Wednesday, April 24, 2002

india trip 9 : telling lie in delhi

salam,
warnet yang kupakai kali ini punya sistem baru. setiap pengunjung diberikan semacam nomor pin untuk dimasukkan ke terminal yang akan digunakan. dan setiap jam, komputernya langsung turn-off otomatis... menyebalkan sekali, padahal tadi sudah nulis cerita panjang dan e-mail ke pasar buku menanggapi mahalnya buku di Indonesia, eehhh... terhapus dengan percuma.

aku komplain ke admin warnet, dia bilang: khan tadi udah kubilang. mana?? tadi juga aku baru dapat hadiah yang dijanjikannya sebulan lalu, yakni sebuah dompet. pertama datang aku membayar paket hemat menjadi pelanggan di warnet ini sehingga dapat akses beberapa jam dengan hadiah sebuah dompet. setiap kali aku datang dan nanya, penjaganya bilang lagi diusahakan dompetnya... bayangkan sudah lebih sepuluh kali bolak-balik ke warnet ini, selalu diberi janji. Aku bilang, terus terang aku mau jadi pelanggan warnetnya cuma untuk dapat hadiah dompet itu... hehehe. maklum dompet punyaku sudah sobek lipatan punggungnya, maklum kebanyakn diisi uang, hahaha...

aku sudah beritahu penjaga warnet bahwa minggu ini adalah minggu terakhir kami di Delhi, dan terus saja ia janji: besok dompetnya ada. alamat hotel dan nomor kamar dimintanya, tapi dompet itu kagak muncul-muncul jua...

malam ini baru ia tersenyum manis memberikan hadiah dompet tsb, seraya berkata: "nah, apa kubilang khan? hadiahnya pasti datang..." sialan.

hari minggu aku pergi sendiri nonton Festival Film di Siri Fort, aku kena tipu penjual gorengan. rencananya ada pemutaran 3 film hari itu, karena hari minggu. selesai film pertama (film Norwegia lagi, kali ini film dokumenter kisah tokoh penjelajah kutub utara dan selatan) ada waktu jeda satu jam. karena lapar, aku beli burger pada penjual gorengan depan bioskop. aku nanya berapa harganya, dia nggak mau menjawab, langsung memberikan burger dengan saosnya. selesai makan, aku berikan lembaran Rs 50, dibalikin Rs 10 pada saya. aku nanya kok harganya Rs 40? dia bilang: rotinya Rs 20, isinya (sayur dan gorengan vegetarian) Rs 20. aku terus pergi, tapi mikir-mikir...

rasanya burger McD nggak sampai Rs 40 untuk burger vegetarian, malah di Janpath aku dulu dapat Rs 10/burger. aku kembali ke penjualnya, kebetulan ada beberapa perempuan membeli gorengan di sana. aku nanya penjualnya, dia pura-pura nggak dengar. aku langsung bilang: "Please do not cheat me..."
perempuan-perempuan yang ada di sana langsung nanya: ada apa. aku cerita bahwa penjualnya ngasih harga burgernya Rs 40, padahal maximum price burger Rs 20 (ada hal bagus di India, setiap produk pasti dicantumi harga bandrol, biasanya tertera "Maximum Price"). maka para perempuan tsb langsung "berkicau" dalam bahasa Hindi kepada sang penjual, sepertinya mereka menegur sang penjual... penjualnya terus megembalikan Rs 20 kepadaku. aku sudah telanjur dongkol, nggak jadi meneruskan pertunjukan film yang kedua. aku ngeloyor pulang...


naik auto-rickshaw, aku minta pengemudinya pakai meteran (argo)... karena Siri Fort sangat jauh dari hotel kami. waktu berangkat, aku membayar Rs 50 padahal di meterannya Rs 22. tapi karena sudah sepakat, maka kubayar saja. tiba di depan hotel, meterannya menunjukkan angka Rs 17, aku berikan sopirnya Rs 20 biar sekalian kembaliannya diambil saja... mumpung aku lagi baik... hehehe. eh, sopirnya ngamuk-ngamuk. dia bilang hitungan argo auto-rickshaw harus dikali dua plus pajak sehingga total Rs 40. aku ngasih lembaran Rs 10. dia masih marah, di dompetku tersisa Rs 5. aku nggak mau ngasih lembaran Rs 100, kuatir dia bilang nggak ada kembalian malah. aku bilang: ini uangku yang tersisa...
nggak mau ya sudah... aku langsung nyeberang masuk hotel. dengan kepala dongkol. it's a bad day...

hari sabtu kemarin aku coba ikut tour jalan kaki yang disarankan oleh Lonely Planet ke Old Delhi. ke sana naik auto-rickshaw, kali ini sopirnya baik, harganya ditawar murah dia mau... hehehe. sampai di lokasi (Lothian Road) yang ditunjukkan di peta Lonely Planet, aku bolak-balik jalan kaki mencari lokasi
situs bersejarah yang ada di peta... nggak ketemu-ketemu! sampai siang bolong yang ada malah jalan tol... sialan, aku ngumpat-ngumpat, soalnya cuaca panas
dan berdebu begini... akuterus jalan, sampai di tempat yang aku tak tahu di mana... pokoknya aku mau balik pulang ke hotel... aku panggil auto-rickshaw, dan thanks God. I'm saved!

hehehe...
itulah beberapa hal yang menyebalkan di Delhi.

bersambung

No comments: