Saturday, November 17, 2007

akhir pesta demokrasi di sulawesi selatan

sejarah baru pertama kali pemilihan pemimpin daerah diadakan di tanah Sulawesi Selatan cukup berlepotan. pemilihan diadakan 4 November 2007. empat jam setelah pemilihan tepatnya pukul 17.00 Lingkaran Survei Indonesia yang dipimpin Denny JA langsung mengumumkan pasangan Sayang (Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Numang) sebagai pemenang.

namun Lembaga Survei Indonesia (lembaga yang dipimpin Saiful Mujani) memberikan hasil berbeda. menurut mereka pasangan Asmara: Amin Syam dan Mansyur Ramli-lah yang keluar sebagai pemenang. masyarakat jadi bingung. pawai kemenangan diadakan masing-masing kelompok, sampai polisi melarang arak-arakan sampai pengumuman resmi KPU dikeluarkan mengenai pemenang Pilkada.

tahapan penghitungan suara tingkat kecamatan hingga tingkat kota makin menguatkan pasangan Sayang sebagai pemenang. lalu berhembuslah isu itu: terjadi kecurangan di beberapa daerah termasuk Gowa, Bone. Gowa adalah basis Sayang. Bone adalah basis Asmara.

kantor Panwaslu (panitia pengawas pemilu) di gedung PWI dirangsek massa pendukung Asmara. tampak kaca-kaca dipecahkan, juga beberapa kendaraan dilempari. hari-hari berlangsung panas oleh seruan demonstrasi untuk menunda penetapan KPU dan menuntut pemilihan ulang di beberapa daerah yang ditengarai terjadi kecurangan.

Jumat siang (16/11) pada saat pengumuman final KPU, di depan kampus UMI sekelompok memblokade jalan poros Urip Sumoharjo sehingga arus lalu lintas macet. mereka membentangkan spanduk bertuliskan: "Tangkap Pendeta Lambe..." sambil berorasi dengan pengeras suara.

pada malam hari tayangan berita di Makassar TV lebih mencengangkan. kamera menyorot poster yang dibawa sekelompok mahasiswa bertuliskan: "Pieter Gosal, Anton Obey, Yongris: kalian bertanggung jawab bila terjadi kerusuhan etnis di kota Makassar".

sekedar diketahui, ketiganya adalah tokoh Tionghoa dan dikenal sebagai pendukung pasangan Sayang pada Pilkada ini.

sayang sekali, pada kesempatan pertama kali Pilkada digelar di Sulawesi Selatan tidak berjalan sehat dengan munculnya aksi-aksi sektarian seperti di atas. sikap kekanak-kanakan yang lebih mengemuka. apakah ini wajah asli masyarakat kita? semoga tidak demikian. karena mayoritas pemilih pemenang Pilkada tentulah dari kalangan nasionalis.

No comments: