Thursday, November 29, 2007

hotel rwanda: wajah kejahatan meringis


film "hotel rwanda" dirilis sejak 2004, namun sore tadi baru ditayangkan di bioskop 21 Panakukkang Makassar dan sempat kusaksikan. tentang kisah nyata yang terjadi di Rwanda: genocide alias pembersihan etnis Tutsi yang dilakukan oleh etnis Hutu. padahal keduanya sama-sama berkulit hitam khas afrika. darah juga sama berwarna merah tertumpah akibat pembantaian massal. anak kecil maupun orang dewasa suku Tutsi dicincang tanpa ampun...

dalam bahasa Pat Archer, seorang relawan bule yang menyaksikan pembantaian anak-anak kecil yang dilakukan di depan matanya, dengan tatapan ngeri dia mengisahkan seorang anak kecil etnis Tutsi yang hendak dicincang sampai mengiba-iba memohon padanya: Please don't let them kill me. I... I promise I won't be Tutsi anymore.

peradaban menjadi gamang di hadapan para korban. identitas manusia jadi absurd ketika itu justru berbalik menjadi stigma, kutukan mematikan. manusia turun peringkat menjadi binatang. nafsu diumbar tanpa kendali mengabaikan batas-batas moral.

lebih celaka lagi, para pihak yang seharusnya dapat menolong justru seolah tuli dan bisu. film hotel rwanda membeberkan gambaran satir ini amat gamblang. AS serta sekutunya yang jawara hak asasi manusia justru tidak ambil peduli kekejian yang terjadi.

karena itu Paul Rusesabagina, seorang Hutu, tokoh sentral film ini berujar kepada orang-orang yang diselamatkan di hotel bintang empat yang dikelolanya: There will be no rescue, no intervention for us. We can only save ourselves. Many of you know influential people abroad, you must call these people. You must tell them what will happen to us... say goodbye. But when you say goodbye, say it as if you are reaching through the phone and holding their hand. Let them know that if they let go of that hand, you will die. We must shame them into sending help.

kengerian saat-saat mereka menanti kematian dapat dirasakan penonton. mereka terjebak di hotel itu. pasukan PBB, pers barat dan orang-orang bule yang dianggap dapat menolong pun ditarik pulang. pemimpin pasukan PBB, Kolonel Oliver bahkan berujar dengan sedihnya: We're here as peace keepers, not peace makers. dibolak-balik bagaimanapun kata-katanya, jelas sikap kepengecutan pihak barat ditelanjangi di sini.

bermula dari pendudukan Belgia di Rwanda. orang-orang suku Tutsi dipakai penjajah Belgia sebagai penguasa lokal. ketika Belgia hengkang dari daerah tersebut, suku Hutu yang mengambil alih kendali. terjadilah balas dendam politis terhadap suku Tutsi. generasi muda mereka hendak dibasmi habis dengan genocide.

Paul menyelamatkan ratusan orang di hotelnya. gambar-gambar yang ditayangkan bergerak indah. tidak menjemukan untuk sebuah film dokumenter. tidak menggurui dengan ajaran saleh keagamaan. karena itu pantas bila Hotel Rwanda diganjar dengan beberapa penghargaan di festival film internasional.

kisahnya mirip film Schindler's List, pengusaha Jerman yang menyelamatkan beberapa nyawa orang Yahudi dari jerat maut kamp konsentrasi. Hotel Rwanda settingnya lebih kompleks: perang saudara, dan mereka harus menyelamatkan diri sendiri alih-alih menyelamatkan orang lain.

kepahlawanan Paul menyelamatkan ratusan nyawa serta kecerdikannya patut mendapat kredit poin tersendiri. wajah kejahatan yang tampak meringis tak selalu harus dihadapi dengan ketakutan, begitu kira-kira pesan dari karakter tokoh Paul yang sangat kuat.

bila Paul masih hidup, saya pribadi ingin menyampaikan salut padanya! standing ovation for his humanity.

Tuesday, November 27, 2007

ziarah Taize di bumi Yogya


ibadat Taize diadakan di aula Sanata Dharma diikuti kaum muda lintas denominasi Kristen seluruh Indonesia dan beberapa dari luar negeri, seperti: Timor Leste, Estonia, Perancis. (pict. courtesy of Esaol)


umat paroki Ganjuran saat beribadat Minggu (25/11) di tengah alam terbuka setelah gempa bumi merobohkan gedung gereja. kami duduk lesehan beralas tikar.


bruder Alois, bruder Fransesco dan bruder Ghislain dari Taize di antara umat.


candi Hati Kudus Yesus Ganjuran.


melihat lokasi gereja yang terkena gempa.


bruder Alois and a child.


para peserta ziarah mengunjungi daerah paling parah akibat gempa di Bantul. Bapak Hadi, ketua lingkungan, ketika menyambut peserta dan bercerita mengenai situasi lokasi.


peserta ziarah dipencar ke beberapa keluarga korban bencana. di sana mereka sharing dan makan siang nasi bungkus bersama-sama. asiknya...


Rio dan seorang mbah yang tertawa dengan mesranya saat kami menggoda mereka: mirip acara TV "Tali Kasih"...


kaum muda peziarah berfoto bersama. choosing to love, choosing hope...

Saturday, November 17, 2007

akhir pesta demokrasi di sulawesi selatan

sejarah baru pertama kali pemilihan pemimpin daerah diadakan di tanah Sulawesi Selatan cukup berlepotan. pemilihan diadakan 4 November 2007. empat jam setelah pemilihan tepatnya pukul 17.00 Lingkaran Survei Indonesia yang dipimpin Denny JA langsung mengumumkan pasangan Sayang (Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Numang) sebagai pemenang.

namun Lembaga Survei Indonesia (lembaga yang dipimpin Saiful Mujani) memberikan hasil berbeda. menurut mereka pasangan Asmara: Amin Syam dan Mansyur Ramli-lah yang keluar sebagai pemenang. masyarakat jadi bingung. pawai kemenangan diadakan masing-masing kelompok, sampai polisi melarang arak-arakan sampai pengumuman resmi KPU dikeluarkan mengenai pemenang Pilkada.

tahapan penghitungan suara tingkat kecamatan hingga tingkat kota makin menguatkan pasangan Sayang sebagai pemenang. lalu berhembuslah isu itu: terjadi kecurangan di beberapa daerah termasuk Gowa, Bone. Gowa adalah basis Sayang. Bone adalah basis Asmara.

kantor Panwaslu (panitia pengawas pemilu) di gedung PWI dirangsek massa pendukung Asmara. tampak kaca-kaca dipecahkan, juga beberapa kendaraan dilempari. hari-hari berlangsung panas oleh seruan demonstrasi untuk menunda penetapan KPU dan menuntut pemilihan ulang di beberapa daerah yang ditengarai terjadi kecurangan.

Jumat siang (16/11) pada saat pengumuman final KPU, di depan kampus UMI sekelompok memblokade jalan poros Urip Sumoharjo sehingga arus lalu lintas macet. mereka membentangkan spanduk bertuliskan: "Tangkap Pendeta Lambe..." sambil berorasi dengan pengeras suara.

pada malam hari tayangan berita di Makassar TV lebih mencengangkan. kamera menyorot poster yang dibawa sekelompok mahasiswa bertuliskan: "Pieter Gosal, Anton Obey, Yongris: kalian bertanggung jawab bila terjadi kerusuhan etnis di kota Makassar".

sekedar diketahui, ketiganya adalah tokoh Tionghoa dan dikenal sebagai pendukung pasangan Sayang pada Pilkada ini.

sayang sekali, pada kesempatan pertama kali Pilkada digelar di Sulawesi Selatan tidak berjalan sehat dengan munculnya aksi-aksi sektarian seperti di atas. sikap kekanak-kanakan yang lebih mengemuka. apakah ini wajah asli masyarakat kita? semoga tidak demikian. karena mayoritas pemilih pemenang Pilkada tentulah dari kalangan nasionalis.

beowulf: pride is the curse


akhirnya bisa masuk ke gedung bioskop lagi... fiuhhh. ada sekian bulan saya absen dari hobi yang satu ini demi mengejar dollar dan sesuap pizza, hahaha... hari ini sempat lihat di iklan koran ada film bagus Matt Damon "The Good Shepherd" lagi diputar. maklum beberapa pekan ini bioskop dijejali film hantu lokal yang tidak bermutu.

beberapa perubahan di bioskop Panakukkang 21: partisi kaca antara pembeli tiket dan penjual sudah tidak ada. pembeli bisa bebas nunjuk-nunjuk layar monitor komputer saat memesan tiket dan nomor kursi. dan satu lagi: harga tiket Senin-Jumat disamakan Rp 15.000! wow, luarbiasa. dulunya cuma Senin nomat Rp 15.000, Selasa-Jumat Rp 20.000, Sabtu-Minggu-Libur Rp 25.000. jauh banget perubahannya ya?

saya tiba pukul 16.15. sementara The Good Sheperd baru main pukul 17.30. Beowulf pukul 16.30. jadi demikian saya memilih Beowulf.

setelah beli tiket, saya berlari ke hypermart di lantai bawah untuk membeli camilan: teh kotak dan pizza. sewaktu tiba di bioskop kembali, pertunjukan sudah dimulai. dalam kegelapan camilan kukeluarkan beserta sambalnya...

hueekkk... lagi asik-asiknya menikmati pizza, tersaji gambar kengerian adegan di film Beowulf. si monster Grendl mencabik-cabik manusia mangsanya dan menyantap... lendirnya menetes-netes. hampir saja nafsu makanku jadi hilang. buset dah, ngeri banget gambar-gambar adegan film ini. selalu kuingatkan diriku: ini cuma film animasi alias perpaduan imajinasi dan teknologi film saja. tapi wait, dugaan saya keliru saat melihat adegan indah yang tersaji sesudahnya: saat Beowulf bertarung melawan Grendl, Beowulf bertemu ibu-Grendl-nan-molek-itu, dan terakhir saat Beowulf bertarung lawan naga terbang yang tiada lain anak hasil selingkuhnya dengan ibu Grendl.

alur ceritanya sederhana sekali. sebuah kota dihantui oleh monster Grendl sehingga raja mengumumkan sayembara untuk menaklukkan monster ini. Beowulf adalah pemuda Viking, bersama teman-temannya mereka mencoba peluang ini.
dengar saja apa yang dikatakan Beowulf dengan angkuhnya: Tonight will be different! I am the ripper, the terror, the slasher. I am the teeth in the darkness! The talons in the night! My name is strength! And lust! And power! I AM BEOWULF!

terjadilah kengerian ini saat Grendl datang dan kembali mencabik-cabik lawannya. namun Beowulf menghadapinya dengan tangan kosong, malahan telanjang bulat! tayangan yang benar-benar bukan untuk anak-anak, hehehe... tapi teknik animasinya cukup cerdas untuk tidak memperlihatkan bagian terlarang punya Beowulf.

Grendl keok terjepit di grendel pintu. tangannya patah. ia mengerut. dan menangis kembali ke ibunya. ia akhirnya mati.

Beowulf naksir pada Wealthow, istri raja yang cantik dan pandai menyanyi. nyanyiannya enak sekali terdengar dengan petikan kecapi dan indah kata-katanya tentang seorang pahlawan.

ibu Grendl membalas dendam. penduduk dihantui ketakutan lagi. Beowulf masuk sampai ke gua sarang monster. musuhnya ternyata sangat molek: Angelina Jolie dengan teknik animasi tanpa busana selain cairan emas menutupi dadanya serta rambut kepang panjang (kok teringat pada Tomb Rider?).

pertarungan mereka tanpa senjata dan kekuatan fisik. namun mematikan yakni: godaan!
Are you the one they call Beowulf? Such a strong man you are. A man like you could own the greatest tale ever sung. Beowulf... Stay with me. Give me a son, and I shall make you the greatest king that ever lived. This... I swear...

ehm... ehm... gak tahu apakah disensor, atau memang adegan "pertarungan" ibu Grendl dan Beowulf cukup di benak penonton saja. di masa tuanya, Beowulf telah menjadi raja.

monster baru ini muncul: seekor naga terbang meneror penduduk. Beowulf kembali bertarung mati-matian. dada naga dirobek, jantungnya ditarik. naga dan Beowulf jatuh ke pantai... naga berubah menjadi manusia, anak Beowulf hasil "pertarungannya" dengan ibu-Grendl-nan-molek-itu.

film Beowulf memakai tagline: Pride is the curse, kiranya memang tepat sebagai bahan renungan. keangkuhan justru musuh utama setiap manusia. lebih mengerikan dari segala monster.

Sunday, November 11, 2007

sepotong bali di tengah hujan


riding for saraswati festival


where are you going? Beyonce at Nusa Dua?


paradise for surfers


the temple in misty morning


art shop gallery


ready for the wave. tsunami alarm on the beach.


baloon man, please don't go away...


hard rain in Bali this morning.
(perhatikan tiga orang yang lewat, mereka memakai payung besar yang biasa dipakai sebagai tenda cafe)


brightly angel, light up my life...