan oleh teman dari Indo), dia mengantar kami ke sana hari Senin. sialan, penjaga di pintu masuk ketat sekali: nggak boleh bawa kamera, snack, rokok, dll. aku sudah tinggalkan kamera foto di mobil. tapi ia menemukan pisau lipat yang kujadikan gantungan kunci di kantongku, dan dia bilang itu tidak boleh dibawa masuk. kami terpaksa balik ke tempat parkir yang lumayan jauhnya berlari-lari, soalnya sudah telat 15 menit. setelah itu baru lolos masuk ke bioskop.

film Norwegia, judulnya: Detector. bagus sekali filmya. lucu dan berkesan. ceritanya Daniel seorang psikiater punya hobi pake detektor logam untuk melacak benda benda yang ada di halaman luas. dari sana ia menemukan: hidupnya. ia temukan kalung. kemudian temannya menyiarkan berita ini di radio. seorang perempuan (Silja) muncul mengaku pemilik kalung itu. Daniel jatuh cinta padanya. namun Silja sudah punya pacar seorang pemain orkestra, orangnya kasar. Daniel digebuki sampai memar. Daniel sampai pada menemukan identitas ayahnya yang dikabarkan mati di Cina. (ada selembar kertas yang tertulis dalam bahasa Cina: don't believe your father, don't believe your mother, just believe Mao... hahaha, penonton tertawa keras). ternyata ayahnya adalah pasien yang selama ini dirawatnya. saat Daniel babak belur dirawat di RS, ibunya datang menjenguk, dan pertemuan antara ayah-ibu-anak terjadi tanpa disangka di lift.
ada pasien daniel orang gila yang lucu bernama Jurgen. ia membawa gengnya ke tempat pacar Silja dan mengerjainya sampai minta ampun. "kalo kamu berani mendekati Silja, satu jarimu akan hilang. kalo kamu berani menggangu Daniel lagi berapa jarimu akan hilang?" "dua...", katanya ketakutan di bak mandi.

tengah malam selesai pertunjukan, ada acara berikut: mendorong mobil. mobil yang kami tumpangi mogok. mesinnya nggak mau hidup. terpaksa didorong rame-rame. hehehe... kayak di Indonesia saja. tu, wa, ga... brrrppp... berrrppp...

bersambung

Sunday, April 14, 2002

india trip 7: monumen cinta

dongengannya dilanjut lagi ya, sori baru sempat nongol dan nulis cerita... kali ini tentang ekskursi ke Agra, tepatnya ke Taj Mahal yang sering disebut-sebut sebagai monumen cinta.

hari sabtu (13/4) kami musti bangun pagi-pagi benar (pkl. 5.30) karena menurut rencana bus akan menjemput kami pkl. 06.30. sarapan pagi pun tak seperti biasa. kali ini dipak dan dibagikan di bus. namun, rupanya orang india juga tak luput dengan jam karet, pkl. 08.00 baru kami berangkat meninggalkan Delhi. kali ini aku ikut di bis yang berbeda dengan sebelumnya, tour leadernya beda, penghuninya semua laki-laki, dan tanpa Tuhina. dia ikut dengan bis yang satunya lagi.

perjalanan nggak semeriah dengan minggu lalu. namun untunglah tour leadernya suka menceritakan joke dan mengundang para peserta untuk berbagi joke. kusebut "dirty joke" karena semuanya seputar yang jorok dan rada porno... (jopor, hehehe...). maklum, semua penumpang bis adalah laki-laki :-) ada kisah tentang jenis-jenis ikan, ada cerita tentang 50 rupee, ada tentang cigarette, dll. daripada aku diumpat lewat e-mail, aku tidak akan menceritakan detailnya di forum ini, hehehe...

cerita jorok yang lebih menarik untuk diceritakan sebetulnya adalah kisah cinta dibalik Taj Mahal. adalah Kaisar Shah Jahan mempunyai isteri yang sangat dicintainya bernama Mumtaz Mahal. sayangnya, Mumtaz Mahal meninggal saat melahirkan putera ke-14. untuk mengabadikan kenangan akan isterinya, Shah Jahan memulai proyek membangun istana Taj Mahal selama 22 tahun. dan tidak main-main, seluruh tenaga dan material terbaik dikerahkan untuk itu. marmer dan tukang terbaik dari Italia, ahli batu-batuan berharga, serta kebun yang indah... seperti sihir, semuanya tercipta. demi kenangan akan Mumtaz Mahal.

sayang, Shah Jahan sang Mughal (mogul) yang terkenal karena juga banyak membangun monumen indah di Delhi spt. Jama Masjid, Red Fort, akhir hidupnya kuranglah elok. ia ditangkap oleh puteranya yang keempat (Aurangzeb) dan dipenjara di Agra Fort.

di Agra Fort yang terdapat di pesisir Sungai Yamuna, Shah Jahan selalu memandang ke Taj Mahal lewat sebuah lubang kecil tempat ia disekap. di sana ia mengakhiri hidup (dieksekusi?), dan makamnya nggak jelas tepatnya dimana. banyak yang mengira bahwa makam yang terdapat di samping kuburan Mumtaz Mahal (isterinya) adalah makam Shah Jahan. Makam itu memang dibuat oleh Shah Jahan agar dapat berdampingan dengan makam isterinya, namun itu tidak terjadi. ada yang mengatakan makam Shah terdapat di Agra Fort, ada pula yang bilang terdapat di tempat lain.

cerita joroknya mana? ya itu tadi... hehehe, pengkhianatan Aurangzeb terhadap ayahnya, bukankah itu sangat jorok?! J

siang hari kami mampir dulu di hotel di Agra untuk makan siang... ada yang spesial: daging ayam dan domba (lamb biryani alias nasi goreng domba)... nyam. bayangkanlah serigala yang belum pernah makan daging berhadapan dengan mangsanya... hehehe. sampai ada yang bermimpi, bagaimana kalo menu seperti ini yang dihidangkan di Kanishka dan Tata... it could be heaven for us!

perjalanan dilanjutkan memasuki kawasan Taj Mahal. terdapat reruntuhan kawasan industri di sekitarnya. belum lama ini diterapkan peraturan yang melarang industri yang menghasilkan polusi udara beroperasi dalam area 50 km dari Taj Mahal. ini untuk melindungi marmer Taj dari noda polusi, industri musti rela ngacir atau digusur.

ada keunikan Taj, pada senja hari bangunan ini berpendar kebiruan, sedangkan pada malam hari saat bulan purnama bangunan ini akan memancarkan cahaya indah. kabarnya banyak pasangan kekasih suka datang pada malam bulan purnama ke Taj untuk menyaksikan keindahan Taj dan mengekalkan cinta. ada cerita, sewaktu terjadi perang di India (perang dunia?), seluruh bangunan Taj diselubungi dengan kain hitam supaya tidak kelihatan oleh musuh dari jarak jauh dan tidak dijadikan sasaran rudal musuh.

bus kami diparkir dulu, kemudian ada bus khusus mengantar ke gerbang Taj. kami sudah diwanti-wanti untuk tidak membawa rokok, senjata tajam ataupun ponsel. rokok dan senjata tajam bisa dimengerti, kalo ponsel aku dan teman2 nggak ngerti... kali gelombang interferensi HP bisa merusak bangunan Taj, ya? :-) katanya petugasnya tidak segan2 mengambil bila ditemukan ada yang bawa masuk ke lokasi Taj.

dan memang, di depan gerbang luar Taj orang pada ngantri untuk melewati pintu detektor logam sebelum dirogoh seluruh isi tas dan pakaian di badannya. kami memasuki halaman depan Taj dalam rombongan. ini pesan khusus tour leader supaya nggak ada peserta yang nyasar atau nyempil di rombongan lain... susah nyarinya.

kami sampai di gerbang Taj, mirip bangunan mesjid atau tampak luar Taj, hanya saja terbuat dari susunan batu merah, besar dan megah. di atasnya terdapat 11 buah bulatan mirip kubah mesjid berjejer. katanya di sisi lain Taj juga ada gerbang begini lagi, ini menunjukkan 22 tahun pembangunan Taj. setelah melewati pemeriksaan di gerbang ini (lagi), baru bisa masuk...

dan memang indah. bangunan ini langsung menusuk semua perhatian peserta. langsung berfoto-foto. padahal bangunan ini masih terletak jauh di sana. namun rasanya sudah sampai. tamannya sangat asri, di tengahnya ada kolam. kami dikumpulkan di sisi kiri untuk mendengarkan ocehan tour leader sekali lagi, baru kemudian bebas berkeliaran ke bangunan Taj.


kami berjalan ke sana, sampai di kaki bangunan disuruh lepas alas kaki. panasnya lantai di siang bolong! ada rombongan turis bule, mereka dapat servis alas kaki dari kain untuk masuk ke Taj. semua lapisan bangunan ini terbuat dari marmer. memasuki pintu utamanya tampak ruang dalam tempat makam Mumtaz Mahal yang gelap, untung ada jendela di kubahnya (mirip gaya bangunan Gothik). ada tangga menuju ke lantai bawah, namun dipasangi pintu teralis. pengunjung tak boleh masuk ke sana.

setelah baca Lonely Planet, baru aku tahu bahwa sesungguhnya makam asli terdapat di lantai bawah! mengapa pengunjung nggak boleh ke sana? karena makamnya dihiasi batu-batu permata yang luar biasa indah dan mahal! yang disajikan di lantai atas adalah 2 makam berjejer dikelilingi sekat ukir terbuat dari marmer, pengunjung hanya dapat mengintip dan mengira itu makam asli... ukiran bunga-bunga pada marmernya sangat indah, bila disenter, yang terlihat adalah ukiran bunganya yang bercaya. bila meraung ke atas, maka akan terdengar pantulan gema di seluruh ruang, dan ini bisa bikin bulu kuduk merinding... hehehe.

ada pengunjung yang kulihat nekat memotret makam (palsu) tsb. dan petugas langsung menghampirinya. ia bilang nggak tahu ada aturan dilarang motret. tetap saja filmnya diminta oleh petugas secara paksa. nasiiib. untung gue nggak ikutan nekat begitu ya? sayang sama film-film yang sudah kupake motret.

lalu jalan keliling bangunan Taj. ia diapit oleh dua bangunan serupa mesjid di kanan-kirinya (timur dan barat) yang persis sama bentuknya. hanya yang di sebelah barat adalah mesjid sungguhan. yang di timur bukan. mengapa? ya, karena kiblatnya ke barat, nggak mungkin bangunan di sebelah timur kiblaynya ditaruh di pintu! bangunan ini dibuat sebagai penyeimbang (simetris). dan seluruh ornamen di kompleks Taj memang dibuat simetris (seimbang), kecuali satu: makam yang diperuntukkan bagi Shah Jahan.

di belakang Taj mengalir Sungai Yamuna. di seberangnya ada sawah yang baru saja dipanen. indah sekali. bila melihat ke langit ada burung-burung elang berterbangan. yang ada hanyalah kelegaan. mungkin inilah yang dimaksudkan Shah Jahan dengan bangunan semahal ini. impiannya memang gila. dan ia memang gila, ia tidak dapat menikmati selesainya bangunan ini. ia mati dalam pengasingan, memandang makam istrinya tercinta dari sebuah lubang di Agra Fort. dan pembangunan diteruskan, bahkan sampai sekarang Unesco telah mengeluarkan banyak dana untuk melestarikannya dari kerusakan.

senja telah tiba, kami bergegas pulang. sebelumnya mampir di toko kerajinan marmer dan beberapa teman berbelanja di sana. bus melaju kembali menuju ke delhi. menuju ke alam nyata... welcome to the real world!

bersambung

Thursday, April 11, 2002

india trip 6 : walking-walking

ehhemm...
sebetulnya sih malam ini aku mau pergi nonton pekan festival film eropa di Siri Fort Auditorium... mulainya jam 20.00. namun karena tempatnya lumayan jauh dari sini, mungkin besok baru ke sana. padahal malam ini pertunjukan pkl. 20.00 film Italia: Ask me if I am happy.

aku suka film Italia, pertama logat bicaranya enak didengar (mirip Indonesia), kedua: tema film-nya biasanya humanis... waktu aku nanya ke miss Tuhina bagaimana pendapatnya mengenai logat bicara orang Indonesia, dia bilang: lucu kedengaran di telinganya... hehehe. padahal lebih lucu lagi kalo dengar mereka ngomong pake bahasa Hindi. setiap kali di dalam bis kernetnya teriak: "calo... calo..." artinya: maju... maju... kami jadi suka berteriak seperti itu: calo-calo... kalo berhenti: ruko. itu sih di indonesia: rumah toko.

pagi tadi rupanya beberapa penyanyi indonesia ikutan di bis kami menuju ke noida. ada kelompok Padi, Gigi dan Melly... ketika lagi bete di perjalanan, tiba-tiba mereka di belakang pada nyanyi lagu-lagu Indo. "Mahadewi"... si Tuhina kontan menoleh ke belakang. dia heran dan bertanya, "siapa tuh yang nyanyi, kok nggak kelihatan?" ternyata ada teman yang menyalakan laptop dan memutar lagu2 MP3, terus mereka nyanyi sambil terpejam di kursi... hehehe.
Tuhina bilang, lagu Indonesia enak di dengar... ia sihh, orang lagi homesick begini. :-) setiap hari di kamar putar puluhan saluran tv, yang ada cuma lagu-lagu india kuno maupun modern... dan nggak main-main, salurannya pake merek internasional: MTV, Sony, Z teve, StarTV, Discovery (pake bahasa India!), BBC, HBO... rupanya mereka punya stasiun India. lagu-lagu barat jarang sekali muncul. lama kelamaan jadi bosan juga nonton tv, selain mengikuti saluran berita.

sabtu kemarin kami dapat kesempatan untuk tour keliling Old Delhi. tujuan pertama ke Jama Masjid (means: Friday Mosque). ini mesjid tertua di India, bangunannya megah dan luas sekali. ada tour guide yang memandu kami, di samping miss Tuhina yang membahasakannya secara sederhana kepada kami. maklum guidenya bicara kencang sekali. masuk di Jama Masjid menaiki tangga batu yang cukup tinggi, kemudian di gerbangnya melepas sendal/sepatu. kamera dikenai charge Rs 100. aku ngumpetin kameraku di saku celana sehingga bisa lolos... hehehe.


halaman dalamnya luas sekali. banyak burung merpati dan elang berterbangan. Oh ya, seluruh kota delhi sangat khas dengan burung-burung yang terbang bebas di udara. banyak jenis burung bisa dilihat, dan mereka jinak-jinak, tidak takut pada manusia. di halaman masjid jama banyak jagung ditaburkan di halaman untuk makanan mereka. di tengah halaman terdapat kolam air untuk wudhu. aku ke sana untuk membasuh kaki, tangan dan kepala...

setelah dari sana, kami menuju ke Rajghat. kota Old Delhi adalah pusat pemerintahan India setelah dipindahkan dari Kalkutta (kolkata) oleh pemerintah Inggris. bangunan-bangunan di sini masih dipertahankan keasliannya, sangat padat dan macet, seperti masuk ke pasar saja. banyak pedagang buah, gorengan, dan ayam serta ikan! sayang kami nggak dapat mampir untuk membeli daging ayam/ikan di sini :-(... maklum kami dilatih jadi vegetarian, hehehe. Belum lagi ada karnaval gajah hias yang mengangkut patung entah siapa sedang lewat... jalanannya komplit macet.

Rajghat adalah areal pemakaman Mahatma Gandhi. lokasinya di pesisir sungai Yamuna yang subur. ironisnya, di sepanjang pesisir ini klan Gandhi bersemayam dalam keabadian. ada Indira Gandhi, Rajiv Gandhi, dan beberapa lagi.. namun yang kami kunjungi hanya Rajghat tempat abu Mahatma Gandhi disemayamkan. tempatnya sangat asri dengan lapangan rumput. kami pun musti melepas alas kaki.
lantai batu ke tengah areal tidak terasa panas, padahal kami tiba tengah hari. terdapat semacam makam terbuat dari batu granit hitam, di sebelah kepalanya menyala obor abadi, tak kan kunjung dipadamkan... mungkin ini simbol semangat Gandhi yang tetap menyala di hati India. ada tulisan Hindi di atas makam batu granit tsb, kata Tuhina berarti: "O God, to you I lay my soul"... setelah itu kami jalan kaki lagi kembali ke bis.

kali ini menuju ke Kuil Sikh (Gurudwara). pertama tiba, kami berkumpul di tempat informasi resmi mengenai areal kuil ini. peringatan dilarang membawa rokok terus diulang-ulang. keunikan orang Sikh rupanya ada pantangan merokok dan mereka tidak pernah memotong rambut seumur hidup (hanya sekali saja sewaktu masih balita). makanya dua usaha dagang ini nggak bakalan berani buka usaha di tengah Sikh: Marlboro dan barber shop... hehehe.

kami masuk ke kuilnya bersama para peziarah lain. sewaktu naik tangga memasuki kuil, tangan mereka menyentuh lantai lalu diusapkan ke jidat, mulut dan dada. aku pun coba mengikuti. di dalam ada pedanda (pemuka hindu kalo di bali sih) lagi duduk memegang untaian kembang. para peziarah mengatupkan tangan di belakangnya. aku pun juga ikut... teman-teman rombongan nggak berani mendekat. aku menunggu sampai diberi kembang oleh pedanda. dan diberi! hehehe... kembang mawar dan kembang kuning, harum sekali.

kami sempat membeli beberapa souvenir di sana: pedang dan pisau. nah ini yang masih membingungkan, katanya bakalan ditahan kalo melewati imigrasi nanti. Ada teman yang gila ngumpulin koleksi pedang. dia tenang-tenang saja... mungkin karena dia orang pemda di Sumatera... hehehe.

habis itu, kami ke Tata Infotech di Srikandra road untuk makan siang: pizza Domino. kali ini non-veg alias pake ayam... nyam. pizzanya enak sekali, karena potongan daging ayamnya gede sekali... hehehe, dasar karnivora!

lalu lanjut ke India Gate (sudah pernah kusinggahi sebelumnya) dan ke rumah presiden (Rashtrapati Bhavan). kami nggak bisa mampir di sini, karena alasan sekuriti nggak ada bis yang boleh berhenti di situ.

kami lanjutkan perjalanan ke Lotus Temple. ini kuil Bahai. bentuk bangunannya seperti Lotus raksasa. dan memang khas... mereka percaya pada api. Eternal flame. kami pertama kali diajak audiensi dengan seorang juru bicaranya (kukira malah pendetanya), orang Amrik bernama David... segala mengenai Bahai. Gila juga, mereka menganut semua ajaran nabi-nabi semua agama! wahhh, ini sih namanya gado-gado. cita-citanya lumayan ideal: perdamaian bagi dunia tanpa diskriminasi. kami masuk ke Lotus temple, dan memang ruangannya nggak pakai ornamen apa pun selain kursi untuk duduk, dan... bengong.

aku sempat foto ruangannya... kemudian dapat teguran dari seorang petugas Bahai. galak juga tuh cewek, dia bilang: heh, dengar nggak penyampaian tadi nggak boleh motret di sini?! kukira tadi si David nggak bilang gitu kok. ihhh, aku jadi nggak enak... secara bergurau aku bilang ke teman-teman, tadinya sih aku tertarik mau masuk ke aliran Bahai, tapi setelah tahu bahwa mereka ternyata bisa juga marah... nggak jadi deh. hehehe....

tapi halamannya yang dihiasi tanaman kembang-kembang memang sangat menarik dan indah! sewaktu jalan keluar kompleks, ada stand Coca-Cola ternyata di areal kuil ini. waahh, agama manapun kayaknya masih kalah dari agama satu ini: Coca-cola... tersedia di mana saja! tanpa membedakan suku bangsa, kasta, aliran politik... always! "life ho to aisi", itu bunyi iklan Coke di sini (artinya dlm bhs Hindi: hidup seharusnya seperti ini).

lalu kami meneruskan perjalanan ke Qutub Minar. ini bangunan kuno yang berupa menara batu. di dindingnya ada relief Qur'an, indah sekali. sayang pengunjung tidak diperbolehkan lagi naik ke atas menaranya, setelah beberapa korban jatuh dari atas menara, entah sengaja (suicide) ataupun insiden (katanya pernah ada serombongan anak sekolah naik ke atas menara, tiba-tiba lampu padam, meraka panik berebutan turun, dan banyak yang tewas)...

hari telah sore, dan bis mengantar kami kembali ke hotel. di perjalanan, gantian si Tuhina ngerjain kami. dia meminta semua wakil daerah di Indonesia untuk maju menceritakan kekhasan daerahnya... kami ketawa-ketawa sepanjang jalan. maklum, tidak hanya itu saja, kami diminta menyanyi atau berpuisi.

ada teman dari Yogya, dia membawakan sajak Chairil Anwar, dan coba menerjemahkannya secara tidak resmi. begini bunyinya:
Me
if my time has come, i don't want anybody to seduce me
neither you!
(jeritnya sambil nunjuk ke Tuhina, kontan kami ketawa ngakak...)

i am just an animal bitch
threw out from his group

and i want live
one thousand year more
...


plok-plok-plok
ramai sekali...

bersambung

Tuesday, April 09, 2002

india trip 5 : home sick home

hai,
sorry lama nggak nongol, beberapa dari peserta sempat sakit di sini... nggak berat-berat amat, paling flu, batuk dan home sick... setiap pagi setelah sarapan pagi di hotel, kami dijemput dengan bus sekolah (sungguh, depan bis tertulis "school bus"). tempat training kami lumayan jauh, lebih satu jam perjalanan keluar delhi menyeberangi sungai yamuna, menuju daerah industri bernama "noida".

noida adalah distrik departemen industri, singkatan dari New Okhla Industrial District Area, khususnya untuk ekspor. sepanjang jalan panas terik dan berdebu. melewati beberapa kawasan kumuh delhi. gubuk-gubuk seperti rumah liliput berjejer (sebut saja "bantar gebang"-nya delhi), sangat kontras dengan mobil-mobil yang lalu lalang dan proyek pipa air dari sungai yamuna untuk distribusi air minum penduduk delhi. sampai di kantor tata di noida, suhunya menjadi dingin ekstrim. apalagi kalo bukan karena pendingin ruangan. sialnya, mereka memakai AC sentral, pengaturan dari luar ruangan.

makan siang di tata infotech memang ajaib. menunya dari hari ke hari, percaya tidak, semua sama: roti, nasi, dhal (kacang atau kentang masak bumbu kari), acar wortel/tomat... secara bergurau kubilang, ini kali ya kunci sukses perusahaan tata, di semua cabangnya menunya semua seragam. sewaktu di tempat training pertama (sikandra road) menunya sama dengan di noida. Vegetarian menu. miss Tuhina bilang memang demikianlah menu di tata... :-) jam makan siang, keluar dari kelas, kami antri mengambil nampan logam untuk diisi dengan makanan tadi... hehehe, teman bilang ini sih kayak reuni penghuni penjara cipinang.

sarapan pagi di hotel? jangan ditanya. menunya juga seragam dari hari ke hari. dan vegetarian pula.

selesai tutorial sore hari, bis sekolah sudah menjemput kami. melewati jalan yang sama dengan suhu panas dan berdebu... rasanya kami sudah merindukan cepat-cepat tiba di kamar hotel. dan memang beberapa jadi jatuh sakit. ada teman yang homesick, dia bilang rasanya pingin balik ke jakarta untuk memeluk bantal gulingnya... hehehe. soalnya di hotel cuma ada bantal kepala. bila sudah demikian, biasanya kami ketawa-ketawa ngobrol mencoba melupakan panasnya delhi...

ada satu tempat makan yang terselip di Janpath road. namanya "Don't Pass Me By". tempat ini menjadi hiburan tersendiri bagi semua peserta dari Indonesia. kebanyakan pada saat makan malam suka lari ke sini. apalagi kalo bukan karena di sini menyediakan menu bernama "nasi gerong". sungguh, di daftar menunya tertera demikian. isu tentang masakan ini sudah tersebar jauh hari di antara peserta saat sarapan pagi.

aku mau mencobanya. lumayan harganya Rs45, paling mahal di antara masakan lain di menunya. campurannya rupanya yang bikin enak: ayam, kacang kapri, dan "chapter one" (bab-1)... hahaha. itu kata tukang masaknya padaku. ya astaga, padahal teman-teman yang lebih dahulu mengetahui tempat ini seharusnya tidak boleh makan campuran ini. tapi tukang masaknya bilang, ia tinggal menyesuaikan campuran "nasi gerong"nya bila memang diminta.

rumah makan "Don't Pass Me By" memang unik. yang masak orang India, tapi bossnya dari Nepal. Don't Pass Me By itu terjemahan dari istilah Nepal: "Lhama". aku lebih suka masakan Chicken Fried Rice/Noodle-nya. di sinilah hari-hari kami sebagai vegetarian berakhir... :-)percaya tidak, buku independen macam Lonely Planet ternyata merekomendasikan tempat ini.

di antara teman-teman muncul beberapa kosa kata bahasa Inggris yang baru. pernah waktu kami serombongan naik bus menuju ke NIC (National Information Centre) alias departemen informasi negara India, kami terpaksa lama menunggu di bus. karena Mr Puneet lagi nego sama Inspektur Vijay yang jaga di gerbang. uhh, sangar amat sistem keamanan kantor ini. di samping pos jaga keamanan, ada setumpuk karung pasir dengan senapan AK 47 terkokang, dan inspektur Vijay ada di baliknya. teman langsung nyelutuk: ini sih namanya "throwing-throwing time"... (buang-buang waktu, maksudnya), hehehe...

kemudian, inspektur vijay masuk ke dalam bus kami memeriksa satu persatu penumpang, baru bus kami boleh masuk... teman langsung nyelutuk: heh, don't mix follow, ya... kami jadi cekikikan (maksudnya: heh, jangan ikut campur, ya...).

sampai di gedung NIC, semua kamera foto dan video musti ditinggalkan di front desk. tanpa kecuali. kemudian naik ke lantai 7, tempat konferensinya. Beberapa bangunan pemerintah di Delhi tampak sangat kontras. dijaga sangat ketat dari segi keamanan, namun dari segi kebersihan? no way. beberapa tempat dan sudut terlihat sangat kotor dan berdebu, malahan mirip gudang.

di ruangan konferensinya kami dijelaskan fungsi vital NIC bagi india. NIC rupanya mengambil alih semua fungsi informasi semua sektor di India. Termasuk infrastruktur jaringan pipa air, listrik, telepon dll. mereka memiliki detail gambar lorong-lorong kota delhi dan pipa-pipa yang terhubung di sana. Sehingga jarang terlihat ada penggalian jalanan, karena semuanya terkoordinasi baik. saat ini mereka sedang mengerjakan proyek kereta bawah tanah, bernama Delhi Metro. di lokasi tempat rel Metro ini terhubung, tidak terlihat pembongkaran tanah secara mencolok.

tiba di hotel, seorang teman langsung berteriak: "my stomach is not delicious..." , sesaat kami bingung maksudnya apa. ternyata dia mau bilang bahwa perutnya nggak enak rasanya... hahaha. kami tertawa setelah ia menjelaskan. dan memang ia kreatif dalam menciptakan plesetan bahasa Inggris.

demikianlah homesick-nya peserta dari Indonesia, jadi kangen dengan segala sesuatu yang ada di Indonesia: makanannya, iklimnya, dll...

bersambung
[india trip berikut aku akan ceritakan pengalaman acara jalan-jalan rombongan kami ke beberapa obyek wisata di Old Delhi... sudah malam sihh, aku musti ke Don't Pass Me By...:-)]

Tuesday, April 02, 2002

india trip 4 : easter!

nah kali ini tentang perayaan paskah di India...
selamat paskah buat rekan-rekan yang merayakan! hari Jumat kemarin bertepatan dengan hari raya Holi. banyak teman yang takut keluar dari hotel setelah diwanti-wanti Mr. Puneet mengenai kekerasan yang sering terjadi di Holi. ada iklan layanan masyarakat dari kepolisian dimuat koran lokal yang mengingatkan bahaya "hooli-ganism" di hari Holi, dikisahkan seorang perempuan yang takut keluar rumah pada hari Holi setelah kakaknya pria menjadi buta setelah kena semprotan warna di matanya setahun lalu.

aku sih pingin melihat jalan yang tampak lengang. apalagi penasaran mencari lokasi Katedral, setelah semalam nyasar di Presbyterian Free Church. ada sopir rickshaw melihat dan mengejarku, ia pingin menggosokku dengan bubuk warna untuk merayakan Holi denganku... aku bilang, sorry, please don't do that... hehehe. ia pun pergi. kemudian balik lagi, nanya kemana aku mau pergi. aku bilang "just walking". Dia bilang semua toko-toko pada tutup hari ini. ia minta Rs. 10 untuk mengantarku ke pasar. lalu ia membawaku jalan melewati Katedral menuju Emporium Market. ternyata ini gedung tempat jualan kerajinan... mahal-mahal lagi. di sana aku cuma terpesona melihat kerajinan tangan, dan melihat harganya... alamak! penjualnya nanya, sudah punya istri? aku jawab belum. dia bilang untuk pacarmu saja deh... aku bilang, wah repot nih, aku punya pacar hampir di semua kota... hahaha. and I won't spend all my money for those things... hahaha.

kami lalu ngobrol. penjaganya pria amat senang diajak ngobrol. dia bilang Sharukh Khan (aktor di Kuch Kuch Hota Hai) amat terkenal di sini. bahkan ada rekan kerjanya (perempuan) mati-matian akan membelanya jika Sharukh Khan dijelek-jelekkan... hehehe. tanpa dia bilang begitu, aku sudah tahu dari saluran tv yang setiap hari diputar di kamar. Sharukh Khan jadi model iklan mobil, telepon selular, dll. malahan ada kaset lagu yang ia nyanyikan dengan pemain latar (background) Vajpayee, PM India! Miss Dolly, tutor kami bilang, itu bukan Sharukh Khan yang nyanyi, dia cuma dubbing pake suara orang lain. dasar! sayang si Kajol nggak pernah nongol di tv. kata penjaga toko di Emporium, eranya emang sudah lewat. ada bintang yang bersinar, ada yang meredup....

dari Emporium, sopir bajaj yang ternyata setia menunggu di luar mengantarku ke Katedral. pkl. 14.15. kupikir ibadat Jumat Agung (wafat Yesus) dimulai pkl. 1500. ternyata sudah dimulai, gereja sudah penuh.
ada layar tancap ditaruh di depan. ternyata film Jesus of Nazareth diputar. khususnya adegan Kisah Sengsara yang mengiringi setiap perhentian (stasi). diselingi dengan kilasan adegan kesengsaraan masyarakat, seperti kerusuhan di Gujarat, pembunuhan perempuan, aborsi, kemiskinan... wow, terkesan vulgar. tapi bukankah itu adegan sejarah manusia yang terus diputar ulang di panggung kehidupan? dan itulah yang mengantarku merenungkan wafat Yesus di hari itu.

selesai jalan salib, pkl. 15.15, ternyata ada Pak Sungkana dan Pak Agus, mereka baru saja masuk, karena mengira ibadat mulai pkl. 1500. kami lalu jalan-jalan ke perpustakaan katedral. di sana sedang ada eksibisi bertema "Kekerasan dan Perdamaian" oleh komisi justice and peace India. di sana dipaparkan kliping berita kekerasan di India, terlebih foto-foto pembunuhan di Gujarat. Atas nama Ram (Dewa Rama?) umat beragama saling membunuh! mereka memperebutkan Kuil Hindu dan Masjid yang dibangun pada lokasi yang sama... dan foto orang-orang yang hangus terbakar di KA benar-benar mengerikan!

Ibadat Jumat Agung baru mulai pkl. 18.30. kami kembali ke hotel untuk istirahat. kemudian setelah mandi, jalan lagi menyusuri Ashoka Road ke Katedral, ternyata jaraknya cuma 20 menit jalan kaki. Ibadat diadakan di tengah lapangan St. Columba's School. beratapkan langit. duduk berjejer-jejer manusia dari beberapa bangsa: Eropa, Afrika, Asia... yang lebih seru adalah perayaan Malam Paskah, Sabtu pkl. 2300!
dan kami ke sana kembali keesokan harinya, merayakan Paskah di tengah lapangan. untung aku bawa sweater tebal. ada teman yang bukan katolik juga ikut. Misa malam paskah dipimpin uskup agung (archbishop) dalam bahasa Hindi dan English bergantian. aku senang sekali dengan kelompok penyanyinya, terdiri dari anak-anak muda, suaranya merdu sekali dan iramanya nge-pop. tidak ada dirigen yang memimpin, tapi nyanyinya kompak sekali...

kupikir dalam hal ini mereka lebih maju daripada kita :-)
sewaktu uskup kotbah aku cuma nangkap istilah Hindi "pyaar hota hai" (cinta pada kita), "prabhu Jesu" (Gusti Yesus), dan beberapa yang sempat kupelajari di film India... hehehe. untung habis itu, uskup pakai bahasa Inggris.

oh ya, sewaktu datang kami berkenalan dengan suster dari MC (Missionary of Charity) dari Suster Theresa. kebetulan susternya dari Filipina. cuma anehnya dia nggak mau difoto bareng, katanya ini larangan bagi mereka para suster untuk difoto... kubilang, tuh Mother Theresa banyak difoto kok. dia jawab, itu sih lain cerita... hahaha.

misa selesai pkl. 0200 pagi. happy easter!
kami berempat jalan kaki kembali ke hotel. menyusuri jalan Ashoka yang sepi.

bersambung

india trip 3 : boneka india

wah trainingnya sampai jam 1700, pulang capek... lagipula fasilitas internet di tata infotech nggak diberikan kepada peserta training L, jadi pulang training kalo sempat baru ke warnet di connaught place, jalan sekitar 2 km.

kemarin (senin) habis training kami sempat jalan-jalan ke india international centre, alias pusat kebudayaan india (seperti IKJ/TIM), kebetulan ada festival tarian tradisional india selama 2 hari, kemarin hari terakhir. kami naik auto-rickshaw (kayak bajaj) bertiga. sopirnya sempat nakal pura-pura tidak tahu dimana tempatnya, kami diajak putar-putar nyari dan minta ongkos tambahan, untung ada teman dari bali yang sudah ke sana pada hari pertama pertunjukan. ketika sampai di lokasi sopirnya bilang: 'kukira tadi bilang Indira International Centre', gila nggak??

soal tipuan gini, Buku Lonely Planet cukup membantu. ada teman yang kena tipu waktu jalan-jalan ke Janpath Market pada hari pertama tiba di Delhi. saat menyeberang jalan lewat subway (oh ya, lalu lintas di delhi sangat ramai, tempat nyebrangnya lewat bawah tanah, ada 4 terowongan ke 4 arah), ada 2 orang
mendekati mereka berdua. katanya ada kotoran (maaf, "tahi") di sepatunya... dia melihat, dan memang benar, katanya... orang india itu nawarin untuk membersihkan dengan kain lap dan semir yang dibawa. tapi dia minta bayaran dalam USD. karena dia bawa USD 5, akhirnya deal. sepatunya dilap dan digosok mengkilap...
saat di hotel dia ceritakan kisah ini, lantas ada teman bilang, tipuan begini mpakai cara sugesti/hipnotis kali ya... soalnya di Lonely Planet ada warning soal tipuan ini. setelah itu, ia jadi penasaran ingin kembali ke subway, mencari orang tsb dan meyakinkan diri bahwa itu memang kotoran sungguhan! hahaha...

kembali ke festival tarian, wahhh... selama 2 jam kami mabok menikmati pertunjukan tarian tradisional India. sayangnya kami nggak ngerti jalan ceritanya, selain ketika penari tsb melakonkan sedang menarik kain tanpa kunjung putus... kalo nggak salah ada di Mahabharata ttg Dewi Drupadi yang kain sari-nya hendak dibuka oleh Dursasana. mengherankan, penarinya perempuan rata-rata gendut dan sudah berusia... namun ada penari yang muda-muda kelihatan seperti boneka, kusebut Boneka dari India. lincah sekali seperti robot mengikuti tabuhan gendang, petikan sitar dan nyanyian ekstase sang penyanyi. ada beberapa teman menyusul masuk ke gedung pertunjukan, sehingga kami berdelapan di sana. selesai pukul 21.30... rickshaw motor nggak ada lagi, terpaksa jalan kaki menyusuri jalan sambil ketawa ketika melihat ada seekor sapi dengan santainya melenggang di tengah jalan. mobil-mobil yang malah minggir...

untung di tengah perjalanan ketemu rickshaw. sopirnya menawarkan Rs 40 untuk ber-4, dan Rs 80 untuk berdelapan! Ini mah gila! mobil seukuran bajaj mau di-isi 8 orang plus sopir! karena kami masih waras, 4 orang yang paling tua (al. Pak Sungkana dan Pak Ferry dari Papua) yang duluan berangkat.

Oh ya, sore ini Presiden Megawati beraudiensi dengan utusan peserta training. KBRI cuma menyediakan kesempatan untuk 10 orang saja. aku mah nggak ikut. Ntar dibilang kayak Pimred (pimpinan redaksi, red.) di Indonesia, ikut-ikutan pake uang negara jalan-jalan ke LN.... padahal kita mah pake uang pemerintah India lagi! hehehe...


sore ini aku jalan ke India Gate. monumen megah di tengah lapangan. Tampak mirip benteng Bradenberg di Eropa (Jerman?) ya? di masing-masing dindingnya terukir nama-nama 70.000 tentara India yang gugur dalam beberapa peperangan besar. Sehingga India Gate dikenal sebagai monumen pahlawan. tampak sekali betapa mereka respek pada pahlawannya dengan monumen semacam ini. pengunjung tidak diperbolehkan masuk menyentuh dindingnya, selain melihat dari jauh dan memotret. ada beberapa inspektur Vijaay J berjaga di sana dengan tulisan "do not enter".

bahan pelatihan kami di sini? UML (Unified Modelling Language) dengan Rational Rose. sekilas bisa dilihat pada www.rational.com/rose. rose ini sih bukan jenis bunga-bungaan, tapi bagaimana membuat model perancangan dan evaluasi sistem. aku juga mengumpulkan beberapa buku mengenai bahasa program yang kompatibel. tampaknya harus banyak belajar lagi nih... aku salut pada tutor kami, perempuan-perempuan India, tapi bukan main ilmu komputernya... ada teman yang iseng menanyakan kira-kira berapa gajinya di India ya? kalo di Jakarta, ia tentu bisa mendapat gaji yang lebih besar... aku bilang, jangan mimpi, karena mereka punya kecintaan yang lebih besar pada negerinya sehingga nggak terpengaruh iming-iming gaji tinggi di negara lain, sekalipun USA.

dan ironis bukan, mereka yang mengundang dan membayari kita di sini... di kaki lima, aku sempat baca majalah "India Today" tentang lawatan Megawati ke India. ada sindiran bahwa Indonesia negara perairan terbesar di dunia, tapi hingga sekarang Indonesia satu-satunya negara yang nggak kunjung lepas dari krisis ekonomi di Asia. kunjungan presiden juga dalam rangka minta bantuan kerjasama militer, buat membeli peralatan perang punya inspektur Vijaay... hehehe.

kayaknya indonesia perlu belajar banyak dari negeri boneka india, selain itu punya semangat kebanggaan pada diri (secara positif).

bersambung