Thursday, December 31, 2009

ada yang pergi

dari jalan segara hutan semak dan ilalang yang jarang dilalui orang hingga ke sebuah pantai padang-padang yang jernih airnya menetes-netes dari batu karang berlubang ikan-ikan berenang riang hati di antara lembar-lembar daun hijau laut yang melambai-lambai lalu bersembunyi di antara celah karang

persembunyian dari dunia luarmu yang gegas cergas dan ganas laksana ombak menjulang tinggi lalu roboh bergulung-gulung, dan wahai, orang-orang itu berdiri dengan papan di atasnya menari mengikuti nyanyian ombak sebelum mereka dibenamkan lalu muncul lagi mengejar sang ombak

ada yang pergi siang tadi pekik sang camar kepada ikan sebelum menyantapnya. ada peselancar yang pergi tanpa sempat kita kenali lebih dekat. dia yang telah menaklukkan ombak dan mengajari kita bagaimana berdiri di atas papan selancar dengan rasa bangga

[in memoriam Gus Dur]

Monday, December 21, 2009

Avatar: Ketika Manusia Menjadi Alien

bayangan manusia mengenai alien sudah banyak digambarkan di film-film. bagaimana bila manusia sendiri justru yang menjadi alien bagi mahluk di planet lain? James Cameron sang sutradara mencoba mengangkat pertanyaan ini dalam film Avatar.

keindahan planet Pandora (sebetulnya Pandora adalah bulan dari planet Polyphemus berjarak 4,5 tahun cahaya dari bumi) divisualkan demikian fantastik dalam film ini beserta para penghuninya. namun bukan itu yang dicari Kolonel Miles Quaritch, melainkan bebatuan yang berharga 20 juta USD sekilo. sifat dasar kemaruk menjadikan 'alien' ini berusaha mengeksploitasi planet Pandora tempat mahluk Na'vi bermukim. sebuah tim Avatar dikirim menyaru sebagai bagian mahluk Na'vi untuk mempelajari lokasi.

seorang prajurit AL berkaki lumpuh bernama Jake Sully ikut serta dalam program ini. dia dibaringkan dalam sebuah kapsul, seketika pikiran dan jiwanya masuk ke dalam Avatar berwujud Na'vi yang berbadan tinggi, kulit kebiruan, bermata bola serta memiliki ekor. di sinilah petualangannya di Pandora dimulai. Jake bertemu Neytiri, anak gadis kepala suku Na'vi dan jatuh cinta padanya. Jake diperhadapkan pilihan dilematis: melanjutkan misi Kolonel Miles Quaritch atau justru melindungi Pandora dari keserakahan manusia yang ingin menguasainya.

gambar-gambar disajikan dengan sangat apik sehingga film berdurasi 2,5jam tidak membosankan, apalagi bila ditonton dalam format film 3 atau 4 dimensi, tentu akan lebih memacu adrenalin. beberapa adegan dalam film ini juga seperti hendak mengingatkan penonton akan kelestarian alam serta beberapa pesan moral. namun beberapa adegan patut menjadi kewaspadaan juga: kebiasaan merokok, adegan kekerasan, serta sensualitas. selebihnya, siapkan makanan ringan serta nikmatilah keindahan gambar alam Pandora yang disajikan dengan efek visual CGI nyaris sempurna.

kalau coba dibanding-bandingkan film Avatar merupakan perpaduan apik dari film Lord of The Rings, Pocahontas dan Star Trek! unsur-unsur ketiganya teramu komplet di dalamnya, ditambah bumbu daya imajinasi tanpa batas, maka lengkaplah ramuan yang disajikan James Cameron setelah film Titanic yang dibesutnya meledak di pasaran.

harap penonton masih dapat membedakan mana dunia nyata dan dunia mimpi setelah menyaksikan Avatar. sebagaimana Jake Sully yang bertanya-tanya: "Everything is backwards now, like out there is the true world and in here is the dream". dunia mimpi seringkali tampak lebih nyata daripada kenyataan itu sendiri.

Avatar menurut saya layak mendapat angka 8,5 dari skor 10.

Thursday, December 17, 2009

Si Tampan itu Orang Suci

Saya mendapat kesempatan untuk kembali ke Roma tahun 1998, kali ini untuk mengikuti Kursus Formation for Formator, yang diadakan oleh UISG (Union International of Superior General) yang diikuti oleh para biarawati seluruh dunia. Dan yang paling mengesankan, setiap pagi dari berbagai penjuru kota Roma, kami dipersatukan di Kapela Universitas Gregroriana untuk mengikuti Perayaan Ekaristi Suci sebelum memulai studi. Tidak hanya kelompok kami yang hadir yang berjumlah 67 orang, tapi juga mahasiswa/mahasiswi dari Fakultas lain, kapela yang cukup besar itu jadi penuh. Ternyata kaum muda banyak merindukan Kristus sebagai kekuatannya dalam mengarungi tugas dan hiruk pikuknya keseharian hidup di kota abadi Roma.

Untuk pertama kalinya saat memasukki kapela, pandangan saya menatap sebuah foto yang berukuran besar yang berada di dinding sebelah kanan. Foto anak muda TAMPAN. Sejenak saya terkejut dan terkesima, sepertinya saya pernah melihat wajah itu. Oh ya… pada 20 Mei 1990, saya hadir pada proses Beatifikasi seorang anak muda yang wajahnya tak kalah tampan dengan John Travolta, dialah Beato Pier Giorgio Frassati yang hidup pada 1901–1925. Pada proses Beatifikasi itu dihadiri oleh banyak kaum muda dari penjuru kota Roma dan Eropa umumnya. Hadir pula kerabat, sanak saudara dan handai taulan si Calon Beato, duduk pada barisan terdepan, berpakaian serba hitam dan bercadar bagi pada wanitanya.. Ketika diumumkan Pier Giorgio Frassati, sebagai Beato, terbukalah cadar yang menutupi Fotonya yang berukuran amat besar, yang terbentang di dinding depan Basilika. Foto seorang anak muda, tampan , energik, menatap penuh optimis dengan senyuman yang menawan. Foto Frassati ketika menaklukkan puncak gunung bersalju, dia mengenakan kemeja biru bergaris, bukan layaknya seorang yang mendaki gunung, namun ia benar-benar berada di atas gunung yang bersalju. Seolah tubuhnya telah bersahabat dengan segar dan putihnya salju, seputih jiwa perjuangan dan sesegar semangatnya sebagai orang muda.

Mendiang Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II, menyamakan dirinya seperti Frassati yang mempunyai kegemaran dan hobi yang sama. Oleh karena itu dalam kotbahnya pada acara beatifikasi tersebut beliau berkata: “Frassati adalah anak muda modern yang hidupnya biasa-biasa saja, tapi penuh petualangan cinta Tuhan. Dia mampu memadukan keseharian hidupnya dengan imannya pada Yesus, sehingga Injil dihidupi dan diterjemahkannya dengan mencintai semua orang yang dijumpai terutama yang miskin, lemah terlantar. Dia selalu berusaha hadir untuk menjadi berkat bagi sesamanya. Hobinya berpetualang naik gunung, olah raga, kecintaannya pada karya seni serta perhatiannya pada masalah-masalah kemasyarakatan, justru membuat dia dekat dan mengalami dekapan cinta dengan sang Khalik”.

Kini dia telah tiada, pada saat umurnya masih muda (24 tahun), demikian lanjut Paus, dalam kotbahnya. Hidupnya penuh dengan buah kehidupan rohani. Biarlah sekarang dia menikmati tanah terjanji yang telah dijanjikan Bapa sejak semula, di sana dia akan menyanyikan kidung pujian bagi Bapa yang telah mencintai dan dicintainya, meskipun dia telah tiada tetapi kekuatan imannya dapat mengingatkan setiap orang, terutama KAUM MUDA, sekarang dan yang akan datang kamu akan melihat Tuhan, karena Dia kekal abadi, selamanya. Tidak mengherankan kalau Bapa Suci Yohanes Paulus II memuji Frassati begitu membahana ketika menyampaikan kotbahnya, pada saat pengikraran Beatifikasinya, karena memang Frassati contoh orang muda yang mengombinasikan hidup rohani dengan pengejawantahan keseharian hidupnya. Dengan manis meski penuh pergolakan dan perjuangan, bagai irama musik Frassati telah menyelesaikan alunan lagu hidupnya begitu merdu, apik dan mempesona.

Saudari bungsu Beato Pier Giorgio Frassati hadir dalam beatifikasi itu. Dia dan Frassati adalah sahabat Susterku yang berusia 89 tahun saat itu. Kesempatan ini kugunakan untuk menggali kekayaan hidup Frassati yang masih muda namun telah mencapai kesucian, sebagaimana Santa Theresia dari Liseux yang juga meninggal pada usia 24 tahun. Sr Gerarda, suster saudariku yang tertua, menceritakan bahwa Frassati selalu memilikki kerinduan untuk dekat dengan Sakramen Maha Kudus, dan menyambut komuni setiap hari. Dia sering kedapatan berlama-lama meditasi di depan Sakramen Maha kudus pada malam hari, dia rajin berdoa Rosario setiap hari, bahkan dia berdoa rosario 3 kali setiap hari setelah dia bergabung dengan Ordo ke-3 Dominikan. Dia selalu mengunjungi Sakramen Maha Kudus dan menghadiri Ekaristi Suci sebelum dan sesudah naik atau turun gunung untuk bermain ski. Pendidikan religius yang baik diajarkan oleh ibunya Adelaide Amentis . Tak mengherankan kalau Frassati tumbuh sebagai anak yang jujur, tulus penuh emphatic, kasih sayang dan sangat menghormati teman-teman perempuannya. Dia sangat mendukung teman-temannya yang menjadi biarawan dan biarawati, dengan surat-suratnya dia memberi inspirasi dan semangat pada sahabat-sahabatnya. Pernah ia menulis surat pada sahabatnya: “Aku terpesona dengan putih jernihnya keindahan salju di puncak gunung aku ingin mempunyai hati seputih dan semurni salju dan kubiarkan hatiku tinggal di puncak gunung untuk disinari mentari surga, dan kuberharap suatu saat aku berulang kali kembali mendaki gunung untuk memuliakan keajaiban dan keagungan Tuhan yang Maha Agung, karena semesta ini adalah bagian dari keagungan Tuhan”.

Dari pengalamannya mendaki gunung dan bertualang di alam bebas ia mendapatkan pengalaman retret hidup sekaligus kekuatan yang diterimanya dari Sang Khalik yang membawa dia untuk bersemangat dan gembira dalam perjuangannya membela kaum miskin. Inilah yang dicontoh dan dikagumi oleh saudara-saudarinya, bahkan teman-temannya terpengaruh pada kedalaman hidup rohani Frassati. Peristiwa yang tak pernah dilupakan oleh adik perempuannya adalah ketika Frassati bertindak seperti Santo Martinus, ketika mereka berjalan-jalan di Berlin Jerman suatu malam dengan suhu udara amat dingin, mencapai 13 derajat di bawah nol, Frassati tidak tega melihat pengemis miskin yang kedinginan dan ia memberikan mantolnya kepada pengemis itu, meskipun ayahnya marah, namun dengan lembut Frassati bilang: “Lihat ayah, kini dia tidak kedinginan lagi, dia merasakan kehangatan kasihku.” Frassati berhati amat lembut dan peka akan kejadiaan biasa yang diangkatnya sebagai sesuatu yang adi kodrati. Dia mempunyai banyak teman karena memang dia senang bergaul, dan dicintai banyak teman-temannya karena dia seorang humoris dan rendah hati. Dia selalu mengalah, tetapi bertahan dalam prinsip kalau dia merasa benar terutama dalam hal iman dan moral. Dia selalu menganjurkan betapa pentingnya hidup rohani serta kekuatan dalam doa dan meditasi, tak segan dia mengajak retret pada teman-temannya. Itu dilakukannya sejak masih di sekolah dasar hingga Universitas. Teladan hidupnya bak magnet menarik teman-temannya untuk mengikutinya. Dan hidup bersama Frassati terasa terbias aura ilahi yang membawa berkah dan kebaikan.

Frassati lahir di kota Turino pada Sabtu Suci, 6 April 1901, dibesarkan di lingkungan berada, serba kecukupan dan berpendidikan tinggi. Meski demikian dia tidak manja atau menyalahgunakan kekayaan orang tuanya. Pendidikan yang baik dan disiplin dari ayahnya, dipadu pendidikan keimanan yang tinggi, taat serta solider pada sesama yang diajarkan oleh ibunya, mengembangkan kerpibadiannya menjadi anak yang suka menolong.

Ada kisah saat dia kecil ada seorang pengemis yang mengajak anaknya menghampiri rumah Frassati. Melihat anak kecil dari pengemis itu yang tidak mengenakan sepatu, ibalah hati Frassati untuk memberikan sepatunya kepada anak itu. Tidak hanya itu saja uang jajan yang didapat dari orangtuanya selalu disimpan dan dibagikan kepada orang-orang miskin yang ditemuinya, bahkan dia pernah mempersilakan kamar pribadinya untuk ditempati oleh ibu tua yang miskin. Ia selalu terbuka dengan ramah membantu mereka yang cacat, miskin dan menghibur mereka yang dirundung duka. Ketika di suatu desa, wilayah Turin, terserang wabah, dia menjadi sukarelawan menolong mereka yang sakit dan menderita. Dari situ dia tertular penyakit Polio yang menghantar perjalanannya menghadap Bapa pada 4 Juli 1925. Dia sangat mencintai seni musik dan seni lukis, juga seni pahat. Karya Michael Angelo dan Bernini memberi inspirasi pada setiap puisi-puisinya.

Mengujungi museum dan belajar sejarah menjadi kegemarannya yang tak pernah pudar. Selagi muda dia membentuk dan bergabung organisasi Partai Kerakyatan dan Mahasiswa Katolik yang mengumandangkan ajaran sosial Gereja Katolik. Bakat yang diwarisi dari ayahnya yang menjadi direktur dan yang membidani lahirnya “La Stampa” mengalir dalam diri Frassati untuk menelorkan gagasan-gagasan dalam koran Katolik bernama “Momento”.

Pier Giorgio Frassati telah menggunakan momento-nya sebagai seorang yang dicintai dan terberkati. Berkat itu selalu diperbaharui dengan mendekati dan menyatukan diri dengan “Sang Sumber Rahmat” dalam perayaan Ekaristi Suci dan hadir di depan Sakramen Maha Kudus, dia menguduskan segala sesuatu yang dia kerjakan dan dia buat sehingga dia sendiri selalu dimampukan untuk “menjadi berkat bagi sesama”. Dalam usianya yang masih muda dia telah meraih “momento nan agung”, yakni kematian berahmat atas perjuangan dan kepeduliannya kepada mereka yang miskin, lemah dan terlantar, hingga dia dianugerahi gelar sebagai Beato oleh Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II. Orang muda! Kiranya tidak ada hal yang mustahil untuk meraih kesucian dan hidup lebih baik dan berbuah. Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus dan Beato Piere Giorgio Frassati telah membuktikannya.*** Oleh: Sr M. Monika Puji Ekowati, SND

Wednesday, December 02, 2009

Admiralty station

kita mengejar waktu
di lorong-lorong metro
tak pernah tahu jalan keluar
hingga terdampar di stasiun tanpa nama

di manakah puncak Victoria
tempat gemerlap lampu-lampu laser
berpendar indah?
atau patung sang Budha raksasa
yang tak bosan duduk berabad-abad
atau akuarium raksasa
tempat kehidupan dasar laut ditelanjangi?

dan
kita tersasar di sebuah pasar malam
: semuanya ada di sini
: semua punya harga di sini

@toni

rhapsody pour Elle

sedalam apakah kesedihan
yang berlayar hingga ke ujung cakrawala
bayang-bayangnya datang jua
bersama malam gelap di matamu

mari kita menari tanpa irama
memetik gitar tanpa dawai
dan tertawa dalam tangisan
mereguk habis cawan terakhir

: apalagi yang tersisa
bagi kau dan aku?

@toni

kisah pelabuhan ferry

di kapal ferry tua di dermaga itu
dikau bertemu seorang lelaki tua
yang bercerita tentang burung-burung camar
dan orang-orang yang bergegas menyeberang
dia tak pernah tertidur
bersama kapal ferry
katanya: "menyeberangkan orang
tak kalah mulia dengan pekerjaan lain.
ke mana engkau hendak pergi?"

dikau terdiam
burung-burung camar berpekik

@toni

Tuesday, December 01, 2009

The Wynn

mari bertaruh cinta
di meja-meja kasino
The Venetian atau Grand Lisboa,
ataukah The Wynn?

kaulempar sekeping cinta
kutaruh bulatan koin dengan kotak di tengahnya
angka yang besar selalu menang
angkaku tidaklah cukup untuk cintamu

mari bertaruh keping cinta terakhir
di meja tempat kita pernah minum kopi
kupandangi dikau berlama-lama
kautaruh cangkir kopimu
angka besar dan kecil berputar silih berganti
takkan pernah kubiarkan diriku menang
: untukmu

@toni

St. Paul's ruins

sebuah kuil ataukah gereja
puing-puingnya tegak di matamu
sementara kuhitung anak-anak tangga
hingga menjulang di antara tetesan hujan

sebuah kuil ataukah gereja
di depannya dikau berikan sekuntum lotus
kepada pemuda tanpa nama
burung hong terbang lepas ke angkasa

sebuah kuil ataukah gereja
bunga-bunga merebak di antara bongkahan batu
tulang belulang para martir
tak pernah tertidur di sana

@toni

Sunday, November 29, 2009

shangrila

pernah sebuah surga kauberi nama di sebuah belokan jalan sunyi dan mendaki tanpa kita tahu di mana terminal untuk menumpang tram dan terus saja kita berjalan...

pernah kubilang "surga tidak punya nama" selain ditempuh dengan keyakinan dan kau membuang peta jalan itu ketika angin gunung berhembus kencang

dinginnya menggigilkan senja yang hampir berangkat meninggalkan kita dan malam telah menunggu di perempatan sana

dalam keremangan malam, bintang-bintang berpendar di langit

kupikir kita telah sampai

281109

Saturday, November 07, 2009

berjela-jela cinta


dikau mengembuskan berjela-jela nafas
di saat oksigen dalam darahku menipis
jasadku terbanting ke haribaanmu
sebelum kusebut semua harapanku

dikau mengayun aku dengan berjela-jela semangat
di antara kenangan dan kenyataan yang tak muat
kupikul di dalam bayang-bayangmu
tak pernah hilang rona jingga bersemu

berjela-jela cinta kauhantar
di sela-sela musim yang memudar
menghela raga tuk berlari
dan bilakah dikau kembali

mks, 071109

Friday, November 06, 2009

may your day be merry and bright...

setangkai bunga
entah krisan ataukah lili
kusematkan di kaca spionmu
dan sepotong doa kusampirkan
semoga harimu secerah
entah krisan ataukah lili
saat dikau menengok ke belakang sejenak
jalanan berdebu
tanpa nama
penuh jejak
berserakan

setangkai bunga
entah krisan ataukah lili
kuselipkan di rambutmu
semoga terangnya
menyinari harimu
hangatnya
menyelimuti hatimu
di musim gugur ini

mks, 061109

Friday, September 25, 2009

poems on Mekong river

just a perfect day
along the mekong river
on shiny sunday
we've got a sailing
to somewhere we never
dream before
just take your seat
and let's make a perfect day

rowers
living on the water
life stops at full
nothing to be rushed
as she rows through

kutunggumu
di atas sampan
kujemput dikau
di batas sungai
rinduku

perahu
ingatkah dikau pada sungai dan ikan-ikan kecil yang pernah kita tangkap di dekat hutan tempat kita pernah tersesat mengejar capung dan pucuk-pucuk kelapa bernyanyi tentang suatu masa, suatu rumah kecil dengan lumbung padi yang tak pernah habis dan perahu sampanku yang tertambat di hatimu

aku mencintaimu
seperti perahu merindukan sungai
seperti sungai merindukan muara
seperti lumpur yang berlari bersama air
membentuk daratan di muara cintamu

mekong river, 200909

sang dewi

segelas minuman hangat kausodorkan
udara malam dingin menggigilkan hati
aromanya harum merebak, apakah itu melati,
frangipani, sandalwood, ataukah dirimu? di tengah
kuil, bau dupa dan mantra tak putus
dirimukah arca dewi yang tersenyum tulus di sana?

gemetar kuraih cangkir dan menyesapnya
rasa getir manis menghantam-hantam sukma
liku-liku jalan pengembaraanku berkilasan
mengantarku hingga ke tempat ini
duhai dewiku, hingga tetes penghabisan minumanku
kuabadikan citramu di kalbu

airasia mks-kul, 160909

sajak-sajak berangkat

berangkat 1
sudah kaubilang
hujan tak pernah punya warna
di pucuk-pucuk bambu
menyapu temaram saat senja
memanggilmu pulang

sudahlah habiskan
gigil dan sepi
yang kauhirup bersama
secangkir espresso
biar waktu terjaga selalu
di matamu

cgk, 170809

berangkat 2
kaupergi saat burung-burung besi masih tertidur, jauh ke negeri antah berantah dan di sini selalu kuterjaga menanti datangmu

cgk, 170809

berangkat 3
kuberi dikau sayap-sayap mimpi
tuk menyeberangi segara cinta
ingatlah pada langit biru
bila topan badai menghampirimu

cgk, 170809

berangkat 4
biarkan cinta terlelap di pangkuanmu
ia baru pulang dari kembara yang panjang
bertandang ke negeri-negeri yang tak pernah
dikau baca di peta
berdebu lusuh tadi ia tiba di pintu
tak mau ia membangunkanmu, jadi ia berdiri saja
ketika kaubukakan pintu untuknya
air mata mengambang di pelupuk matanya
ia sudah pulang di rumah

airasia mks-kul, 160909

Thursday, August 20, 2009

Prudential Jujurlah!

Atas keluhan saya mengenai buruknya layanan yang saya alami di Asuransi Prudential (di Kompas.com “Prudential Benar-benar Mengecewakan” (4/7)), saya menerima surat Permohonan Maaf dari Customer Care Manager Prudential. Dalam surat itu disebutkan bahwa Pengajuan Klaim Perawatan Rumah Sakit dan Operasi yang saya jalani pada April 2009 tetap ditolak, karena saya sebagai Pemegang Polis bertanggung jawab sepenuhnya atas kelengkapan dan kebenaran data pada Surat Permohonan Asuransi Jiwa (SPAJ).

SPAJ tersebut dibuat oleh agen Prudential pada tahun 2007 dan kemudian hari baru saya menyadari bahwa riwayat kesehatan saya tidak dicantumkannya. Saya mempunyai saksi pada waktu agen Prudential tersebut mendesak saya membeli polis dan mengisi formulir SPAJ saya secara kilat demi mengejar target penjualan.

Prudential dalam suratnya menyebut bahwa “Kami telah melakukan penelusuran untuk memastikan apakah ada faktor kelalaian agen dalam proses pengisian SPAJ tersebut”, namun tidak disebutkan lebih lanjut hasil penelusuran.

Karena itu saya memohon, Prudential Jujurlah! Bila agen Prudential lalai dalam proses pengisian SPAJ saya, akuilah dengan jiwa besar. Bila tidak, pertemukanlah dengan data dan saksi saya untuk membuka kembali rekaman masa lalu.

Terus terang saya menjadi trauma akibat pengalaman buruk dengan Asuransi Prudential. Alih-alih klaim rawat inap dan bea operasi yang dijanjikan tidak diterima, layanan agennya benar-benar tidak etis. Layanan konsumennya demikian lamban. Malahan dalam pemberitahuan penolakan klaim saya pun terdapat kekeliruan pencantuman data tanggal berlakunya polis saya! Itulah alasan sehingga saya langsung meminta untuk menutup polis. Dari seluruh premi yang telah saya bayar berjumlah Rp 15.750.000,- Prudential hanya mengembalikan Rp 3.957.230,- Nilainya tentu tak seberapa dibandingkan nilai kejujuran. Dan untuk itu, Prudential hanya menyampaikan permohonan maaf tanpa komunikasi dengan nasabah.

Saya berharap pengalaman buruk yang terjadi pada diri saya, cukup sekali ini saja dan tidak menimpa nasabah lain.

Toni Sidjaya
Mantan nasabah Prudential polis no. 27167849

Saturday, July 25, 2009

Stop Kekerasan dalam Berpacaran!

kupikir ini gagasan brilian!
~ toni

"1 dari 5 remaja putri, pernah mengalami Dating Violence"

(Konferensi Pers 8 April 2008, gerakan Jangan Bugil di Depan Kamera dan Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan)

25-26 Juli 2009 - Auditorium Universitas Widya Mandala Madiun

Rekan, tim gerakan Jangan Bugil di Depan Kamera!, bersama dengan STATUS BAND dan Penerbit Kanisius, mendapat undangan untuk berbicara dan berbagi tentang kondisi kehidupan anak muda terkini dengan fokus masalah dating violence.

Seperti diketahui, sejak 11 April 2007, gerakan JBDK yang didirikan oleh Sony Set telah memfokuskan diri sebagai gerakan pendamping anak muda Indonesia yang berada dalam konteks masalah teknologi, penyimpangan pornografi dan masalah kekerasan dalam masa berpacaran.

Dimulai dengan buku pertama berjudul "500+ Gelombang Video Porno" yang memaparkan perkembangan "technopornography" terkini
yang diterbitkan pada 2007, dilanjutkan dengan pembuatan film dokumenter dan tayangan televisi bersama METRO TV "Metro Realitas - Bisnis Video Bugil", SCTC "SIGI - Pornografi dan Anakmuda", ANTEVE "Jangan Bugil Sembarangan", TRansTV "Reportase Investigasi - Warnet Mesum" dan bekerja sama dengan majalah HAI dan KAWANKU, serta dukungan media massa di seluruh Indonesia, kami dari tim gerakan JBDK mencoba menyebarkan gerakan kesadaran baru di kalangan anak muda. Gerakan itu disebut dengan "JBDK - Stop Teen Dating Violence"

Mengapa harus berbicara di area Dating dan Violence? Pada tahun 2008, gerakan JBDK bersama Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan, mengeluarkan sebuah rilis ke media massa, hasil riset tentang kekerasan dalam masa berpacaran yang melanda jutaan anak muda Indonesia.

Dating bukan persoalan main-main. Banyak sekali orang tua yang justru melarang atau mengabaikan anak-anak mereka sendiri, ketika mereka telah masuk ke usia puber dan mulai mencoba melakukan dating. Akibatnya, banyak anak muda usia sekolah yang menjalani masa dating/berpacaran dengan cara backstreet alias sembunyi-sembunyi. Orang tua banyak yang hanya bisa melarang, tanpa mengindahkan pola ketertarikan antar lawan jenis yang meledak-ledak dalam tubuh anak-anak kandungnya yang seharusnya menjadi sebuah perhatian tersendiri.

Jarang sekali anak usia sekolah yang mendapatkan support maupun dukungan dari orang tua. Mereka tidak mendapatkan pendidikan tentang pacaran yang sehat. Alasan masih kecil dan harus berkonsentrasi terhadap pelajaran sekolah, membuat kasus dating di kalangan jutaan remaja di Indonesia tidak terdata dengan apik.

Di Amerika Serikat, tumbuh sebuah protokol yang disebarluaskan di kalangan remaja, guru, sekolah dan orang tua. Protokol itu semacam sebuh peraturan dating. Di 40 negara bagian di Amerika Serikat, ada sebuah protokol dating yang sangat unik. Yaitu dengan menyebarkan sebuah SURAT KONTRAK DATING.

SURAT KONTRAK DATING

Maka, tumbuhlah kesadaran bersama dikalangan pelajar, orang tua dan pihak sekolah di Amerika Serikat untuk bersama-sama mengawasi lingkungan dan cara pergaulan remaja di sana. Setiap remaja yang telah melakukan DATING/berpacaran, wajib menandatangani sebuah SURAT KONTRAK DATING yang isinya menyebutkan tentang masalah hak dan kewajiban. Selain itu, surat KONTRAK DATING ini juga mengatur pola hubungan yang sehat. Yang isinya juga menyebutkan bagaimana setiap remaja, tidak boleh menyakiti pasangannya dan memperlakukan pola hubungan Dating sebagai sebuah simbiosis mutualisme. Hal ini, dilakukan untuk mendata para pasangan dating muda yang dididik untuk saling menghormati dan tidak melakukan kecerobohan dalam hal berpacaran.

Tentu saja sebuah cara yang sangat unik, ketika peran orang tua dan guru dilibatkan untuk bersama mengawasi aktifitas dating yang dilakukan oleh anak-anaknya.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Walaupun terdengar aneh, gerakan JBDK - STOP TEEN DATING VIOLENCE bersama rekan-rekan pemerhati masalah remaja, mencoba untuk menyadarkan jutaan remaja dan orang tua di sana. Bahwa, persoalan Dating adalah persoalan serius. Kita berpikir untuk mendidik para remaja untuk melakukan dating dengan sehat dan tidak melakukan kekerasan terhadap pasangannya.

Tepat pada tanggal 14 Februari 2009, sebuah buku berjudul "STOP TEEN DATING VIOLENCE" karangan Sony Set, Kanisius, diluncurkan melalui acara APAKABAR INDONESIA- TV ONE. Sony Set mencoba memaparkan bagaimana persoalan kekerasan dalam berpacaran adalah masalah yang sangat serius. Banyak sekali remaja putri (korban terbesar dating Violence), teraniaya secara fisik dan psikis akibat perlakuan yang buruk dari pasangannya. Mereka mengira, bahwa hal-hal yang berkaitan dengan masalah pacaran, menjadi masalah privat yang tabu dibicarakan. Akibatnya, mereka (para korban dating violence), terisolir dari teman-temannya dan menjadi bulan-bulanan bertahun-tahun, justru dari kekasih yang dicintainya.

Penyiksaan dan penderaan baik secara fisik maupun psikis, banyak diterima remaja putri yang terlanjur habis-habisan mencintai kekasihnya. Sikap kasar dan posesif yang ditunjukkan pasangannya, sering disalah artikan sebagai sifat laki-laki yang pencemburu dan "cinta mati". Padahal, faktanya, terjadi pelanggaran luar biasa yang menjadi masalah besar. Kita tahu, setiap tahun 2.4 juta aborsi terjadi di Indonesia. 1.5 juta aborsi dilakukan oleh remaja! Itu yang tercatat, bagaimana dengan kekerasan dalam level yang lebih rendah? berapa juta angka sebenarnya?

Melalui gerakan JBDK - Stop Teen Dating Violence! kami mencoba menyadarkan semua pihak untuk menyikapi masalah ini menjadi sebuah problem yang harus diselesaikan. Bukan waktunya lagi untuk diam. Kami menghimbau setiap anak muda Indonesia untuk bersuara dan menceritakan kabar dari dirinya maupun temannya yang saat ini telah melakukan dating.

Mencintai dan melakukan dating, adalah hal yang wajar. Tetapi, kekerasan yang terjadi pada saat melakukan dating, adalah hal yang harus dihentikan. Karena kekerasan akan mengakibatkan banyaknya kegagalan dalam perwujudan cita-cita dan pendidikan dari kaum remaja. Jangan sampai para remaja, anak-anak muda kita terjebak dalam Dating Violenca dan menghancurkan masa depan mereka sendiri.

Sebab korban sudah terlalu banyak, sebab kekerasan harus kita hentikan.

Tim Kerja gerakan JBDK - STOP DATING VIOLENCE!
http://tvLab.blogspot.com
0812 271 77049

ps. Gerakan JBDK - Stop TEEN Dating Violence bersama dengan STATUS BAND, pada tanggal 25 Juli 2009 akan meluncurkan Theme Song Kampanye Nasional "STOP TEEN DATING VIOLENCE" di Universita Widya Mandala Madiun. Nantikan kehadiran kami di berbagai kota di Indonesia. Mari sebarkan wacana, STOP DATING VIOLENCE! Stop Kekerasan Dalam Masa Berpacaran!

Thursday, July 23, 2009

derai hujan

hujan berderai di halamanmu saat kutemukan sebutir cinta basah kuyup menggigil kedinginan warnanya merah pucat tergeletak di rerumputan yang tergenang air

hujan berderai di halamanmu juga kemarin saat kujumpai dirimu beranjak pergi ke sebuah angkasa impian sehingga tak dapat kubedakan lagi titik hujan dan air mata yang menggerigis


hujan berderai di halamanmu saat pertama kali kutemukan sebutir cinta yang jatuh dari pohon dan kusangka itu bukanlah salahmu sehingga ia berada di sana

makassar, 230709

Friday, July 17, 2009

Harry Potter and the Half-Blood Prince: Death Eater Pelaku Pengeboman

diawali dengan kerusuhan yang dilakukan para pelahap maut (death eater) di kota London: meledakkan bangunan, merubuhkan jembatan, dan ujung-ujungnya sekolah Hogwart dalam bahaya, film Harry Potter membawa penonton ke suasana tegang. tak lupa dibumbui ramuan kelucuan dan cinta anak remaja, lengkaplah sudah sajian hiburan yang ditawarkan film yang semakin mendekati sekuel terakhirnya.


death eater merupakan kelompok pengikut Voldemort. mereka makin merajalela menjelang kebangkitan the dark lord. siapa kawan dan siapa lawan, ingin dijelaskan pada sekuel ini. Snape melakukan sumpah maut untuk melindungi Draco Malfoy, sang pemuja Voldemort.

Prof. Horace Slughorn dipanggil sang kepsek Hogwart, Prof. Dumbledore untuk mengajar kembali ilmu ramuan di Hogwart. Prof. Slughorn dulunya juga pernah mengajar Tom Riddle, sang murid yang kemudian menjadi iblis Voldemort.

Dumbledore menyimpan kenangan masa lalunya dalam pensieve, dan meminta Harry Potter menyusuri jejak Tom Riddle dan Prof. Slughorn. belakangan terungkap rahasia keinginan Tom Riddle untuk hidup abadi, yakni menyimpan potongan jiwanya ke dalam beberapa horcrux. untuk mencegah kebangkitan Voldemort, Prof. Dumbledore membawa Harry ke sebuah pulau demi menemukan sebuah horcrux.

adegan saat Dumbledore dalam sekarat mengangkat tongkat sihir yang mengeluarkan kobaran api mengusir mahluk-mahluk yang bermunculan dari air, mengingatkan saya pada adegan Penyihir Putih Gandalf (Lord of The Rings) saat mengangkat tongkatnya yang bercahaya kemilau untuk menghalau para iblis di angkasa. luar biasa indah!

dengan durasi sekitar 2,5 jam, memang film ini tidak memuat utuh kisah sebagaimana ditulis JK Rowling pada novelnya yang tebalnya 800 halaman. namun kisahnya mengalir, diwarnai kelucuan dan cinta khas anak remaja (tidak sangka pemain tokoh kisah Harry Potter sebesar itu!), apalagi disertai adegan ciuman, ehem... kayaknya film ini tidak tepat buat anak di bawah 12 tahun.

sekuel terakhir tentulah yang paling dinanti-nanti karena akan menjawab pertanyaan mengenai Snape, kematian Dumbledore (ups, spoiler!) dan para horcrux yang harus dilawan Harry Potter. untuk rangkaian menyusun puzzle jalinan kisah HP, JK Rowling memang patut mendapat pujian sebagai pengarang berdaya fantasi tinggi dan konsisten.

dengan keindahan gambar dan alur cerita, film ini pantas menyabet 8,5 dari 10 bintang.

Thursday, July 09, 2009

The Bucket List: Sekeranjang Cita-cita Sebelum Ajal

bagaimana bila masa hidupmu sudah ditentukan kurang dari setahun?

dua orang pasien kanker dirawat dalam satu ruangan. Carter Chamber (Morgan Freeman), teknisi dari keluarga sederhana mengidap kanker paruparu. Edward Cole (Jack Nicholson), pengusaha kaya raya juga mengidap kanker stadium lanjut. keduanya berbagi masa lalu dan kelucuan.

Carter mudah mengingat sejarah. cita-citanya menjadi seorang profesor sejarah kandas di masa mudanya karena "tidak punya duit, berkulit hitam, dan pacarnya hamil". Edward seorang pengusaha sejak masih muda, kini ia seorang konglomerat dan sebatang kara. sudah empat kali ia kawin cerai. katanya: semangatnya sebagai lajang sulit diperdamaikan dalam ikatan perkawinan. Carter punya kegemaran minum kopi Luwak (ini menarik, karena produk Indonesia). keduanya divonis dokter tidak lebih setahun masa hidup mereka yang tersisa.

Carter membuat coret-coretan di secarik kertas "The Bucket List" atawa sekeranjang daftar cita-cita. serupa dengan "things to do before die". dalam satu kesempatan, Edward membaca catatan tersebut dan tertarik untuk mewujudkannya.

berdua mereka kabur dari rumah sakit, kegilaan petualangan mereka mulai: skydiving, balapan mobil, perjalanan safari di Afrika, menyaksikan piramid Mesir serta keindahan dunia.

dalam perjalanan itu terungkap pandangan dan keyakinan Edward yang skeptis. segalanya diukur dengan materi (uang) dan nyaris melupakan afeksi personal serta iman. tatkala berada di piramid, Carter bercerita: menurut keyakinan orang Mesir kuno, pada saat mereka mati, di akhirat mereka hanya akan diberi dua pertanyaan: 1. apakah engkau bahagia dalam kehidupan ini? 2. apakah engkau telah membagikan kebahagiaan itu kepada orang lain?

Edward mengalami krisis dalam hubungan dengan puterinya gara-gara terlalu mencampuri urusan rumah tangga puterinya. ia membayar orang menghajar menantunya karena suka melakukan KDRT. itu dilakukan karena dia sebagai ayah sayang pada puterinya, namun justru membuat puterinya malah menjauhinya.

kelucuan masih berlanjut ketika Carter menceritakan rahasia kenikmatan Kopi Luwak dalam surat yang dibacakan oleh Edward: "kopi luwak adalah koping paling mahal di dunia, bahkan termasuk ajaib bagi sebagian orang... di pedalaman Sumatra tempat kopi ini tumbuh, hidup sejenis musang liar pemakan kopi. dalam perut musang, kopi ini dicerna dan dibuang sebagai kotoran. penduduk desa mengumpulkan dan mengolahnya. jadi, perpaduan biji kopi dan enzim pencernaan perut musang, menjadikan Kopi Luwak ..."
Edward merasa keberatan dan protes: "tapi, rasa dan aromanya begitu unik... kau ngibul!"
Carter menjawab: "si musang yang maksa bilang begitu..."
mereka berdua tertawa gila-gilaan. satu lagi item dalam Bucket List: tertawa gila-gilaan, sudah terpenuhi.

satu per satu daftar mereka dicoret, terpenuhi.

kehidupan perlahan-lahan menunjukkan kepenuhannya pada hidup Edward. tiga bulan pertemanannya dengan Carter membuatnya mengerti makna hidup: membagikan sukacita kepada orang lain.

dia tidak perlu lagi cemas bila mati harus dikuburkan dalam peti emas, atau dikremasi, atau lalu diapakan...

Carter memberi kesaksian mengenai Edward seperti ini:
He was 81 years old. Even now, I can't claim to understand the measure of a life, but I can tell you this: I know that when he died, his eyes were closed and his heart was open, and I'm pretty sure he was happy with his final resting place because he was buried on the mountain, and that was against the law...

film ini amat menghibur dan mengesan, karena itu patut mendapat 8 dari 10 bintang.

Sunday, July 05, 2009

why do you that

why do you cry when happiness is at your door?

why do you laugh when hope disappeared?
why do you still silent in the crowded people?
why do you dream something even weird than reality?

i will show you the stars and mortality
small bliss within their dancing
before their journey to come home
such a perfect place named eternity

makassar, 050709

Saturday, July 04, 2009

Prudential Benar-benar Mengecewakan dan Merugikan Nasabah

Saya pemegang polis Prudential no. 27167849. Pada April 2009 saya menjalani operasi polip saluran pernapasan dan rawat inap di RS Stella Maris Makassar selama 5 hari. Kemudian saya mengajukan klaim ke Prudential. Proses klaim Prudential benar-benar tidak profesional. Dari sinilah muncul masalah yang baru saya sadari amat fatal.
Setelah memproses klaim saya selama sebulan, Jumat sore (5/6) saya menerima Surat Keputusan Klaim melalui e-mail yang menyatakan Prudential menolak klaim saya.
Pernyataan di SK Klaim tsb al.:
"Keterangan, pernyataan atau pemberitahuan yang disampaikan kepada kami ternyata keliru atau tidak benar atau ternyata terdapat penyembunyian keadaan yang diketahui oleh Anda ..., maka: (i) dan (ii) Polis dan seluruh pertanggungan berdasarkan polis dengan sendirinya batal serta harus dianggap tidak berlaku dan, dalam hal demikian, Anda harus bertanggung jawab atas segala risiko, kerugian dan biaya (selain Biaya Asuransi) yang timbul sebagai akibat penerbitan polis ..."
Singkat kata, saya telah danggap berbohong/menyembunyikan kebenaran pada awal polis sehingga polis saya dianggap gugur. Pada awal pembuatan polis saya telah memberitahukan keadaan sesungguhnya bahwa saya pernah Operasi Sinusitis kepada YS, agen Prudential dari Surabaya.
Awal mula saya jadi nasabah Prudential pada tahun 2007, YS datang ke Makassar dan menginap di rumah teman saya. Teman itu memberitahu bahwa YS ke Makassar untuk mencari nasabah baru Prudential demi mengejar target omzet penjualan dan meminta saya menjadi nasabah Prudential. Saya katakan bahwa saya sudah punya asuransi komersil (AIG) dan Askes.
Terus terang saya merasa terpaksa mengambil Polis Prudential hanya demi pertimbangan pertemanan. Saya didesak mengambil polis dengan premi Rp1juta/bulan. Saya akhirnya setuju mengambil dengan premi Rp750ribu/bulan. YS mengisi semua kelengkapan formulir pendaftaran saya. Saya menceritakan riwayat kesehatan, termasuk pernah rawat inap di RS tahun 2003 untuk operasi Sinusitis. YS mengatakan bahwa hal itu tidak masalah. Dia membanding-bandingkan dan mengatakan asuransi Prudential punya kelebihan yakni memberikan biaya Operasi, selain biaya rawat inap di RS.
Saya juga tanyakan apakah perlu diadakan check up laboratorium? YS bilang: tidak perlu karena pertanggungan kecil dan bila diminta oleh pihak Prudential baru diadakan check up. Sewaktu saya memberikan keterangan ini ada saksinya.
Setelah mendaftarkan diri saya, saya diminta memberikan referensi kenalan saya kepada YS. Salah satu anggota keluarga saya juga turut menjadi nasabah Prudential, dan sekarang saya menyesalinya. Setelah YS kembali ke Surabaya, beberapa saat kemudian teman saya dan anggota keluarganya berhenti dari Prudential. Istrinya bercerita bahwa dia kecewa pada YS yang tidak bertanggung jawab dalam hubungan relasi usaha sehingga dia menutup semua polis Prudential keluarganya.
Saya merasa dijebak. Namun polis saya sudah berjalan beberapa bulan.
Saya telah menyampaikan ketidakpuasan saya kepada CSO Prudential melalui e-mail, termasuk melampirkan salinan polis asuransi lain (AIG no. 20543489) yang lebih dulu saya buat sebelum Prudential, sejak 12 April 2005, di mana di situ jelas tercantum riwayat saya pernah menjalani operasi Sinusitis. Lalu mengapa YS sampai tidak mencantumkan hal serupa di polis Prudential?
YS dalam percakapan telepon menyesali tindakan saya mengajukan klaim saya ke Prudential tanpa sepengetahuannya. Dia berkata bahwa dia dapat diminta datang ke Makassar untuk meminta dokter membuat Surat Keterangan Dokter sedemikian rupa sehingga klaim saya dapat dicairkan Prudential. Saya bertanya-tanya hingga kini, bisakah Surat Keterangan Dokter direkayasa YS untuk itu?
Saat saya mengurus Surat Keterangan Dokter, dokter THT yang menangani operasi saya dengan yakin mengatakan bahwa Polip Saluran Pernapasan saya tidak ada hubungannya dengan Operasi Sinusitis sebelumnya.
Saya menemukan kesalahan fatal dalam SK Klaim Prudential disebutkan: "Polis Bapak mulai diberlakukan pada tanggal 27 November 2008". Sementara di buku Polis saya, tertulis: "Tanggal mulai berlakunya Polis: 27 September 2007". Penulisan data yang tidak akurat menunjukkan ketidaktelitian yang amat fatal!
Dengan tetap menolak klaim saya, saya menganggap Prudential membenarkan cara-cara curang YS agennya dalam membuat polis nasabah secara tidak lengkap demi mengejar target, sekaligus bertindak sepihak (tidak komunikatif) dengan mengabaikan informasi nasabah maupun saksi.
Karena itulah sejak 1 Juli 2009 saya menyatakan berhenti sebagai nasabah Prudential. Sangat riskan memercayakan risiko kehidupan saya kepada lembaga asuransi yang tidak dapat dipercaya. Untuk itu saya harus menanggung kerugian dan hanya menerima pengembalian uang Rp 3.750.000,- dari jumlah Rp 15.750.000 seluruh premi yang telah saya bayar. Klaim rawat inap dan operasi saya tidak cair, ditambah kerugian premi. Duh, pelajaran yang sangat mahal dan berharga ini semoga tidak menimpa orang lain.
Mantan nasabah Prudential polis no. 27167849

Friday, July 03, 2009

tamu malam ini 4


kulihat kilasan gerhana di matamu di derap langkah kita di antara pematang sawah, aliran sungai dan pepohonan yang selalu berbisik-bisik menceritakan kisah lampau dirimu dan diriku serta semua senja yang pernah terbenam di pangkuanmu


sejenak kuhitung langkah kita yang tidak akan pernah cukup untuk kembali ke rumahmu saat kutanyakan ke mana rembulan menghilang malam itu sebelum tersesat dirimu menggengam tanganku di tengah udara dingin

sebuah pondok hangat dengan cahaya lentera berayun-ayun di atas bukit seperti melambai-lambaikan tangan kepadamu di kelam malam di antara mata serigala yang merah berkilat-kilat mengintai

kuingat tongkatmu sebatang ranting muda yang masih berpucuk dikau angkat tinggi-tinggi tatkala geramnya makin menggetarkan nyaliku

bilakah diriku akan kembali ke rumahmu dengan selamat tanyaku saat dirimu bertarung sengit melawan serigala-serigala itu

bilakah diriku akan beristirahat di rumahmu tanyaku saat dirimu berdiri di garis hidup dan mati

bilakah diriku akan menikmati kehidupan ini tanyaku saat dirimu tiada

malam itu, biarkan aku menjadi tamu di rumahmu...

Wednesday, July 01, 2009

tamu malam ini 3

sengaja kubiarkan lenteraku bernyala sepanjang malam karena kutahu dirimu akan datang meskipun gerimis mulai menitik angin kencang menggigilkan badan dan rembulan tak mau menampakkan wajahnya


di manakah dirimu tanyaku kepada setiap yang lewat

awan gelisah daun-daun dipermainkan angin

telah kusiapkan perapian serta air hangat untuk membuat sepoci teh wangi kesukaanmu

nyala lenteraku menari-nari mengikuti deru angin segera akan padam karena minyaknya tiada cukup lagi

akhirnya aku jatuh terlelap di pendopo rumah ketika subuh terjaga oleh kicauan burung-burung dan nyanyianmu

secangkir teh hangat dan senyum manismu sudah cukup menerbitkan sang surya pagi hari
makassar, 010709

Sunday, June 28, 2009

tamu malam ini 2

biasanya dirimu datang ketika bunga-bunga persik menguncup, harum wangi rumput di ladang dan nyanyian burung-burung menyambutmu laksana matahari musim semi yang mengembalikan kehidupan daun-daun ek yang pernah menyisakan hanya ranting-ranting meranggas


hingga matahari senja membola bayanganmu tiada muncul juga selain pekik camar dan nyanyian sedih burung-burung yang pulang ke sarang dengan sayap letih melintasi samudera yang kerap hendak menelannya

bunyi serunai memanggil-manggil namamu di petak-petak sawah mengingatkanku pada jejak-jejak langkahmu yang masih membekas di lumpur basah dan tidak pernah mengering meski musim panas membuat tanah retak-retak merentak

di satu jejakmu membual sumber air dan orang-orang memberi nama sendang surgawi tempat mahluk hidup mendapatkan nyawa baru

airnya mengalirkan kehidupan dan selalu mencari dirimu

airnya selalu mencari dirimu hingga mengalir deras menghanyutkan laksana sungai

sungai nan sepi yang mencari dirimu ke tempat muara abadi...


makassar, 290609

Thursday, June 11, 2009

tamu malam ini

selalu saja dikau bertamu di rumahku meski di rembang malam, dan memperkenalkan namamu: "kekecewaan". di teras rumah di atas balai-balai kubuka kasutmu, kubersihkan sisa debu yang kaubawa sepanjang siang terik tadi menyeret-nyeret langkah. air kembang setaman kupakai menyiram kakimu. setelah itu kutawarkan minum.

secawan anggur pahit selalu engkau pilih, ketika botol-botol minuman kukeluarkan. aku tak tahu bagaimana menyapamu bila caramu memandang begitu sendu. demikian ketika kita saling beradu cawan "demi kehidupan" dan dikau menghabiskannya dengan penuh nafsu. seolah kepahitan dan kegetiran yang layak diteguk.

kata-katamu mulai meracau dengan sumpah serapah. hampir semua jenis hewan di kebun binatang seolah berusaha engkau ingat-ingat lalu menempelkannya pada jidat setiap orang. masa-masa silam pun tak luput dari kata mantra yang hanya engkau tahu artinya.

lalu dikau mulai mengamat-amati seisi rumah. tiada hal menarik dalam rumahku selain sebuah pigura di dinding. di sana terdapat foto dirimu dan daku.

selalu saja dikau bertamu di rumahku meski di rembang malam...

makassar, 110609

Tuesday, June 09, 2009

pada mulanya 4

biji sinapis, gandum, buah ara dan anggur tumbuh subur di tanahmu yang disiram cinta, keringat dan air mata. air mata itu telah menjadi mata air. setiap kali aku duduk letih di tepi sumur engkau menjerangkan air kendi ke kantong air yang selalu kubawa mengembara. tak pernah dirimu bertanya dari mana dan ke mana. karena musim selalu berganti dan diriku selalu kembali ke tanahmu

tanah selalu kaugemburkan dan kauberi rabuk dari sisa-sisa yang kutinggalkan setelah makan: remah-remah roti, tumpahan minyak zaitun, ataupun potongan daging lembu tambun yang dengan rakusnya kuambil namun tak mampu kuhabiskan. makanan bagi kehidupan selalu kausediakan. hidup bagi makanan itu yang selalu kucemaskan

duhai, semalam kami mengadakan pesta pora di halaman bersama. menghabiskan gentong-gentong anggur dan persediaan makanan di gudang. hingga tergeletak nyaris seperti orang dungu. membiarkan pagar terbuka hingga serigala, babi hutan, dan binatang liar mengoyak-ngoyak tanahmu. ternakmu binasa. kebunmu hancur. hatimu membara.

di tepi sumur itu dirimu membasuhku dan luka-lukaku. air matamu mengalir saat kusangka mata air telah mengering. kusesali ketololanku saat kukatakan hendak pergi. tak pernah dirimu bertanya apa dan bagaimana. karena musim selalu berganti dan diriku selalu kembali ke tanahmu

makassar, 090609

pada mulanya 3

lepaskan genggamanmu pada tiang perahu berjalanlah di atas gelisah ombak dan badai kemarahan yang membuat rambutmu bergelora di sela kilat dan guruh sambung menyambung, datanglah padaku

meniti satu tapak demi satu tapak kaki bayi yang baru lepas susu dan belajar berjalan meski jatuh dia merangkak terus berceloteh gumaman cinta yang tak tertahankan

lihat, aku kan mengejarmu meski tertatih oleh berat langkahku sesaat sebelum pongahku menenggelamkan hampir ke dasar samudera cintamu dan dikau memegang tanganku seolah takkan lepas lagi diriku darimu

angin timur berhembuslah, angin barat mengamuklah, menghantam mengharu biru dirinya yang tetap menungguku

makassar, 090609

Monday, June 08, 2009

pada mulanya 2

semuanya diciptakan pada dirimu, senyummu, wajahmu, tangisan, tawamu dan aku bagian sel yang terbelah dari potongan selmu yang hilang tatkala swargaloka dan bumi masih satu daratan sehingga orang tua-tua mengisahkan ibarat dongeng atau sebutlah legenda

jatuh bangun berkali-kali membuatku tahu dirimu tiada berjarak sekalipun telah kutinggalkan dan kubuang dikau, berusaha kuenyahkan dan kumusnahkan semua tentang dikau

apatah yang terbit setiap fajar dengan bintang laut yang mengiringi bak dayang-dayang kesepian dirimu memandangku yang berlari mengejar fatamorgana padang gurun yang membuat kakiku lemah

tidakkah mau engkau datang? bisikmu setengah menangis atau hanya bunyi angin yang kudengar saat gerimis menampar-nampar jasadku

makassar, 080609


pada mulanya

semesta berpendar di matamu senjakala matahari meledak dan melahirkan bintang baru saat kududuk di garis pantai yang pernah menghantam dan menyeret cakrawala masuk ke dalam pusaran gelap keabadian bersama sepotong bayangan yang mengajakku menari-nari

hari tlah tiada, malam tiada, pagi tiada, lalu apakah yang menetes di matamu itu?

noktah jingga berkedip-kedip memanggil-manggil berbisik-bisik bergemuruh dalam keheningan membangunkan kehidupan purba maujud sel abadi yang menetas dalam ingatanku

mengalir tanpa hembusan dan gravitasi, membuncah tanpa hambatan, melebur dalam samudera tak berbatas

kehidupan, aku mencintaimu meski aku tiada

Thursday, June 04, 2009

Omnipotent-nya RS Omni


kasus Prita yang beberapa hari ini menjadi sorotan media, mengantar ingatan saya kepada masa kelabu rezim Soeharto dan kekuasaannya. aroma ketakutan begitu tajam menusuk. pers dikendalikan. kebebasan bersuara dipasung. saya masih ingat, majalah Suara Independen, media bawah tanah yang diterbitkan dengan cara fotokopi dari satu tangan ke tangan lain menjadi artikulasi pembebasan informasi dari belenggu tirani. kebenaran pada waktu itu merupakan suatu kemewahan yang amat sulit diperoleh.

seorang ibu rumah tangga menuliskan pengalaman buruknya mengenai pelayanan yang diterima dari RS Omni. kemudian dia justru ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. apa yang tersirat dari peristiwa ini?

saya tidak tertarik menganalisa detil peristiwa yang dapat menjadi bahan studi kasus kedokteran dan hukum. namun jelas sekali, aroma ketakutan itu begitu tajam baunya kembali dihembuskan ke masyarakat. suatu tanda peringatan seolah ditunjukkan melalui pelajaran pahit bagi Prita sang ibu rumah tangga: penjara.

pertanyaan saya: seberapa Omnipotent-kah (mahakuasa) RS Omni itu? siapa tuan besar yang ada di balik RS Omni sehingga bisa menyuruh jaksa mengenakan tahanan penjara bagi Prita?

lalu babak berikut muncullah lakon cari muka politisi. beramai-ramai mereka menjadi tamu di halaman rumah Prita, seolah mereka pahlawan kesiangan yang membebaskan Prita. musang berkedok domba pun menyaru di antara pejuang rakyat.

rakyat jadi bingung diterjang hantaman pemberitaan beruntun: Rani, Manohara, Ambalat, dan terakhir Prita. kemudian tayangan kampanye Capres dan Cawapres mengajak untuk: "Lebih Cepat Lebih Baik, Lanjutkan... Pro Rakyat!"

di antara wajah-wajah kandidat yang tersenyum itu, ada wajah dari masa lalu dengan aroma ketakutan yang pernah menguar tajam. aktivis mahasiswa yang mati ditembak maupun diculik, para kyai yang dibantai ninja di Jawa Timur, korban kerusuhan di Ambon, Jakarta dan tempat lain di nusantara ini mengenalnya.

bila dia sampai di tampuk kekuasaan, saya amat yakin tidak hanya RS Omni menjadi Omnipotent, rakyat pun musti siap dibungkam... Prita-prita lain bersiaplah masuk bui.
akankah rezim totaliter kembali lagi ke bumi Indonesia setelah digulingkan gelombang reformasi?

saya masih ingat kalimat waktu itu: "hanya ada satu kata: Lawan!"


ps. sebagai tambahan mengenai Omnipotent-nya RS Omni saya lampirkan kabar mengenai Menteri Kesehatan yang tak berdaya menyelesaikan masalah Prita dan RS Omni:

Menkes: Saya Tidak Bisa Menjewer RS Omni
Taufik Wijaya - detikNews

Lampung Selatan - Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari mengaku pihaknya tidak ada urusan dengan kasus Prita Mulyasari dengan RS Omni International. Sebab, RS Omni merupakan RS swasta, sehingga dia tidak bisa menjewernya.

"RS Omni itu swasta, jadi tidak ada sangkut pautnya dengan saya. Saya tidak bisa menjewer, saya tidak tahu," kata Siti saat ditanya pers mengenai kasus Prita Mulyasari ketika meresmikan Posko Kesehatan Pesantren Nurul Huda, Jalan Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Kamis (04/06/2009).

Siti mengatakan kasus itu bukan kasus pelayanan, melainkan kasus pencemaran nama baik. "Saya tidak tahu. Kasus itu bukan kasus pelayanan kesehatan. Itu kasus pencemaran nama baik. Kalau ada pelayanan kesehatan tidak baik, ada jalannya, bukan dilemparkan ke blogger," kata Siti saat ditanya soal kelanjutan kasus tersebut.

Siti juga menyarankan kalau ada persoalan kasus pelayanan kesehatan, harus disampaikan pada jalurnya bukan ke tempat yang tidak semestinya. "Menurut saya kalau ada keluhan terhadap pelayanan kesehatan, jangan melapor ke tempat yang tidak semestinya. Kalau melapor ya ke kepala dinas kesehatan. Gunakan jalur-jalur yang benar,” pinta dia.
---------------------------------------------------------------------------------


Artikel dari majalah Ad Info Serpong:

http://adinfoserpong.blogspot.com/2008/05/peresmian-omni-international-hospital.html

2.6.08
Peresmian Omni International Hospital Alam Sutera 

Sejak soft opening 8 Agustus tahun lalu, tanpa terasa Omni International Hospital Alam Sutera telah beroperasi selama delapan bulan. Dan pada Rabu, 30 April lalu, rumah sakit internasional yang satu ini secara resmi telah melakukan grand opening oleh Menteri Kesehatan RI.

Omni International Hospitas Alam Sutera yang mengusung konsep ‘hospital, hotel, and mal’ ini menghadirkan layanan kesehatan berkualitas internasional untuk masyarakat dengan menyediakan tenaga-tenaga medis yang handal dan peralatan yang canggih.

Dalam kesempatan ini, Menkes yang meresmikan Omni Hospital diwakili oleh Direktur Jendral Bina Pelayan Medik Departemen Kesehatan Dr. Farid W. Husain, Sp.B. Selain itu hadir juga Bupati Tangerang, H. Ismer Iskandar, dan perwakilan Gubernur Banten yakni Djaja Budisuharja, yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Banten.

Peresmian Omni International Hospital ini ditandai dengan pemotongan rangkaian bunga melati yang dilakukan oleh Direktur Jendral Bina Pelayan Medik Departemen Kesehatan. Selanjutnya persemian ini juga ditandai dengan pemberian piagam batu oleh Presiden Direktur Omni International Hospital, Dr. Sukendro kepada ketiga pejabat tadi.

Diposkan oleh majalah AdInfo SERPONG-KARAWACI di 09:05 

Friday, May 29, 2009

Terminator Salvation (T4): mesin manusiawi

bagaimana bila kehidupan dikendalikan oleh mesin ciptaan manusia? bagaimana bila manusia berhadapan melawan ciptaannya sendiri? demikian pertanyaan yang hendak dijawab film Terminator Salvation: The Future Begins. meskipun pemeran utama tidak lagi dipegang oleh Arnold Schwarzenegger yang kekar dan macho itu, sekuel Terminator tetap saja menarik bagi penikmat aksi manusia melawan robot.


Christian Bale (Batman Begins dan The Dark Knight) dengan suara serak-seraknya berperan sebagai John Connor pemimpin gerakan separatis melawan Skynet dan mesin-mesin pembunuhnya. tidak tanggung-tanggung mesin-mesin itu gentayangan di darat, air, dan udara demi mengejar dan menangkapi manusia. dari sinilah ketegangan dibangun, dan jalinan cerita dikembangkan.

Connor berhadapan dengan Marcus Wright, seorang dengan masa lalu sebagai pembunuh. Marcus dieksekusi mati, sebelumnya ia telah meneken surat perjanjian untuk penggunaan organ tubuhnya untuk keperluan riset. di tahun 2018, Marcus 'bangkit' dan ingin mengetahui apa yang telah terjadi pada dirinya setelah eksekusi mati hingga keberadaannya di tahun 2018.

apakah Marcus kemudian menjadi tokoh jahat atau antagonis? pertanyaan ini terkesan terlalu sederhana untuk dijawab hingga pada akhir film karena animasi pertarungan manusia melawan mesin masih terlalu mengasyikkan sebagai tontonan.

sebelum sebuah drama (yang seperti dipaksakan) digelar pada akhir film. dan tampaknya kalimat: "dirimu adalah manusia, bukan mesin. jadi bersikaplah sebagaimana manusia..." menjadi pesan utama yang ingin disampaikan di T4.

untuk adegan aksi dan drama, film Terminator Salvation menurut saya layak mendapat 7,5 dari 10 bintang.

Thursday, May 28, 2009

"masihkah kau mencintaiku?" kisah usang keretakan rumah tangga


iseng-iseng menunggu final champion MU vs Barca di saluran RCTI semalam, saya menonton tayangan berjudul "masihkah kau mencintaiku?". semacam reality show namun lebih berani mirip kuis, karena menghadirkan pasangan yang sedang berantem dan pertanyaan-pertanyaan personal diajukan kepada mereka. siapa lagi kalo bukan Helmy Yahya, jagoan acara kuis televisi, penggagas sekaligus pemandu acaranya, yang ditemani Dian Nitami.

selain pasangan, anak-anak, juga orangtua (kakek-nenek) dari keluarga mereka turut hadir supaya sumber informasi berimbang. mereka mengenakan topeng, demi identitas tersamarkan. nama yang disebut juga bukanlah nama asli.

alkisah, Bapak dan Ibu Ronald sudah membangun bahtera rumahtangga selama 15 tahun. dua tahun terakhir karir sang istri menanjak dan menempati posisi sebagai Manajer Public Relation. dengan kata lain, lebih tinggi dari posisi kerja sang suami. sejak itulah, Ibu Ronald musti beragi peran sebagai wanita karir, istri dan ibu rumah tangga. dan ternyata waktu dan perhatian lebih banyak tersita pada lembur dan target pekerjaan.

pada awalnya, Bapak Ronald sudah memberikan ijin dan kepercayaan kepada sang istri untuk menjalani karir tersebut. lama kelamaan, kata Pak Ronald: "istri saya tidak mau melayani kebutuhan saya..."
dia merasa dicuekin, diterlantarkan.

ekonomi rumah tangga pun dilimpahkan kepada sang istri. duit jajan anak dilimpahkan semuanya kepada istri (trus, gajinya dikemanakan?).

keributan demi keributan tak terelakkan. kedua anaknya bercerita bahwa papa dan mama kerjanya bertengkar terus. "kami malu, setiap pulang di rumah papa dan mama berantem melulu... kenapa tidak bisa seperti papa dan mama teman-teman lain?", tutur sang anak.

tahap demi tahap terungkap: kebutuhan biologis sang Bapak Ronald yang tak terpenuhi membuatnya kasar.
dan hal yang mengejutkan penonton, Ibu Ronald memperlihatkan lebam bekas pukulan di tangannya... suasana menjadi emosional.

Bapak Ronald yang selalu mengelak, membenarkan diri dengan menyebut diri sebagai kepala keluarga, lelaki yang harus dihormati, dll menjadi kehilangan suara. dia telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan ini bukanlah masalah ringan.

Dian Nitami pun tampak emosional dan terbawa "menghakimi" Bapak Ronald.

Rae Sita Supit dan Psikolog Nia memberikan pandangan-pandangan terhadap rumah tangga yang carut-marut begini: mereka untuk sementara harus hidup terpisah dulu, merenungkan apa yang sudah mereka lewati bersama. sang suami musti mengikuti konseling "anger management" dan bagaimana berkomunikasi yang baik.

seingat saya, di saluran tv lain, masalah keretakan rumah tangga juga dijual dalam acara yang dipandu oleh Anjasmara (suami Dian Nitami) dan sempat diprotes karena menampilkan tayangan caci maki kasar pihak yang berseteru. bedanya, pada tayangan yang dipandu Helmy, kata-kata kasar direm (diedit?) sehingga tidak sampai terdengar.

cukup unik juga menimbang kabar tetangga sebelah mengatakan, Helmy Yahya juga saat ini sedang berseteru dengan istrinya yang kedapatan berdua dengan pria lain. setelah pertama kali gagal maju dalam sidang perceraian, kali ini mereka berdua bersama-sama mengajukan tuntutan cerai.

bagaimana bila Helmy dan istri sekali-kali menjadi peserta dalam acara "masihkah kau mencintaiku"? tentu akan seru dan dinanti penonton.

pukul 00.30 wita acara ini selesai, televisi langsung kumatikan dan beranjak untuk tidur.

bagaimana dengan final piala champion?

kutahu malam itu kesebelasan Barca akan mengalahkan MU.
"cintaku di Barcelona... hasta la vista mi amor...", Fariz RM bernyanyi dalam setengah tidurku dan telah kutaruh sebagai tag Facebook sebelumnya.

Wednesday, May 27, 2009

napak tilas 3

sekelumit mantra membeku di udara malam. "say anything..." bisikku.

kata-kata meluruh
coba kususun lagi perca demi perca yang terlepas dari rangkaian gerbong yang membawa bayang-bayang pergi dari stasiun tugu

penjaja dan pejalan berlalu lalang

napak tilas 2

kuukur jalan dengan lambaian helai-helai daun kelapa yang dihembus angin seperti ketika rambutmu dibelainya di antara petak sawah dan pemakaman yang kita lewati di kilometer terjauh

kubelok di tikungan senyummu segaris sungai jernih dengan ikan-ikan kecil mengalir ke huma yang nyaris kering meranggas dilanda kemarau ganas

kuhendak berhenti ketika dikau membawakan nyiru setampah bunga yang kauhamburkan di sepanjang jalan tadi

napak tilas 1

kucintai dikau seperti malam menunggu fajar sambil menyenandungkan lagu-lagu tanpa syair sebut saja nyanyian jangkrik atau bunyi-bunyian malam dan deram ombak bersahutan di pantaimu

dingin malam menusuk amat dalam hingga terlelah aku di rembang fajar kesunyataan merabunkan mata "nirwanakah ini?" tanyaku pada surya gilang nan cemerlang menguntai pendar cahayamu

dan
dikau
dekap
daku

Friday, May 15, 2009

Angels and Demons movie: wisata di Roma dalam 2 jam

novel Dan Brown yang ditulis sebelum "The da Vinci Code" (TdVC) berjudul "Angels and Demons" (AD) diangkat ke layar lebar. tokoh superhero masih Robert Langdon, ahli simbologi dari Universitas Harvard (jangan coba mencari jurusan simbologi di Harvard, karena memang cuma ada di novel Dan Brown). film ini ditampilkan seolah-olah merupakan sekuel (kelanjutan) TdVC. 


bila dalam TdVC, Prof. Langdon menghadapi simbol-simbol karya Leonardo da Vinci sehubungan dengan Maria Magdalena dan kelompok khusus yang disebut-sebut berusaha melindungi keturunannya dengan segala macam cara, pada AD Prof. Langdon berhadapan pada karya-karya Gian Lorenzo Bernini.

diawali dengan penemuan partikel "anti-materi" (teks di layar bioskop dengan jeleknya menyebutnya: anti-meter) di sebuah laboratorium di Italia, yang disebut-sebut sebagai "God's particle", karena merupakan biang terjadinya Penciptaan. salah satu tabung berhasil dicuri. pesan yang ditinggalkan pencuri: satu per satu kardinal kandidat paus akan dieksekusi setiap jam. dan tepat pukul 12 malam, Vatikan akan diledakkan menggunakan tabung anti-materi.

utusan Vatikan menghubungi Prof. Langdon, mengingat reputasinya sebagai ahli simbologi, dan memintanya untuk segera memecahkan teka-teki kelompok Illuminati sang pengirim pesan tersebut. menurut saya aneh saja, bila dimaksud reputasi Langdon dalam TdVC, maka kurang logis bila sampai Vatikan meminta bantuan Langdon. apa boleh buat, penonton musti maklum TdVC telanjur lebih dulu tenar baru kemudian prekuelnya ini diangkat.

maka alur ketegangan berseliweran sepanjang film: di kapel Sistina tempat para pangeran Gereja (kardinal) mengadakan pemilihan paus baru (konklaf), perpustakaan Vatikan yang ditampilkan begitu elok dan canggihnya, basilika-basilika yang tersebar di kota Roma, dan lapangan St. Peter (St. Peter Square). seolah-olah sebuah wisata kota Roma dalam suatu ritme yang memacu rasa ingin tahu!

dalam AD, Dan Brown berhasil menempatkan Galileo, Bernini dalam satu barisan Illuminati sebagai musuh resmi Gereja dan sekaligus memperlihatkan sisi manusiawi para pemimpin Gereja. sayang sekali, Ewan McGregor (yang begitu memukau dalam "Moulin Rouge!") tampak amat canggung dan tidak terlalu meyakinkan dalam peran sebagai Camerlengo atawa Chamerlagne, yakni orang yang ditunjuk oleh Paus yang mangkat sebagai pengganti sementara.

demikian pula pada adegan penyingkapan rahasia si Camerlengo, terasa janggal bahwa para kardinal yang berada di kapel Sistina sudah melihat rekaman pembunuhan kepala polisi Vatikan (posisi ini juga jelas hanya rekaan Dan Brown), yang berarti melebihi kecepatan berjalan Camerlengo, padahal kardinal itu kan sudah berumur lanjut!

AD berhasil menampilkan suspens dengan latar belakang Gereja Katolik. sutradara Ron Howard berhasil menangkap sudut-sudut dan detail menarik dan menjelaskannya ibarat pemandu wisata. meskipun, karena dilarang pihak Vatikan, film ini sebetulnya membuat lokasi tiruan lingkungan Vatikan semirip mungkin.

ibarat mengikuti wisata selama 2 jam, penonton perlu menyiapkan adrenalin dan snack yang cukup. dan tak perlu kaget, bila pada akhir film menemukan pesan ini (sebagaimana di film Spiderman, Batman, Twilight dan superhero lainnya): pemimpin Gereja juga manusia... manusia yang dipilih Tuhan menjadi pemimpin. 
"please write gently...", demikian pesan pemimpin Gereja pada Langdon yang ingin menyelesaikan karyanya mengenai Galileo.

untuk wisata yang menegangkan dan lokasi-lokasi menarik yang disajikan, menurut saya AD layak mendapat 8,5 bintang dari 10.