Monday, December 31, 2007

Refleksi Akhir Tahun: Republik Alpa

tulisan Karlina benar-benar bernas sebagai refleksi akhir tahun 2007. ada beberapa frasa yang menawan: bebal, lalai, abai, dan 'semua dinding adalah pintu'...


Refleksi Akhir Tahun
Republik Alpa
Karlina Supelli

Apakah yang kita rayakan kala tahun kalender berganti? Tak seorang pun bisa melepas masa silam. Bahkan saat Paus Gregorius XIII mengubah perhitungan kalender hingga dalam semalam orang melesat dari tanggal 4 ke 15 Oktober 1582, tak sepotong waktu pun tercuri.

Di tengah kegaduhan menyiapkan pesta, mungkin kita juga minta peramal membaca tanda- tanda peristiwa yang akan datang. Apakah tanda itu berisi harapan atau kematian, tidak lagi relevan. Yang utama ialah mengulang ritual gaduh akhir tahun. Mungkin inilah cara kita melupakan barisan kelalaian yang berlarian meninggalkan korban berceceran di seluruh negeri. Indonesia ialah sebuah kisah tentang alpa.

Lalai dan abai
Dalam pekan terakhir 2007 peta Indonesia sesak oleh tanda merah bencana, menyambung lebih dari 200-an bencana besar-kecil sepanjang tahun. Sebagian besar dipicu oleh peristiwa alam. Ratusan orang tewas dan puluhan ribu menjadi pengungsi. Namun, mengatakan bahwa Indonesia kerap ditimpa bencana karena terletak di jalur rawan gempa, sama dengan mengulang pelajaran IPA kelas empat SD.

Menuduh alam adalah cara murah menyembunyikan kelalaian serta kelambanan mengatasi dampak bencana. Itu juga siasat melarikan diri dari tanggung jawab atas kesembronoan. Jika perlu jalan pendek untuk berkelit, sebutlah semua itu takdir alias musibah yang menyergap dari langit.

Permukaan Bumi seperti kulit telur rebus setengah matang yang retak-retak. Bedanya, pusat Bumi terus bergejolak sehingga potongan-potongan di atasnya saling dorong, saling tindih, dan saling tekuk. Hanya oleh pilihan manusia—atau sebaliknya, keterpaksaan—peristiwa-peristiwa alam beralih menjadi bencana.

Berhadapan dengan sesama dan alam, manusia gampang cedera. Kerentanan adalah kondisi manusia. Hanya saja, ringkasan semacam ini mengubur terlalu banyak detail. Tidak semua dimensi kerentanan manusia bersifat kodrati. Kerentanan juga perkara hubungan antara cuaca kultural kita dan brutalitas pertarungan materi yang menandai sejarah dewasa kini. Dalam pertarungan itu kerentanan merupakan potret buram tata sosial, ekonomi, dan politik, yang cirinya adalah kesenjangan akses.

Alam tidak mengenal ras, usia, agama, jender, dan kelas. Namun, ketika terjadi kekeringan, hanya kaum papa yang mati kelaparan. Kala gempa, anak- anak dan perempuan yang merupakan korban terbanyak. Kerentanan bukan hanya perkara ketiadaan daya ketika malapetaka menimpa. Kerentanan terutama berisi ketiadaan kebebasan ke berbagai sumber daya yang menyangga seseorang agar berkemampuan sebagai manusia.

Andai petani gurem di lereng-lereng curam punya agunan yang bisa ia tukar menjadi modal, andai ia punya cukup uang dan kemudahan mendapatkan informasi, ia tentu menyewa lahan yang tidak rawan longsor untuk bercocok tanam. Rumahnya tidak roboh menimpa anak-anak karena ia punya pilihan untuk membangun rumah tahan gempa. Tetapi pengandaian itu hanya ada dalam cita-cita.

Bagi kaum papa yang tertimpa malapetaka, cita-cita adalah kemewahan yang di ujung hari terasa menyiksa. Litani ini kedengaran biasa-biasa saja kecuali dengan mata tajam kita menyimak putusan-putusan pengadilan. Meminjam ungkapan tokoh desa yang enggan disebut namanya, kita hidup di bawah sistem hukum yang mirip sarang laba-laba. "Ia menjerat serangga tetapi porak poranda oleh terpaan burung".

Kendati mengakibatkan kehidupan puluhan ribu keluarga porak poranda, pesawat tergelincir atau hilang, pengungsi silih ganti, hutan gundul atau terbakar, kita bebal dalam kesembronoan. Dalam kebebalan itu terlibat nasib begitu banyak orang yang tidak akan pernah berubah kendati pemerintah dan bahkan generasi berganti.

Berurusan dengan perilaku abai, lalai dan sembrono dalam skala seluas negara tampaknya memojokkan kita lagi ke pertanyaan tentang kemungkinan hidup bersama. Padahal, kata bersama licin bagi tafsiran. Penggusuran paksa warga miskin dilakukan dengan alasan mulia kepentingan bersama. Kisah di lapangan menunjuk ke fakta bahwa itu berarti pembangunan sentra bisnis dan permukiman mewah.

Apakah kita perlu belajar lagi dari sejarah lahirnya demokrasi modern? Bukankah dari barisan omongan akhir-akhir ini tampaknya kita masih mendambakan demokrasi sebagai prinsip penataan hidup bersama? Demokrasi modern bertumpu di atas pengalaman mereka yang paling tertindas oleh watak otoriter kekuasaan. Dan mereka tentu bukan pemilik uang maupun pemangku kekuasaan yang jumlahnya segelintir, melainkan rakyat kebanyakan.

Dari situ turun pengandaian yang masuk akal. Benih demokrasi tumbuh dalam prinsip bahwa keputusan yang menyangkut jatuh bangun pemenuhan kebutuhan pokok yang menyangga kehidupan bersama, hanya sahih jika bertumpu di atas kondisi hidup-mati rakyat biasa yang paling rentan terhadap dampak keputusan itu.

Semua dinding adalah pintu
Pokok di atas membuat kita sesak. Kita sadar bahwa bencana tidak berkurang kendati pun kita punya ilmu dan teknologi untuk mendeteksi peristiwa-peristiwa alam. Paling-paling kita mengurangi dampaknya, kecuali kita juga rela menata ulang konsesi lahan, hutan, sumber air, perbaikan pendidikan dan upaya kesehatan, distribusi informasi dan lain-lain. Tepat di sinilah kita terbentur tembok kepentingan ekonomi-politik. Di balik tembok itu berlindung para pebisnis dengan pundi-pundi yang bisa membayar transaksi apa saja, termasuk nyawa manusia asalkan ada janji laba.

Kita boleh gusar karena tidak menemukan jalan keluar. Bagi warga miskin, jalan keluar artinya bagaimana bertahan hidup dalam manuver penyangkalan dan pengabaian. Bagi mereka situasi darurat bukan pengecualian, bukan situasi khusus akibat peristiwa luar biasa, melainkan suasana hidup sehari-hari. Bagi ibu hamil, contohnya. Melahirkan adalah proses alami, tetapi adalah bencana jika setiap jam dua ibu mati dalam proses itu. Kita alpa menandainya sebagai bencana karena kematian dalam brutalitas hidup sehari-hari dianggap perkara "biasa".

Apa yang mencengangkan adalah potret faktual bahwa yang rentan dan terabaikan ternyata yang paling mengerti bahwa jalan keluar tidak perlu dicari ke sana dan kemari. Pintu ada di setiap tembok yang menghadang mereka ke hampir semua akses untuk bisa hidup secara manusiawi. "Semua dinding adalah pintu" (RW Emerson, 1803-1882).

Istri nelayan menyiasati situasi darurat sehari-hari dengan menjadi penjual bakulan hasil tangkapan nelayan. Ketika dengan cara itu pendapatan keluarga meningkat, istri-istri nelayan Desa Moro, Kabupaten Demak, mendirikan Puspita Bahari. Cita-cita mereka sederhana: membebaskan diri dari jerat lintah darat yang selama ini mengangkangi akses ekonomi suami-suami mereka.

Sekelompok ibu miskin di kaki bukit Ungaran menghidupkan lagi ritual benih mulai dari menyisihkan biji terpilih, menangkar, mengolah tanah, menyemai, sampai menuai panen yang sekaligus menghasilkan benih baru untuk musim tanam berikut. Inilah perlawanan diam-diam bagi kebebasan pangan yang terampas setelah tiga sumber keramat petani—benih, air, dan lahan—dimangsa perusahaan-perusahaan besar.

Di beberapa desa di Aceh yang hancur akibat tsunami 2004, ibu-ibu punya cara lain menyiasati ekonomi keluarga yang belum juga pulih. Serupa dengan ibu-ibu di kawasan kumuh Jakarta dan Malang, Jawa Timur, mereka mengembangkan usaha sederhana. Karena tak punya benda berharga, agunan mereka adalah kepercayaan yang dijamin kelompok. Bagi mereka, transaksi ekonomi sekaligus merupakan cara mengembalikan sosialitas yang remuk ditelan sistem perekonomian modern.

Bahwa kemudian mereka punya akses ke politik—ikut mengambil keputusan di desa entah waktu banjir atau pemilu—dan posisinya secara kultural naik karena menafkahi keluarga jika bukan malah menjadi kepala keluarga, adalah konsekuensi logis dari keberhasilan menyiasati cara pandang yang selama ini memaksa mereka menerima keniscayaan kerentanan.

Kita punya dua pilihan mengurangi bencana. Tetap berharap dengan gagap akan ada perubahan radikal dalam cara merawat hidup bersama, yang hampir-hampir mustahil dalam mesin ekonomi-politik yang dijalankan dengan kebebalan. Atau, percaya bahwa kelompok paling rentan pun mampu menghidupkan kembali gugus penyangga hidup bersama mereka. Kendalanya? Lagi-lagi sifat alpa para pengelola negeri yang tidak peduli dengan dinamika riil warga biasa, tetapi sibuk melayani kepentingan korporasi. Gerakan akar rumput dipandang sebagai sekadar upaya menyulam bolong-bolong yang ditinggalkan ekonomi-politik dominan dewasa ini. Sesungguhnya, mereka mewahyukan solusi bagi Republik yang sedang dibenamkan oleh pendekatan yang sarat kealpaan. Sebuah pendekatan yang menyeret negeri ini tenggelam dalam genangan malapetaka.

Selamat Tahun Baru 2008.

Karlina Supelli Dosen pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta

tahun baru lagi?

"Teguk air tawarmu, bila kau masih punya,
tapi jangan ucapkan Selamat Tahun Baru,
karena itu sumpah palsu yang melawan nasibmu
,"
kata seorang penyair. (Asal-usul, Suka Hardjana)

Saturday, December 29, 2007

perayaan natal oikumene tahun ini





perayaan natal oikumene kota Makassar tahun ini adem bahkan teman saya bilang menjemukan. panitianya dari PGI. sampai saat terakhir masih banyak yang belum tahu bahwa acara digelar pada 29 Desember 2007 pukul 18.00. sebelumnya tersiar kabar rencana diadakan pada 30 Desember 2007.

hadirin yang datang natalan oikumene jumlahnya sedikit, sehingga panitia perlu minta maaf atas kekurangsigapan panitia menginformasikan acara ke masyarakat.

tidak hanya itu, menurut saya, panitia natalan jelas-jelas melakukan kesalahan: menganggap dan melaksankan perayaan natal tahunan sebagai rutinitas belaka. sound system yang disediakan di tempat acara benar-benar memprihatinkan kualitas suaranya.

pidato Wakil Gubernur, Syahrul Yasin Limpo, yang sangat bersemangat itu sampai tidak dapat didengar secara jelas.

ketidakhadiran Bapak Gubernur Amin Syam pada acara ini juga menimbulkan permakluman masing-masing. apakah beliau sakit? ataukah terkendala masalah kisruh Pilkada?

cuma berharap perayaan natal tahun ini bukan cerminan kisruh situasi politik Sulawesi Selatan saat ini dan di tahun mendatang.

Friday, December 28, 2007

bendera setengah tiang buat Benazir Bhutto (1953-2007)


"And to push for peace is ultimately personal sacrifice, for leadership is not easy. It is born of a passion, and it is a commitment. Leadership is a commitment to an idea, to a dream, and to a vision of what can be. And my dream is for my land and my people to cease fighting and allow our children to reach their full potential regardless of sex, status, or belief".


Benazir Bhutto
cantik, cerdas, gagah
dia pergi meninggalkan Musharraf
dan seribu galau di hati Pakistan
bahkan mungkin dunia
yang semakin panas
dan terkeping-keping
membara

peluru sang pembunuh
mungkin tak menyentuhnya
tak pernah
tak akan pernah
setelah berkali-kali
coba dibidik kepadanya

hatinya terbuat dari baja
semangatnya mengalahkan kobaran api
ledakan bom sang pengecut

dunia tidak tidur
dunia berjaga
di sampingmu, Benazir!

Thursday, December 27, 2007

"pilkada diulang 10 kali pun, saya tidak takut..."

demikian diucapkan Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri Open house Natal di Keuskupan Agung Makassar. beliau didaulat tampil di depan sebenarnya untuk bernyanyi. namun akhirnya beliau menyampaikan beberapa amanat, antara lain bahwa menjadi gubernur bukanlah tujuan akhir, melainkan cara untuk melayani rakyat.

"kapan republik ini bisa maju jika masih tercabik-cabik oleh ketidakadilan?" tanya Syahrul yang disambut dengan tepuk tangan. "masakan bila ada 4 orang sakit di sebuah kampung, yang disuntik malahan semua penduduk kampung? masakan ada 40.000 suara yang diributkan bermasalah, justru 1.100.000 pemilih disuruh memilih ulang oleh Mahkamah Agung?"

Syahrul hadir sejak pukul 12 siang dan terlihat duduk menikmati santap siang semeja dengan Bapa Uskup Agung Mgr. John Liku-Ada; Sekretaris KAMS P. Frans Nipa; dan Yongris dari kalangan Budhis (FKUB).

tahun lalu, Syahrul juga sempat menghadiri acara serupa di tempat ini. namun, suasana kehadiran beliau saat ini terasa sangat berbeda sehubungan dengan kasus yang mencuat di seputar Pilkada daerah ini yang baru saja diputuskan MA untuk mengadakan Pilkada ulang di empat daerah. beberapa pihak menyayangkan keputusan MA yang dinilai tidak bijaksana karena berpotensi memunculkan konflik horisontal antar-warga masyarakat Sulawesi Selatan.

setelah Syahrul pergi sekitar pukul 13.00, pada pukul 14.00 Bapak Gubernur Amin Syam tiba bersama isteri di Keuskupan Agung Makassar. suasana terasa sedikit kaku, apalagi di luar hujan mengguyur dan hawa dingin cukup terasa.

sayang sekali momen ini tidak saya abadikan dengan kamera (juga saat kehadiran Syahrul pada Open house Natal tahun lalu).

semoga di tahun 2008 semuanya berjalan dengan baik, aman dan nyaman buat semuanya.

Saturday, December 22, 2007

pencinta

Aku mencintaimu tanpa mengerti bagaimana, sejak kapan, atau dari mana
Aku mencintaimu dengan sederhana, tanpa kebimbangan, tanpa kesombongan
Aku mencintaimu seperti ini, karena tak ada lagi cara lain untuk mencintai

[Soneta XVII, Pablo Neruda]

siapa mengalahkan siapa


waduh, ternyata tulisan saya Akhir Pesta Demokrasi di Sulawesi Selatan masih ada kelanjutannya dengan peristiwa terbaru yang terjadi Kamis (19/12): Mahkamah Agung memutuskan untuk mengadakan Pemilihan ulang di empat daerah: Gowa, Bantaeng, Bone, Tana Toraja.

akibatnya mudah ditebak. Makassar dinyatakan dalam kondisi siaga satu. banyak unsur ketidakpastian yang akan terjadi pasca-Putusan MA.

namun yang pasti telah terjadi dalam urutan peristiwa Pilkada:
1. Gubernur Amin Syam mengalahkan Kristus pada Perayaan Natal 2006.
2. Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Makassar mengalahkan 120.000 umat Katolik dengan klaim Umat Katolik Sulsel mendukung pasangan Asmara (Amin Syam - Mansyur Ramli).
3. Hakim Agung MA berhasil mengalahkan jutaan suara konstituen warga Sulsel dengan memutuskan pemilihan ulang.

lalu siapa yang akhirnya mengalahkan siapa? bagaimana akhir Pesta Demokrasi di Sulsel?

melodrama Pilkada Sulsel naga-naganya masih akan berlangsung hangat. menurut rekan saya, keempat lokasi tempat akan diadakan Pilkada ulang tepat mewakili kerajaan-kerajaan (Gowa Makassar, Bone, Mandar, Toraja) serta kenangan akan gesekan/konflik yang pernah terjadi antar-kerajaan tersebut.

semoga Pesta Demokrasi berakhir damai.
bukankah demikian tujuan demokrasi sebagai instrumen pemerintahan modern, bukannya dengan cara-cara kekerasan dan kuno zaman baheula.

Friday, December 21, 2007

kabar lutju di akhir tahun

kabar ini sempat membuatku tertawa dan berkata: "hari gini... hahaha"

Gara-gara Cowok, Tiga Cewek Berkelahi di Rappocini

Makassar, Tribun - Tiga cewek warga Lorong 9, Jl Rappocini, Makassar, Kamis (19/12), terlibat perkelahian gara-gara berseturu memperebutkan seorang cowok. Perkelahian tersebut dilakukan dengan saling mencakar, menjambak rambut, dan baku tampar. Peristiwa heboh yang terjadi sore hari ini, memancing perhatian warga sekitar.
Mereka yang berseteru adalah Nini, melawan Jumiati dibantu Yeti. Mereka baru berhenti berkelahi setelah sejumlah warga di sekitar tempat kejadian melerainya.

Merasa sebagai korban, Nini lalu melaporkan Jumiati dan Yeti dalam kasus penganiyaan yang dilakukan secara bersama-sama. Nini ditemani seorang temannya melaporkan hal tersebut ke petugas Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polresta Makassar Timur.
"Saya tidak tahu masalahnya, dia tuduh saya merebut pacarnya. Saya melapor karena mereka melakukan pengeroyokan. Mereka juga yang mendatangi rumah saya sehingga terjadi pengeroyokan," kata Nini kepada polisi.
Nini mengalami luka ringan di bagian wajah dan kepala. Kasus ini resmi ditangani Satreskrim Polresta Makassar Timur. Korban pun telah menjalani berita acara pemeriksaan oleh penyidik.

Thursday, December 20, 2007

ranting 8

saljukah itu
yang menumpuk pada tangkaimu?
dan angin dingin
resah pergi ke mana

adakah bintang-bintang
yang menerangi malammu?
sementara malaikat bersenandung
dengan petikan gitar usang

jangan tidur malam ini, katanya
berjagalah, tangkai, ranting dan dahan,
bintang gemintang
dan angin malam, kekasihku

seorang bayi lahir di sini
dari luka, duka, dan perih
ia membuat
semuanya tersenyum hangat

Sunday, December 16, 2007

sebatang lilin merah jambu



sebatang lilin merah jambu yang menyala hari ini
dan lampion merah yang selalu kunyalakan di rumah
mengingatkanku akan empat keping penantian hati
dan sepotong sukacita

rejoice!
ia sudah dekat, amat dekat bahkan mendekat
rejoice!
jangan surut, murung dan terkurung

lilin merah jambu nyalanya sama
dengan lilin-lilin lain
namun ia sangat berbeda
warnanya persis sama dengan rindu hatiku

simplicity
kesederhanaannya
be strong!
kuatkanlah hatimu

ia makin dekat
makin dekat
dekat

di sini
ia menyisakan lubang di hatiku

Thursday, December 13, 2007

path

Do not go where the path may lead, go instead where there is no path and leave a trail. ~Ralph Waldo Emerson (1803-1882)

Saturday, December 08, 2007

koran lokal


aha... ada berita menarik di koran lokal Minggu, 2/12, dan diriku ada di sana.

diriku menurut muridku


inilah diriku versi muridku di SD. kreatif banget, ya... hahaha.

Saturday, December 01, 2007

today


gak kerasa sudah bulan desember lagi, sudah hampir akhir tahun... pas ketemu lagu yang kedengaran enak sekali dengan lirik yang cukup dalam. dinyanyikan oleh Emi Fujita, album Camomile Classics. coba dengerin lagunya...

Today
(Words and Music by Minstrels' leader Randy Sparks)

Today while the blossoms still cling to the vine
I'll taste your strawberries, I'll drink your sweet wine
A million tomorrows shall all pass away
Ere I forget all the joy that is mine today.

Now I'll be a dandy, and I'll be a rover.
You'll know who I am by the song that I sing.
I'll feast at your table, I'll sleep in your clover.
Who cares what tomorrow shall bring.

I can't be contented with yesterday's glory.
I can't live on promises, winter to spring.
Today is my moment, and now is my story.
I'll laugh and I'll cry and I'll sing.

Today while the blossoms still cling to the vine
I'll taste your strawberries, I'll drink your sweet wine
A million tomorrows shall all pass away
Ere I forget all the joy that is mine today.

Thursday, November 29, 2007

hotel rwanda: wajah kejahatan meringis


film "hotel rwanda" dirilis sejak 2004, namun sore tadi baru ditayangkan di bioskop 21 Panakukkang Makassar dan sempat kusaksikan. tentang kisah nyata yang terjadi di Rwanda: genocide alias pembersihan etnis Tutsi yang dilakukan oleh etnis Hutu. padahal keduanya sama-sama berkulit hitam khas afrika. darah juga sama berwarna merah tertumpah akibat pembantaian massal. anak kecil maupun orang dewasa suku Tutsi dicincang tanpa ampun...

dalam bahasa Pat Archer, seorang relawan bule yang menyaksikan pembantaian anak-anak kecil yang dilakukan di depan matanya, dengan tatapan ngeri dia mengisahkan seorang anak kecil etnis Tutsi yang hendak dicincang sampai mengiba-iba memohon padanya: Please don't let them kill me. I... I promise I won't be Tutsi anymore.

peradaban menjadi gamang di hadapan para korban. identitas manusia jadi absurd ketika itu justru berbalik menjadi stigma, kutukan mematikan. manusia turun peringkat menjadi binatang. nafsu diumbar tanpa kendali mengabaikan batas-batas moral.

lebih celaka lagi, para pihak yang seharusnya dapat menolong justru seolah tuli dan bisu. film hotel rwanda membeberkan gambaran satir ini amat gamblang. AS serta sekutunya yang jawara hak asasi manusia justru tidak ambil peduli kekejian yang terjadi.

karena itu Paul Rusesabagina, seorang Hutu, tokoh sentral film ini berujar kepada orang-orang yang diselamatkan di hotel bintang empat yang dikelolanya: There will be no rescue, no intervention for us. We can only save ourselves. Many of you know influential people abroad, you must call these people. You must tell them what will happen to us... say goodbye. But when you say goodbye, say it as if you are reaching through the phone and holding their hand. Let them know that if they let go of that hand, you will die. We must shame them into sending help.

kengerian saat-saat mereka menanti kematian dapat dirasakan penonton. mereka terjebak di hotel itu. pasukan PBB, pers barat dan orang-orang bule yang dianggap dapat menolong pun ditarik pulang. pemimpin pasukan PBB, Kolonel Oliver bahkan berujar dengan sedihnya: We're here as peace keepers, not peace makers. dibolak-balik bagaimanapun kata-katanya, jelas sikap kepengecutan pihak barat ditelanjangi di sini.

bermula dari pendudukan Belgia di Rwanda. orang-orang suku Tutsi dipakai penjajah Belgia sebagai penguasa lokal. ketika Belgia hengkang dari daerah tersebut, suku Hutu yang mengambil alih kendali. terjadilah balas dendam politis terhadap suku Tutsi. generasi muda mereka hendak dibasmi habis dengan genocide.

Paul menyelamatkan ratusan orang di hotelnya. gambar-gambar yang ditayangkan bergerak indah. tidak menjemukan untuk sebuah film dokumenter. tidak menggurui dengan ajaran saleh keagamaan. karena itu pantas bila Hotel Rwanda diganjar dengan beberapa penghargaan di festival film internasional.

kisahnya mirip film Schindler's List, pengusaha Jerman yang menyelamatkan beberapa nyawa orang Yahudi dari jerat maut kamp konsentrasi. Hotel Rwanda settingnya lebih kompleks: perang saudara, dan mereka harus menyelamatkan diri sendiri alih-alih menyelamatkan orang lain.

kepahlawanan Paul menyelamatkan ratusan nyawa serta kecerdikannya patut mendapat kredit poin tersendiri. wajah kejahatan yang tampak meringis tak selalu harus dihadapi dengan ketakutan, begitu kira-kira pesan dari karakter tokoh Paul yang sangat kuat.

bila Paul masih hidup, saya pribadi ingin menyampaikan salut padanya! standing ovation for his humanity.

Tuesday, November 27, 2007

ziarah Taize di bumi Yogya


ibadat Taize diadakan di aula Sanata Dharma diikuti kaum muda lintas denominasi Kristen seluruh Indonesia dan beberapa dari luar negeri, seperti: Timor Leste, Estonia, Perancis. (pict. courtesy of Esaol)


umat paroki Ganjuran saat beribadat Minggu (25/11) di tengah alam terbuka setelah gempa bumi merobohkan gedung gereja. kami duduk lesehan beralas tikar.


bruder Alois, bruder Fransesco dan bruder Ghislain dari Taize di antara umat.


candi Hati Kudus Yesus Ganjuran.


melihat lokasi gereja yang terkena gempa.


bruder Alois and a child.


para peserta ziarah mengunjungi daerah paling parah akibat gempa di Bantul. Bapak Hadi, ketua lingkungan, ketika menyambut peserta dan bercerita mengenai situasi lokasi.


peserta ziarah dipencar ke beberapa keluarga korban bencana. di sana mereka sharing dan makan siang nasi bungkus bersama-sama. asiknya...


Rio dan seorang mbah yang tertawa dengan mesranya saat kami menggoda mereka: mirip acara TV "Tali Kasih"...


kaum muda peziarah berfoto bersama. choosing to love, choosing hope...

Saturday, November 17, 2007

akhir pesta demokrasi di sulawesi selatan

sejarah baru pertama kali pemilihan pemimpin daerah diadakan di tanah Sulawesi Selatan cukup berlepotan. pemilihan diadakan 4 November 2007. empat jam setelah pemilihan tepatnya pukul 17.00 Lingkaran Survei Indonesia yang dipimpin Denny JA langsung mengumumkan pasangan Sayang (Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Numang) sebagai pemenang.

namun Lembaga Survei Indonesia (lembaga yang dipimpin Saiful Mujani) memberikan hasil berbeda. menurut mereka pasangan Asmara: Amin Syam dan Mansyur Ramli-lah yang keluar sebagai pemenang. masyarakat jadi bingung. pawai kemenangan diadakan masing-masing kelompok, sampai polisi melarang arak-arakan sampai pengumuman resmi KPU dikeluarkan mengenai pemenang Pilkada.

tahapan penghitungan suara tingkat kecamatan hingga tingkat kota makin menguatkan pasangan Sayang sebagai pemenang. lalu berhembuslah isu itu: terjadi kecurangan di beberapa daerah termasuk Gowa, Bone. Gowa adalah basis Sayang. Bone adalah basis Asmara.

kantor Panwaslu (panitia pengawas pemilu) di gedung PWI dirangsek massa pendukung Asmara. tampak kaca-kaca dipecahkan, juga beberapa kendaraan dilempari. hari-hari berlangsung panas oleh seruan demonstrasi untuk menunda penetapan KPU dan menuntut pemilihan ulang di beberapa daerah yang ditengarai terjadi kecurangan.

Jumat siang (16/11) pada saat pengumuman final KPU, di depan kampus UMI sekelompok memblokade jalan poros Urip Sumoharjo sehingga arus lalu lintas macet. mereka membentangkan spanduk bertuliskan: "Tangkap Pendeta Lambe..." sambil berorasi dengan pengeras suara.

pada malam hari tayangan berita di Makassar TV lebih mencengangkan. kamera menyorot poster yang dibawa sekelompok mahasiswa bertuliskan: "Pieter Gosal, Anton Obey, Yongris: kalian bertanggung jawab bila terjadi kerusuhan etnis di kota Makassar".

sekedar diketahui, ketiganya adalah tokoh Tionghoa dan dikenal sebagai pendukung pasangan Sayang pada Pilkada ini.

sayang sekali, pada kesempatan pertama kali Pilkada digelar di Sulawesi Selatan tidak berjalan sehat dengan munculnya aksi-aksi sektarian seperti di atas. sikap kekanak-kanakan yang lebih mengemuka. apakah ini wajah asli masyarakat kita? semoga tidak demikian. karena mayoritas pemilih pemenang Pilkada tentulah dari kalangan nasionalis.

beowulf: pride is the curse


akhirnya bisa masuk ke gedung bioskop lagi... fiuhhh. ada sekian bulan saya absen dari hobi yang satu ini demi mengejar dollar dan sesuap pizza, hahaha... hari ini sempat lihat di iklan koran ada film bagus Matt Damon "The Good Shepherd" lagi diputar. maklum beberapa pekan ini bioskop dijejali film hantu lokal yang tidak bermutu.

beberapa perubahan di bioskop Panakukkang 21: partisi kaca antara pembeli tiket dan penjual sudah tidak ada. pembeli bisa bebas nunjuk-nunjuk layar monitor komputer saat memesan tiket dan nomor kursi. dan satu lagi: harga tiket Senin-Jumat disamakan Rp 15.000! wow, luarbiasa. dulunya cuma Senin nomat Rp 15.000, Selasa-Jumat Rp 20.000, Sabtu-Minggu-Libur Rp 25.000. jauh banget perubahannya ya?

saya tiba pukul 16.15. sementara The Good Sheperd baru main pukul 17.30. Beowulf pukul 16.30. jadi demikian saya memilih Beowulf.

setelah beli tiket, saya berlari ke hypermart di lantai bawah untuk membeli camilan: teh kotak dan pizza. sewaktu tiba di bioskop kembali, pertunjukan sudah dimulai. dalam kegelapan camilan kukeluarkan beserta sambalnya...

hueekkk... lagi asik-asiknya menikmati pizza, tersaji gambar kengerian adegan di film Beowulf. si monster Grendl mencabik-cabik manusia mangsanya dan menyantap... lendirnya menetes-netes. hampir saja nafsu makanku jadi hilang. buset dah, ngeri banget gambar-gambar adegan film ini. selalu kuingatkan diriku: ini cuma film animasi alias perpaduan imajinasi dan teknologi film saja. tapi wait, dugaan saya keliru saat melihat adegan indah yang tersaji sesudahnya: saat Beowulf bertarung melawan Grendl, Beowulf bertemu ibu-Grendl-nan-molek-itu, dan terakhir saat Beowulf bertarung lawan naga terbang yang tiada lain anak hasil selingkuhnya dengan ibu Grendl.

alur ceritanya sederhana sekali. sebuah kota dihantui oleh monster Grendl sehingga raja mengumumkan sayembara untuk menaklukkan monster ini. Beowulf adalah pemuda Viking, bersama teman-temannya mereka mencoba peluang ini.
dengar saja apa yang dikatakan Beowulf dengan angkuhnya: Tonight will be different! I am the ripper, the terror, the slasher. I am the teeth in the darkness! The talons in the night! My name is strength! And lust! And power! I AM BEOWULF!

terjadilah kengerian ini saat Grendl datang dan kembali mencabik-cabik lawannya. namun Beowulf menghadapinya dengan tangan kosong, malahan telanjang bulat! tayangan yang benar-benar bukan untuk anak-anak, hehehe... tapi teknik animasinya cukup cerdas untuk tidak memperlihatkan bagian terlarang punya Beowulf.

Grendl keok terjepit di grendel pintu. tangannya patah. ia mengerut. dan menangis kembali ke ibunya. ia akhirnya mati.

Beowulf naksir pada Wealthow, istri raja yang cantik dan pandai menyanyi. nyanyiannya enak sekali terdengar dengan petikan kecapi dan indah kata-katanya tentang seorang pahlawan.

ibu Grendl membalas dendam. penduduk dihantui ketakutan lagi. Beowulf masuk sampai ke gua sarang monster. musuhnya ternyata sangat molek: Angelina Jolie dengan teknik animasi tanpa busana selain cairan emas menutupi dadanya serta rambut kepang panjang (kok teringat pada Tomb Rider?).

pertarungan mereka tanpa senjata dan kekuatan fisik. namun mematikan yakni: godaan!
Are you the one they call Beowulf? Such a strong man you are. A man like you could own the greatest tale ever sung. Beowulf... Stay with me. Give me a son, and I shall make you the greatest king that ever lived. This... I swear...

ehm... ehm... gak tahu apakah disensor, atau memang adegan "pertarungan" ibu Grendl dan Beowulf cukup di benak penonton saja. di masa tuanya, Beowulf telah menjadi raja.

monster baru ini muncul: seekor naga terbang meneror penduduk. Beowulf kembali bertarung mati-matian. dada naga dirobek, jantungnya ditarik. naga dan Beowulf jatuh ke pantai... naga berubah menjadi manusia, anak Beowulf hasil "pertarungannya" dengan ibu-Grendl-nan-molek-itu.

film Beowulf memakai tagline: Pride is the curse, kiranya memang tepat sebagai bahan renungan. keangkuhan justru musuh utama setiap manusia. lebih mengerikan dari segala monster.

Sunday, November 11, 2007

sepotong bali di tengah hujan


riding for saraswati festival


where are you going? Beyonce at Nusa Dua?


paradise for surfers


the temple in misty morning


art shop gallery


ready for the wave. tsunami alarm on the beach.


baloon man, please don't go away...


hard rain in Bali this morning.
(perhatikan tiga orang yang lewat, mereka memakai payung besar yang biasa dipakai sebagai tenda cafe)


brightly angel, light up my life...

Tuesday, October 23, 2007

di sana perang kampanye kok di sini yang terbakar

politik Pilkada sedang berlangsung di Makassar. riuh rendah sejak lebih 6 bulan lalu. di bulan puasa Ramadhan bahkan diadakan pertemuan pasangan Amin Syam-Mansyur Ramly dengan masyarakat Tionghoa di hotel Clarion. ballroom luas hotel Clarion tidak terisi penuh para undangan.

ada tiga pasangan calon Gubenur dan Wakil Gubernur yang maju dalam Pilkada. Amin Syam-Mansyur Ramly maju sebagai kandidat no.1. Azis Khahar Mudzakkar-Mubyl sebagai kandidat no.2. Syahrul Yasin Limpo-Aus Arifin Nu'mang sebagai kandidat no.3.

tanggal 6 November nanti masyarakat akan memilih secara langsung. inilah pemilu pertama kali untuk memilih pemimpin daerah Sulawesi Selatan. semakin mendekat harinya, suhu politik terasa makin panas.

Rabu, 17 Oktober 2007 Syahrul mengadakan pertemuan bersama semua pendukungnya juga di hotel Clarion. suasana amat ramai, hampir-hampir ballroom Clarion tidak muat menampung luapan masyarakat yang datang. Syahrul sempat mengingatkan: Bila Curang, Pilgub Bisa Chaos.

pada acara malam itu, tampak hadir tokoh-tokoh lintas agama dan masyarakat Tionghoa. dari kalangan Katolik dan Kristen (para suster, tokoh umat) terlihat hadir. acara yang dikemas sebagai Halal bi halal Lebaran juga menghadirkan Emha Ainun Nadjib yang ditemani Novia Kolopaking, isterinya. Emha memberikan beberapa petuah bagi calon gubernur yang akan maju nanti dan bagi masyarakat untuk menjunjung pluralisme dengan mengingatkan amanat Piagam Madinah.

Sabtu, 20 Oktober, di koran lokal Fajar dimuat pernyataan pengurus FMKI Makassar dan dukungannya terhadap kandidat Amin Syam-Mansyur Ramly karena katanya visi-misi yang sesuai dengan umat Katolik. mereka mengklaim bahwa 120.000 umat Katolik Sul-sel juga mendukungnya. pertanyaan bisa disampaikan di sini: alasan bahwa visi-misi cagub Amin Syam yang katanya sesuai dengan aspirasi umat Katolik persisnya yang bagaimana? terkesan alasan yang kurang kuat karena kandidat lain juga tidak kalah indah visi-misi dan programnya.

Minggu, 21 Oktober, sekelompok umat dan Sekjen Keuskupan Agung Makassar (KAMS) ke kantor harian Fajar untuk meluruskan salah kaprah pernyataan FMKI Makassar itu. "Gereja tidak pernah memihak salah satu kandidat. Gereja sebagai lembaga harus memayungi seluruh umat dan tidak berpihak kepada salah satu kandidat", kata P. Frans Nipa, Sekjen KAMS sebagaimana termuat pada harian Fajar Senin, 22 Oktober 2007 berjudul "Keuskupan Agung Bantah Klaim FMKI".

hari ini terasa suasana tidak enak menyelimuti Gereja. akibat pernyataan pengurus FMKI itu, Gereja seolah terseret dalam kancah politik praktis. siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini? tidak jelas. karena pihak yang harus bertanggung jawab atas peristiwa ini belum membuat penjelasan resmi, apalagi permintaan maaf bila ternyata memang keliru.

beberapa umat sempat menyampaikan keberataan atas generalisasi dan politisasi umat yang dibuat pengurus FMKI Makassar. "angka jumlah 120.000 umat katolik KAMS siap mendukung salah satu kandidat itu didapat dari mana?"
"apakah Gereja sekarang bisa dipakai untuk tujuan politik praktis mendukung salah satu calon gubernur?"
"kalau dulu diberitakan Gubernur (Bpk. Amin Syam, red.) mengalahkan Kristus dalam Perayaan Natal 2006, sekarang 120.000 umat katolik di KAMS bisa dikalahkan oleh segelintir pengurus FMKI".

"ya aneh saja, ibarat di sana sedang berlangsung perang kampanye, kok di sini (Gereja, jemaat) yang terbakar?" tanya seorang umat secara kritis. kabar terakhir yang saya dapatkan dari sumber resmi, Gereja (KAMS) telah membuat pernyataan resmi mengenai hal ini dan akan dibacakan pada Minggu sebelum Pilkada diadakan.

kita tunggu saja kelanjutannya, karena tentu menarik untuk dikaji keterlibatan politis awam Katolik dengan wadah FMKI. "peristiwa ini suatu pelajaran politik yang mahal", kata seorang imam.

Wednesday, October 17, 2007

gerimis senja


gerimis menggerigis senja
berkecipak genit menggigit
warna pucat wajahmu
dan angin yang menampar-nampar hati

seekor kupu-kupu bersembunyi di matamu
kelamnya menarik semesta ibarat lubang hitam
dingin beku dia buat matahari
kehilangan api dan pijar

larikan ke mana
rasa dingin mengejar kita
darah dari bibirmu yang kaugigit pun
luruh seumpama kristal safir

anak-anak melarik tetes matamu
butiran permata menggibah semesta raya
gerimis masih mengigit hati
dengan nyanyian senja seorang gadis sepi

Tuesday, October 16, 2007

ode buat Marry


air berjerambang saat bimbang menyerang
senja menimbang resah awan diuntai rambutmu
adakah pesan camar tertukik lambat
seorang telah pergi menyisakan jejak

sepotong noktah
di kain putih lembayung
bersulam kenangan
dendang lagu yang kaugumamkan

hilangkan dia di lautan pasir
seumpama peziarah dan sisirnya
tak pernah sampai ke batas tepi
menggerung arungi ruang

sebut saja ode sejarah atau apapun
kaunyanyikan menandak-nandak
kepurbaan menertawai panggung
dan seketika kita tiada

* rip sukabumi, 151007

Thursday, October 11, 2007

Selamat Raye

Balik Kampung
Sudirman

Perjalanan jauh tak kurasa
Kerna hatiku melonjak sama
Ingin berjumpa sanak saudara
Yang selalu bermain di mata

Nun menghijau gunung ladang dan rimba
Langit nan tinggi bertambah birunya
Deru angin turut sama berlagu
Semuanya bagaikan turut gembira

Balik kampung oh oh...( 3X )
Hati girang
Ho ho... Balik kampung (3X)
Hati girang


lagu di atas mengingatkanku suasana Hari Raya di Malaysia. di sana, Idul Fitri disebut "Raye", jadi ucapan "Selamat Raye" lazim didengar seperti "Selamat Lebaran" (saya sering bertanya-tanya darimana istilah "Lebaran" berasal. adakah yang tahu?).

rancak nian suasana Raye, semeriah lagu yang dinyanyikan Sudirman di atas.

semangat Balik Kampung ternyata di mana-mana sama... untuk mempererat tali Silaturahmi dan Silaturahim dengan handai taulan dan kerabat.

karena itu, pada masa penuh Rahmat ini kepada semua teman yang merayakan:
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H.

Mohon maaf atas segala kesalahan yang ada.

mari kita bersukacita di hari kemenangan ini...

salam hangat dan jabat erat.

Wednesday, October 03, 2007

seorang anak menangis


pagi tadi saya mengajar di sebuah Sekolah Dasar kelas 1. seorang anak laki-laki kecil tiba-tiba maju menghampiri saya sewaktu saya sedang bercerita di depan kelas.

dia menangis tersedu-sedu.
kutanya: "kenapa menangis?"

dia menjawab: "mamaku pergi"
kutanya lagi: "pergi ke mana?"

"pergi kuliah. tidak ada yang menemani saya belajar..."
"sudah kalau begitu, minta papamu menemani ya?" kataku menghibur.
dia kini bisa sedikit tenang.

sebelum pelajaran berakhir, kusampaikan bahwa minggu depan ada ulangan.
tangisannya terdengar lagi.

dia menghampiriku lagi.
kutanya: "kenapa menangis?"
dijawabnya: "tidak ada mama yang menemani saya belajar untuk ulangan"

waduh...
pulang sekolah, saya bertemu baby-sitternya di gerbang sekolah.

dia bilang: "iya, mamanya memang sedang kuliah di Surabaya".

"papanya di mana?" tanyaku
"papanya selalu sibuk dengan urusan kerja".

dalam hati saya sempat terkesima. "sempurnalah," pikirku.

anak bukan lagi hal utama bagi orangtua.
masih banyak hal lain yang patut dikejar di zaman ini: karir, studi, pekerjaan...

semoga karena itu kelak orangtua dapat bangga pada anaknya.
sebegitu mereka menabur, sebegitu mereka menuai...

Sunday, September 30, 2007

babak baru perang creationism vs evolutionism


Council of Europe to vote on creationism next week
By Tom Heneghan, Religion Editor
Tue Sep 25, 12:48 PM ET

PARIS (Reuters) - Europe's main human rights body will vote next week on a resolution opposing the teaching of creationist and intelligent design views in school science classes.

The Council of Europe's Parliamentary Assembly will debate a resolution saying attacks on the theory of evolution were rooted "in forms of religious extremism" and amounted to a dangerous assault on science and human rights.

The resolution, on the agenda for October 4, says European schools should "resist presentation of creationist ideas in any discipline other than religion." It describes the "intelligent design" argument as an updated version of creationism.

Anne Brasseur, an Assembly member from Luxembourg who updated an earlier draft resolution, said the vote was due in June but was postponed because some members felt the original text amounted to an attack on religious belief.

Only minor changes have been made to the initial draft.

"There are different views of the creation of the world and we respect that," she told Reuters. "The message we wanted to send was to avoid creationism passing itself off as science and being taught as science. That's where the danger lies."

The Council, based in the eastern French city of Strasbourg, oversees human rights standards in member states and enforces decisions of the European Court of Human Rights.

If passed, the resolution would not be binding on its 47 member states but would reflect widespread opposition among politicians to teaching creationism in science class.

NATURAL SELECTION DROPPED
Creationism says God made the world in six days as depicted in the Bible. Intelligent design argues some life forms are too complex to have evolved according to Charles Darwin's theory and needed an unnamed higher intelligence to develop as they have.

Some conservatives in the United States, both religious and secular, have long opposed the teaching of evolution in public schools but U.S. courts have regularly barred them from teaching what they describe as religious views of creation.

Pressure to teach creationism is weaker in Europe, but has been mounting. An Assembly committee took up the issue because a shadowy Turkish Muslim publishing group has been sending an Islamic creationist book to schools in several countries.

Supporters of intelligent design want it taught in science class alongside evolution. A U.S. court ruled this out in a landmark decision in 2005, dismissing it as "neo-creationism."

"The aim of this report is not to question or to fight a belief," Brasseur wrote in a memorandum added to the new resolution. "It is not a matter of opposing belief and science, but it is necessary to prevent belief from opposing science."

She said the resolution also shortened references in the resolution to "evolution by natural selection" to "evolution" because some members had misunderstood the reference to natural selection to be an attack on their religious beliefs.

Wednesday, September 26, 2007

The First Time I Ever Saw Your Face


The first time ever I saw your face
I thought the sun rose in your eyes
And the moon and the stars were the gifts you gave
To the night and the empty skies my love
To the night and the empty skies

The first time ever I kissed your mouth
I felt the earth turn in my hand
Like the trembling heart of a captive bird
That was there at my command my love
That was there at my command

The first time ever I lay with you
And felt your heart beat close to mine
I thought our joy would fill the earth
And would last till the end of time my love
And would last till the end of time

The first time ever I saw your face
I thought the sun rose in your eyes
And the moon and the stars were the gifts you gave
To the night and the empty skies my love
To the night and the empty skies

Thursday, September 20, 2007

sejarah sudah mati


begitu kata seorang pemateri dalam diskusi soal manajemen Minggu, 16 September 2007.

yang pasti hanyalah perubahan, setiap hari.
orang tidak diberi kesempatan untuk mengingat masa lampau.

dekorasi toko, slogan iklan, tampilan produk, dan semua aksesoris yang menyertainya.

kesejatian berbungkus perubahan.
karena itu "history is dead"...

susah mengajak anak muda zaman sekarang menelisik sejarah. mereka tidak diberi kesempatan untuk menghirup udara segar, apalagi menoleh sejenak ke belakang.

kata kunci berikutnya: differensiasi.
berani untuk berbeda. segmentasi pasar?

ya, itulah dua kiat untuk survive dalam pertarungan pasar modern: berubah dan berbeda.

sebelum cahaya


aahhh... lagi-lagi letto!
bisa-bisanya dia berkisah tentang diriku. hahaha... ke-ge-er-an niiih. tapi, asik banget loh, coba simak. apalagi di dalam kegelapan malam. wuuiiihhh...

Sebelum Cahaya

kuteringat hati
yang bertabur mimpi
kemana kau pergi, cinta
perjalanan sunyi
engkau tempuh sendiri
kuatkanlah hati, cinta

ingatkah engkau kepada
embun pagi bersahaja
yang menemanimu sebelum cahaya
ingatkah engkau kepada
angin yang berhembus mesra
yang kan membelaimu cinta

kekuatan hati yang berpegang janji
genggamlah tanganku, cinta
ku tak akan pergi meninggalkanmu sendiri
temani hatimu, cinta

ingatkah engkau kepada
embun pagi bersahaja
yang menemanimu sebelum cahaya
ingatkah engkau kepada
angin yang berhembus mesra
yang kan membelaimu, cinta

ku teringat hati
yang bertabur mimpi
kemana kau pergi, cinta
perjalanan sunyi
engkau tempuh sendiri
kuatkanlah hati, cinta

Wednesday, September 05, 2007

somewhere out there


lorong kamar-kamar dan cahaya di ujung jalan


dari ketinggian, semuanya tampak begitu kecil


kota metropolitan menggeliat di pagi hari

Wednesday, August 29, 2007

perkemahan pemuda lintas agama tingkat nasional

tarian Aceh dibawakan dengan rancaknya. tarian adat Papua, sang kepala suku membawakan perdamaian bagi dua pihak yang bertikai. pernah lihat Papua putih? ini dia Susanti dari Papua. penari Balinya kok laki sih? gak acik.

Saturday, August 25, 2007

sepotong kisah bernama mukjizat

ya, sepotong, atau sepenggal kejadian aneh dalam hidup kualami. dan luar biasa... semula kusangka tak dapat kulalui. tentu mustahil melewatinya. atau ahh... lupakan saja. apa itu? proses diklat prajabatan dan pemeriksaan kesehatan menyeluruh.

kami angkatan XII diklat pada bulan lalu (angkatan terakhir untuk tahun ini). disekap selama dua minggu dan mengikuti jadwal kegiatan penuh pagi hingga malam: olahraga pagi (ugh... sudah berapa lama saya mengabaikan kegiatan ini?), sarapan bersama, mandi, nyuci baju, apel pagi, belajar hingga sore, mandi, makan malam, buat ringkasan, apel malam, tidur... demikian setiap hari. asli menjemukan!

untung saja ada beberapa teman yang dapat mencairkan suasana dengan guyonannya. ketawa menjadi katup pengaman kami sebelum jadi stres, apalagi menghadapi dua kali ujian. ada teman bernama Amiruddin, semula dia serius banget. setelah hari kedua, kelihatan aslinya: dia pandai meniru suara kyai kondang Zainuddin MZ, plus cerita-cerita lucunya.

ini gayanya. asli katro kan?


hari terakhir kegiatan, kami mengikuti rekreasi di pantai Tanjung Bayang. bakar ikan, berenang, dan apalagi kalo bukan ketawa... seketika hidup jadi terasa lebih ringan.



setelah selamat melewati diklat, kebetulan bertemu dengan teman diklat saat berjalan-jalan di sebuah mal. dia bercerita telah mengikuti tes kesehatan, meskipun ijasah diklat belum keluar.

saya segera mengurus surat untuk pemeriksaan kesehatan. dengan hati berdebar-debar plas... melewati satu per satu poli kesehatan: foto toraks, ambil urin dan darah, THT, interna, syaraf, mata, gigi, dan poli umum. akankah saya melewati pemeriksaan kesehatan ini dengan baik?

sepanjang perjalanan ke RS saya cuma berdoa Bapa Kami dan Salam Maria. "ke dalam perlindunganmu kami berlari, ya Bunda..."

setelah pemeriksaan selama dua hari, berkas-berkas hasilnya pun diberikan. kesimpulan: saya dinyatakan lulus.

sederhana dan sebiasa itu.
namun saya menganggap ini luar biasa. sungguh ruarrr biasa!

karena itu saya menuliskan kisah ini.
sesuatu yang tidak biasa telah terjadi dalam hidup saya. jikalau bukan karena kebaikan Tuhan, apa lagi yang dapat membuatnya jadi begini?

Friday, August 24, 2007

OOB experience

berita ini ada di wilayah abu-abu sains dan fiksi... justru itulah menariknya.

Scientists recreate out-of-body experiences (no drugs)

CHICAGO (AFP) - For centuries, people have claimed to have had out-of-body experiences but now scientists have recreated the sensation without using drugs in the first experiments of their kind, a study said Thursday.

As many as one in 10 people say they have experienced the sensation of being awake and seeing their own body from another location, according to the study published in the journal Science.

"Out-of-body experiences have fascinated mankind for millennia. Their existence has raised fundamental questions about the relationship between human consciousness and the body," said Henrik Ehrsson, a neuroscientist formerly of University College London, and now at the Karolinska Institute in Sweden.

Now neuroscientists have manipulated a group of perfectly healthy volunteers into thinking they had moved outside their bodies by distorting their perception of reality.

Using virtual reality goggles to mix up the sensory signals reaching the brain, they induced the volunteers into projecting their awareness into a virtual body. Participants confirmed they had experienced sitting behind their physical body and looking at it.

The illusion was so strong that the volunteers reacted with a palpable sense of fear when their virtual selves were threatened with physical force.

The findings suggest there may be a scientific explanation for these types of out-of-body experiences, which are often thought of as delusional or paranormal, and the scientists believe their research could have important applications.

"The invention of this illusion is important because it reveals the basic mechanism that produces the feeling of being inside the physical body," said Ehrsson.

"This represents a significant advance because the experience of one's own body as the center of awareness is a fundamental aspect of self-consciousness."

And inducing people to have out-of-body experiences could have wide-ranging uses, he believes.

"This is essentially a means of projecting yourself, a form of teleportation. If we can project people into a virtual character, so they feel and respond as if they were really in a virtual version of themselves, just imagine the implications.

"The experience of video games could reach a whole new level, but it could go much beyond that. For example, a surgeon could perform remote surgery, by controlling their virtual self from a different location."

But scientists still don't know exactly what causes such experiences which have often been associated with traumatic experiences such as car accidents and linked to compromised brain function in epileptics, drug addicts and stroke victims.

"Brain dysfunctions that interfere with interpreting sensory signals may be responsible for clinical cases of out-of-body experiences," said Ehrsson.

"Though, whether all out-of-body experiences arise from the same causes is still an open question."

Friday, August 17, 2007

indonesia saat ultah ke-62


pagi, 17 Agustus 2007, senjata TNI dibariskan di jalan sebelum upacara dimulai di halaman rumah jabatan gubernur.


senjata TNI AD dan AL berpadu: senapan dan pedang.


para perwira AL tampak gagah dengan seragam putihnya.


TNI AD dan senjatanya.


para siswa SLTP dan SMU disediakan panggung untuk menyanyikan aubade dan serenade.


para pejuang kemerdekaan bercengkerama sesaat sebelum upacara dimulai. mungkin mengenang nostalgia zaman pergerakan kemerdekaan dahulu.


RRI meliput acara ini dengan mobil pemancarnya. sekali di udara tetap di udara...


wartawan MakassarTV menyetel kamera sebelum beraksi.


barisan TNI, PNS sebelum memasuki lapangan upacara. siap graaakk...


tentara juga manusia. sebelum upacara penurunan bendera sore hari, seorang tentara memesan semangkuk bakso. mungkin lelah bertugas seharian.


barisan Paskibra siap menurunkan bendera dalam upacara penurunan bendera sore hari. mereka tampak gagah berbaris.


langit senja di hari kemerdekaan.