ehhemm...
sebetulnya sih malam ini aku mau pergi nonton pekan festival film eropa di Siri Fort Auditorium... mulainya jam 20.00. namun karena tempatnya lumayan jauh dari sini, mungkin besok baru ke sana. padahal malam ini pertunjukan pkl. 20.00 film Italia: Ask me if I am happy.
aku suka film Italia, pertama logat bicaranya enak didengar (mirip Indonesia), kedua: tema film-nya biasanya humanis... waktu aku nanya ke miss Tuhina bagaimana pendapatnya mengenai logat bicara orang Indonesia, dia bilang: lucu kedengaran di telinganya... hehehe. padahal lebih lucu lagi kalo dengar mereka ngomong pake bahasa Hindi. setiap kali di dalam bis kernetnya teriak: "calo... calo..." artinya: maju... maju... kami jadi suka berteriak seperti itu: calo-calo... kalo berhenti: ruko. itu sih di indonesia: rumah toko.
pagi tadi rupanya beberapa penyanyi indonesia ikutan di bis kami menuju ke noida. ada kelompok Padi, Gigi dan Melly... ketika lagi bete di perjalanan, tiba-tiba mereka di belakang pada nyanyi lagu-lagu Indo. "Mahadewi"... si Tuhina kontan menoleh ke belakang. dia heran dan bertanya, "siapa tuh yang nyanyi, kok nggak kelihatan?" ternyata ada teman yang menyalakan laptop dan memutar lagu2 MP3, terus mereka nyanyi sambil terpejam di kursi... hehehe.
Tuhina bilang, lagu Indonesia enak di dengar... ia sihh, orang lagi homesick begini. :-) setiap hari di kamar putar puluhan saluran tv, yang ada cuma lagu-lagu india kuno maupun modern... dan nggak main-main, salurannya pake merek internasional: MTV, Sony, Z teve, StarTV, Discovery (pake bahasa India!), BBC, HBO... rupanya mereka punya stasiun India. lagu-lagu barat jarang sekali muncul. lama kelamaan jadi bosan juga nonton tv, selain mengikuti saluran berita.
sabtu kemarin kami dapat kesempatan untuk tour keliling Old Delhi. tujuan pertama ke Jama Masjid (means: Friday Mosque). ini mesjid tertua di India, bangunannya megah dan luas sekali. ada tour guide yang memandu kami, di samping miss Tuhina yang membahasakannya secara sederhana kepada kami. maklum guidenya bicara kencang sekali. masuk di Jama Masjid menaiki tangga batu yang cukup tinggi, kemudian di gerbangnya melepas sendal/sepatu. kamera dikenai charge Rs 100. aku ngumpetin kameraku di saku celana sehingga bisa lolos... hehehe.
halaman dalamnya luas sekali. banyak burung merpati dan elang berterbangan. Oh ya, seluruh kota delhi sangat khas dengan burung-burung yang terbang bebas di udara. banyak jenis burung bisa dilihat, dan mereka jinak-jinak, tidak takut pada manusia. di halaman masjid jama banyak jagung ditaburkan di halaman untuk makanan mereka. di tengah halaman terdapat kolam air untuk wudhu. aku ke sana untuk membasuh kaki, tangan dan kepala...
setelah dari sana, kami menuju ke Rajghat. kota Old Delhi adalah pusat pemerintahan India setelah dipindahkan dari Kalkutta (kolkata) oleh pemerintah Inggris. bangunan-bangunan di sini masih dipertahankan keasliannya, sangat padat dan macet, seperti masuk ke pasar saja. banyak pedagang buah, gorengan, dan ayam serta ikan! sayang kami nggak dapat mampir untuk membeli daging ayam/ikan di sini :-(... maklum kami dilatih jadi vegetarian, hehehe. Belum lagi ada karnaval gajah hias yang mengangkut patung entah siapa sedang lewat... jalanannya komplit macet.
Rajghat adalah areal pemakaman Mahatma Gandhi. lokasinya di pesisir sungai Yamuna yang subur. ironisnya, di sepanjang pesisir ini klan Gandhi bersemayam dalam keabadian. ada Indira Gandhi, Rajiv Gandhi, dan beberapa lagi.. namun yang kami kunjungi hanya Rajghat tempat abu Mahatma Gandhi disemayamkan. tempatnya sangat asri dengan lapangan rumput. kami pun musti melepas alas kaki.
lantai batu ke tengah areal tidak terasa panas, padahal kami tiba tengah hari. terdapat semacam makam terbuat dari batu granit hitam, di sebelah kepalanya menyala obor abadi, tak kan kunjung dipadamkan... mungkin ini simbol semangat Gandhi yang tetap menyala di hati India. ada tulisan Hindi di atas makam batu granit tsb, kata Tuhina berarti: "O God, to you I lay my soul"... setelah itu kami jalan kaki lagi kembali ke bis.
kali ini menuju ke Kuil Sikh (Gurudwara). pertama tiba, kami berkumpul di tempat informasi resmi mengenai areal kuil ini. peringatan dilarang membawa rokok terus diulang-ulang. keunikan orang Sikh rupanya ada pantangan merokok dan mereka tidak pernah memotong rambut seumur hidup (hanya sekali saja sewaktu masih balita). makanya dua usaha dagang ini nggak bakalan berani buka usaha di tengah Sikh: Marlboro dan barber shop... hehehe.
kami masuk ke kuilnya bersama para peziarah lain. sewaktu naik tangga memasuki kuil, tangan mereka menyentuh lantai lalu diusapkan ke jidat, mulut dan dada. aku pun coba mengikuti. di dalam ada pedanda (pemuka hindu kalo di bali sih) lagi duduk memegang untaian kembang. para peziarah mengatupkan tangan di belakangnya. aku pun juga ikut... teman-teman rombongan nggak berani mendekat. aku menunggu sampai diberi kembang oleh pedanda. dan diberi! hehehe... kembang mawar dan kembang kuning, harum sekali.
kami sempat membeli beberapa souvenir di sana: pedang dan pisau. nah ini yang masih membingungkan, katanya bakalan ditahan kalo melewati imigrasi nanti. Ada teman yang gila ngumpulin koleksi pedang. dia tenang-tenang saja... mungkin karena dia orang pemda di Sumatera... hehehe.
habis itu, kami ke Tata Infotech di Srikandra road untuk makan siang: pizza Domino. kali ini non-veg alias pake ayam... nyam. pizzanya enak sekali, karena potongan daging ayamnya gede sekali... hehehe, dasar karnivora!
lalu lanjut ke India Gate (sudah pernah kusinggahi sebelumnya) dan ke rumah presiden (Rashtrapati Bhavan). kami nggak bisa mampir di sini, karena alasan sekuriti nggak ada bis yang boleh berhenti di situ.
kami lanjutkan perjalanan ke Lotus Temple. ini kuil Bahai. bentuk bangunannya seperti Lotus raksasa. dan memang khas... mereka percaya pada api. Eternal flame. kami pertama kali diajak audiensi dengan seorang juru bicaranya (kukira malah pendetanya), orang Amrik bernama David... segala mengenai Bahai. Gila juga, mereka menganut semua ajaran nabi-nabi semua agama! wahhh, ini sih namanya gado-gado. cita-citanya lumayan ideal: perdamaian bagi dunia tanpa diskriminasi. kami masuk ke Lotus temple, dan memang ruangannya nggak pakai ornamen apa pun selain kursi untuk duduk, dan... bengong.
aku sempat foto ruangannya... kemudian dapat teguran dari seorang petugas Bahai. galak juga tuh cewek, dia bilang: heh, dengar nggak penyampaian tadi nggak boleh motret di sini?! kukira tadi si David nggak bilang gitu kok. ihhh, aku jadi nggak enak... secara bergurau aku bilang ke teman-teman, tadinya sih aku tertarik mau masuk ke aliran Bahai, tapi setelah tahu bahwa mereka ternyata bisa juga marah... nggak jadi deh. hehehe....
tapi halamannya yang dihiasi tanaman kembang-kembang memang sangat menarik dan indah! sewaktu jalan keluar kompleks, ada stand Coca-Cola ternyata di areal kuil ini. waahh, agama manapun kayaknya masih kalah dari agama satu ini: Coca-cola... tersedia di mana saja! tanpa membedakan suku bangsa, kasta, aliran politik... always! "life ho to aisi", itu bunyi iklan Coke di sini (artinya dlm bhs Hindi: hidup seharusnya seperti ini).
lalu kami meneruskan perjalanan ke Qutub Minar. ini bangunan kuno yang berupa menara batu. di dindingnya ada relief Qur'an, indah sekali. sayang pengunjung tidak diperbolehkan lagi naik ke atas menaranya, setelah beberapa korban jatuh dari atas menara, entah sengaja (suicide) ataupun insiden (katanya pernah ada serombongan anak sekolah naik ke atas menara, tiba-tiba lampu padam, meraka panik berebutan turun, dan banyak yang tewas)...
hari telah sore, dan bis mengantar kami kembali ke hotel. di perjalanan, gantian si Tuhina ngerjain kami. dia meminta semua wakil daerah di Indonesia untuk maju menceritakan kekhasan daerahnya... kami ketawa-ketawa sepanjang jalan. maklum, tidak hanya itu saja, kami diminta menyanyi atau berpuisi.
ada teman dari Yogya, dia membawakan sajak Chairil Anwar, dan coba menerjemahkannya secara tidak resmi. begini bunyinya:
Me
if my time has come, i don't want anybody to seduce me
neither you!
(jeritnya sambil nunjuk ke Tuhina, kontan kami ketawa ngakak...)
i am just an animal bitch
threw out from his group
and i want live
one thousand year more
...
plok-plok-plok
ramai sekali...
bersambung
No comments:
Post a Comment