Sunday, December 31, 2006

di sini

aku tak tahu musti berkata apa
saat diriku berdiri di simpang jalan
dia bilang ke sana, dirimu bilang ke sananya sana

sementara tali temali mengikat dirimu
aku berjalan seperti memiliki sayap
padahal kaki pun aku tak punya
apalagi pisau untuk membantumu

selalu ada yang mengingatkanku
untuk kembali
namun aku terus berdiri
seperti keabadian telah ada di sini

saat kuterjaga
mungkin masa telah berganti
semua telah berubah
namun aku masih berdiri di sini

Saturday, December 30, 2006

natalankah?

malam tadi diadakan natal Oikumene sekodya Makassar di Balai Prajurit M. Yusuf. kebetulan kepanitiaan natal tahun ini diserahkan kepada gereja katolik. dan ajaib, tempat perayaan natal sama sekali tanpa hiasan natal, yakni pohon terang maupun kandang natal, selain panggung yang ditulis: "bangkit dan bergeraklah" (bangkit untuk apa? bergerak untuk apa? terus ngapain? binun juga membaca tema sepotong-sepotong gitu), dan tulisan "Natal 2006".

umat yang hadir memenuhi seluruh gedung. pembawa acaranya yakni Bapak Hendrono dari Malang. orang karismatik tentu mengenal Bapak ini, ia terkenal lugas dalam bernyanyi dan membawakan acara, serta tak ketinggalan celutukan khas Jawa Timurannya.

Bapak Gubernur Sulawesi Selatan, Bpk. Amin Syam yang turut hadir juga tak luput dari celutukannya. setelah mendengar Bpk. Amin bernyanyi lagu daerah, kemudian Hendrono mengundang Ibu Apiaty Amin Syam juga bernyanyi. lagu yang dinyanyikan adalah lagu cengeng tempo dulu (jadi ingat pada istilah Harmoko waktu masih jadi Menpen), dan habis-habisan dipuji sama Hendrono. kalo Bapak (Amin Syam) dapat 6,5 maka Ibu dapat nilai 9,5.

kemudian Bapak Gubernur menyerahkan sumbangan kepada beberapa panti asuhan. seorang anak panti asuhan mengajukan dua pertanyaan yang langsung dijawab beliau:
"sekarang Bapak menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan. apa sebenarnya cita-cita Bapak waktu kecil?"
Pak Amin tangkas menjawab: "cita-cita saya sebetulnya menjadi presiden"
langsung disambut tawa hadirin.

"kami yang hidup di Panti Asuhan seringkali merasa kekurangan. apakah Bapak merasakan berkekurangan saat ini?"
Pak Amin langsung bercerita mengenai pengalamannya: "saat ini tentu saya tidak merasa kekurangan. namun waktu masih kecil dulu saya juga mengalami kemiskinan, sehingga badan saya kecil seperti ini... karena itu kalian harus bersemangat memperbaiki hidup"
hadirin bertepuk tangan.

dalam kata sambutan (pidato tanpa teks), Gubernur secara berani mengatakan bahwa ia tidak suka menggunakan istilah mayoritas-minoritas dalam hal kuantitas (jumlah). mayoritas-minoritas lebih tepat digunakan dalam hal kualitas, peran serta dalam membangun negara ini lebih penting. "keliru bila ada yang membanggakan diri sebagai mayoritas dalam hal jumlah, namun secara kualitas sangat sedikit peran sertanya bagi negara ini atau malah justru jadi pengacau..."

hadirin bergemuruh memberikan tepuk tangan. jika saja semua pejabat berani mengatakan hal ini... teman di sampingku berbisik: ini mungkin karena menjelang pilkada (pemilihan kepala daerah) sehingga gubernur berani bicara seperti itu supaya terpilih kembali?
husssh... jangan berprasangka buruk, tidak baik. apalagi ini perayaan natal, kata teman lain mengingatkan.

iya iya, perayaan natal.
tapi suasana natalnya di mana ya?

seperti ada yang hilang di malam perayaan hingar bingar itu.

hilang di antara hiruk pikuk rutinitas tahunan.

catatan: tanggal 2 Januari 2007 di harian lokal ada tulisan menarik mengenai acara natalan ini berjudul: "Gubernur Kalahkan Kristus di Acara Natal" ditulis oleh dosen UIN Bpk. Qasim Mathar. heran saja, saudara kita dari agama lain justru juga dapat merasakan suasana Natal yang hilang dalam perayaan natal tsb...

Thursday, December 28, 2006

suatu masa di ujung tahun

keabadian, bisikmu, adalah kemewahan mimpi manusia yang begitu singkat mampir di dunia ini

taklah, jawabku
di bibir pantai itu kita memandang akhir tahun yang hampir terbenam

kubingkai senja itu dalam benakku
dan tak pernah kubiarkan terhapus

sedetik pun

Wednesday, December 27, 2006

balik kampung 9: gambar dari bangkok lagi


patung budha emas di salah satu ruangan sembahyang di Wat Po. para turis harus melepaskan alas kaki untuk masuk ruangan berkarpet di dalam. semuanya duduk di lantai, pemandu wisata menjelaskan mengenai lukisan yang terdapat di seluruh dinding.

waktu dan waktu

"Waktu sering disebut dimensi keempat dalam sains dan kedudukannya amat penting untuk observasi ilmiah karena peristiwa yang coba diukur dan dijelaskan oleh ilmuwan berlangsung dalam satu kerangka waktu. Namun, dari Teori Relativitas Umum Einstein kita juga mengetahui bahwa tidak ada kerangka waktu standar atau absolut karena waktu dapat didefinisikan hanya melalui pengukuran.

Pengukuran waktu didasarkan pada berulangnya fenomena alam. Misalnya, satu tahun didefinisikan sebagai jumlah waktu yang diperlukan oleh Bumi untuk melakukan satu putaran lengkap mengelilingi Matahari. Satu hari didefinisikan sebagai jumlah waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk melakukan satu putaran lengkap pada sumbunya. Tahun dan bulan kemudian dirinci menjadi unit-unit lain, seperti hari, jam, dan detik.
" Kompas, 27 Desember 2006

apa yang bisa dikatakan mengenai waktu? sementara hidup kita diikat oleh penjara waktu? waktu tiada lain suatu kesepakatan besar yang pernah dibuat manusia. contohnya: pernah daerah Bali masuk di wilayah waktu Indonesia bagian Barat, kemudian dipindahkan ke daerah waktu Indonesia bagian Timur (mundur 1 jam). suatu saat nanti, mungkin Indonesia akan memakai satu wilayah waktu yang sama. supaya masyarakat di Timur tidak usah berbeda waktu dengan yang di Barat. selain itu, hal ini juga menjalin kesatuan wilayah Indonesia.

coba lihat di Malaysia. antara Malaysia sebelah timur (Sabah-Serawak) dan Barat (KL), mereka tak ada perbedaan soal waktu.

hemmh, sekarang bicara soal akhir tahun.
bagaimana tahun ini dimaknai? waw, saya amat mensyukuri tahun 2006 ini. beberapa hal bisa saya buatkan daftar:
1. usahaku berjalan baik, dan beberapa ide usaha baru untuk tahun 2007
2. kredit rumah sudah lunas (no debt anymore!)
3. bisa berjalan-jalan sekitar asia tenggara (sesuai resolusi yang kubuat di awal 2006)
4. kesehatan baik (at least gak sampai dirawat di RS)
5. lobsterku juga sehat-sehat (cuma resolusi tahun 2007: mereka musti digenjot buat aktif bereproduksi, hahaha...)
6. bertemu dengan orang-orang ajaib
7. jatuh cinta lagi (ehm.. ehm..)

jadi, apa yang dapat kukatakan mengenai waktu?
waktu adalah usaha manusia memaknai hidupnya. setiap saat menjadi begitu berarti.

kalaupun saat itu hilang di suatu peredaraan bumi mengelilingi matahari, diriku percaya saat itu akan datang lagi ketika bumi mengedari matahari untuk yang ke sekian kalinya... karena itu, kuat-kuatlah mengatur napas. hahaha...

Carpe diem, quam minimum credula postero - Seize the day, trust as little as possible in tomorrow, kalimat bijak Horace itu bersabda.

dan satu lagi kalimat dari artikel Kompas di atas:
"dalam satu detik, Bumi—tanpa kita rasa—melesat sejauh 30 km dalam revolusinya mengelilingi Matahari.
Iya, banyak orang yang mengabaikan satu detik, padahal banyak hal terjadi dalam satu detik. Joe Boot di Ravi Zacharias International Ministries, misalnya, mencatat bahwa setiap detik 4,5 mobil dibuat di dunia, ada 2.000 meter persegi hutan yang lenyap, ada tiga bayi yang dilahirkan, ada 1,5 orang yang meninggal. Dalam satu detik juga ada 2,4 juta sel darah merah yang diproduksi di sumsum tulang. Sungguh banyak hal yang terjadi dalam satu detik (www.rzim.org)."

selamat merenung di akhir tahun.

Tuesday, December 26, 2006

capek deehhh...

siang tadi open house di keuskupan. semuanya diundang bersilaturahmi dengan uskup dan seluruh umat. sambil makan-makan tentunya. wadduuuhhh... dua hari ini aku kekenyangan abis dehh. kemarin seharian acara open house natal di rumah teman, pagi hingga malam dengan aneka hidangan: lontong, gudeg, sambel krecek, ayam panggang, pastey (pastel), belum lagi jajanan pasar: lumpia, martabak, black forest, ditambah buah-buahan: lengkeng dan jeruk lokam...

sementara di keuskupan disediakan beberapa meja penuh makanan: jajanan pasar dan buah-buahan, soto ayam komplit, dan prasmanan. saya duduk semeja dengan teman-teman dari paroki: ada romo paroki dan pengurus dewan pastoral. sementara menikmati soto ayam, ada tamu penting datang: bapak wakil gubernur dan rombongan. orang-orang ramai menyalami, saya masih menikmati soto. hahaha...

bapak wagub ini maju dalam pencalonan kepala daerah di tempat kami. aneh atau koinsidens, hari ini koran lokal memuat berita utama soal pertarungannya dalam konvensi mendatang. bacalah komentar pembaca mengenai hal tersebut, beberapa menyatakan dukungan, namun beberapa yang menolak dengan alasan track record beliau di masa lalu cukup menjadi batu sandungan.

namun apapun, Bapak Syahrul Yasin Limpo siang tadi telah datang bersilaturahmi, berpelukan dengan Bapa Uskup dan menikmati jamuan dengan penuh keakraban.

beberapa lagu dialunkan oleh kelompok pemusik untuk menghidupkan suasana.

pukul 14.00 aku harus meneruskan kegiatan hari ini di tempat lain. di tempat parkir bertemu dengan teman: "heh, Ton. kamu gak mau ikutan nyanyi di dalam?"

langsung kujawab: capeeekkk deeehhhh...
sambil menirukan gaya yang sedang terkenal saat ini, mengucapkan: capeek deehhh... dan menaruh punggung tangan di jidat.

hahaha... capek makan, maksudnya.

Monday, December 25, 2006

do you have joy?

When a man has lost all happiness, he's not alive.
Call him a breathing corpse. ~ Sophocles

seasons greetings 2006

malam natal

seperti biasa malam ini tiba dengan sekereta kenangan masa lalu dengan denting lonceng dan kelap-kelip lampu warna-warni "ting, tang, ting, tang..." dan engkau mengatakan "mengapa belum tidur jua?" sepertinya siang tak akan pernah datang ketika kita bermain-main petak umpet dengan anak domba dan pithik di depan kandang kumuh karena katamu ada bintang di atas kita yang bersinar terang sekali laksana terang lilin yang kaunyalakan saat ketakutan itu datang mengepungmu waktu kemarin kulihat perutmu membesar dan tiada malaikat yang datang membawakan kabar bagimu melainkan penyiar di televisi yang mengatakan harga beras dan semua kebutuhan pokok sekarang sedang terbang tinggi menggapai surga lalu apakah kita masih bisa bersuka

seperti biasa malam ini tiba dengan sekereta kenangan masa lalu

denting lonceng

dan dirimu

Saturday, December 23, 2006

balik kampung 8: gambar dari Bangkok


could you see the colorful ring on the clouds? halo light? it's really strange... soalnya terlihat jelas dengan mata telanjang dan sesaat saja munculnya.


Suwarnabhumi airport, the new airport of Bangkok pictured from the bus.


The King and I, in front of Siam Paragon. Ini kawasan perbelanjaan elit anyar di Bangkok. di lantai paling dasar terdapat Water World.


keluar dari BTS Skytrain Saphan Thaksin, turun ke bawah. di sana ada dermaga perahu yang mengantar turis menyusuri sungai Chao Praya. one day pass THB100.


nah ini dia mbak-mbak yang bertugas menarik karcis penumpang perahu. kebetulan saya duduk di bangku paling depan, sehingga mereka pun minta difoto dengan senum manis... jadinya kebablasan, seharusnya kami turun di gate 8, malah sampai di gate 24!


pemandangan sepanjang perjalanan menyusuri sungai Chao Praya. yang ini Wat Arun: the temple of dawn. sayang kami gak sempat mampir di sana, selain mengambil gambarnya doang.


palm reading di dalam kawasan Wat Po... waduh, banyak pesaing saya nih.


seribu patung budha di Wat Po...


beberapa turis India tersenyum-senyum melihat saya memotret benda ini. mereka dengan yakin mengatakan bahwa patung ini adalah tradisi Hindu (India) yang masuk ke Thailand. patung Yoni di bawah pohon Bodhi di kawasan Wat Po.


ini dia patung raksasa The Reclining or The Sleeping Budha di Wat Po.

balik kampung 7: gambar dari seputar KL


lokasi punggah memunggah? jangan tanyakan pada orang jawa timur (surabaya)... bisa salah paham mereka. soalnya ini adanya di kuala lumpur.


kawasan petaling alias chinatown di KL, ramai dan banyak pedagang... ada yang jualan minuman air mata kucing, kembang tahu (tahu hwa) cuma 1 ringgit, chestnut panggang, aneka suvenir dan makanan.


masjid kesohor di KL, Masjid Jamek, di tengah kesenyapan beberapa hari setelah lebaran.


perayaan deepavali (diwali) dimeriahkan dengan hiasan bergambar lotus yang terbuat dari beras berwarna-warni ditaburkan di hall Berjaya Times Square. rancak nian!


borders KL, the nice and cozy place for hiding with books...

trans~aksi

sekarang
kujual diriku
pada dunia

berapa
harga?

Friday, December 22, 2006

balik kampung 6: gambar dari Singapore


di tepi River Quay, Singapore, with twilite sky [makanya gelap niih...]


Chinatown, Singapore. banyak suvenir murah dan bagus dijual di sini... selain itu juga obat-obat China, ukiran, patung dan karya seni lainnya.


iiih...setan di Orchard Road. hehehe... yang benar Isetan, itu nama gerai toko. bukan nama setan!


no comment, no comment. kalo ini sih adanya di Lucky Plaza, Orchard Road. tertulis di depan toko: anak di bawah 18th dilarang masuk dan dilarang motret. trus, di dalam kebanyakan orang pada cekikikan melihat benda yang lucu-lucu, misalnya: kondom yang melindungi seluruh tubuh bentuknya mirip jas hujan, dijamin aman melindungi seluruh tubuh. ini mah dagelan. (eh, tadi katanya 'no comment' yaaa...)


pameran instalasi di gedung durian Esplanade. kawat-kawat yang dibentuk menjadi sosok-sosok hidup... sangat impresif!


can you hear the voice comes out from this wired woman?
"save me..."


tempat mojok (pacaran) muda-mudi di atas gedung Esplanade. ehm... ehm... wartawan kami berhasil mengambil gambar sepasang muda-mudi ini.


Merlion is not so far from Esplanade. this creature still get sick (seasick?), look how he vomiting the water, hahaha...

Thursday, December 21, 2006

pohon terang


minggu pertama di bulan desember saya sempat mengikuti doa rukun (lingkungan), maklum dapat tugas mimpin doa. di rumah tersebut sudah berdiri pohon terang... dalam hati saya bertanya, gak salah nih? natal kok tiba begitu cepat tahun ini?

soalnya di mana-mana gereja masih merayakan masa Adven minggu pertama (masa Adven terdiri dari 4 pekan sebelum Natal). ahhh... mungkin karena di keluarga ini ada anak kecilnya, sehingga boleh saja kalau dia meminta pohon terang dipasang lebih segera.


kebiasaan membuat lingkaran (korona) Adven memang tidak lazim di sini. jarang bahkan tidak ada keluarga yang pernah saya jumpai memasang korona Adven di rumah. korona adven biasanya dibuat dari kursi bundar dengan empat kakinya berbentuk bulat. nah kursi tersebut dibalik lalu dihiasi dedaunan cemara, diikat dengan pita, dan setiap minggu sebatang lilin dinyalakan di atasnya (pada kaki kursi). tradisi itu pernah kami buat sewaktu di Malang dulu.

sekarang mengenai pohon terang, saya punya nostalgia khusus dengan pohon terang. biasanya setelah pulang misa malam natal, saya suka memandangi pohon terang beserta kandang natal di bawahnya. itu terjadi puluhan tahun silam, sewaktu masih kecil. damai rasanya memandangi kelap-kelip lampu serta hiasan pohon terang dan membayangkan bayi Yesus yang lahir di kandang di bawah pohon raksasa ajaib itu.

sekarang setelah memiliki pohon terang sendiri, rasanya malas memasangnya lekas. saya baru memasangnya kemarin. lampunya lebih imut dan indah dibandingkan lampu natal puluhan tahun lalu yang tajam-tajam sudutnya. hiasannya memang tidaklah ramai. namun setiap kali melihat lampunya berpendar-pendar, seolah-olah dia memanggilku untuk kembali ke masa silam.

pohon terang itu kubiarkan menyala terus.
dan tahukah, pada Natal tahun lalu pohon terang di rumah baru kubereskan (pak ke dalam kardus) ketika sudah masuk bulan Februari?
hahaha... sungguh, lho.

hujan deras siang tadi

pagi cuaca masih cerah.
naik motor, nekat melalui jalan pinggir kanal... sudah tahu kalau tanahnya berlumpur sehabis hujan, masih juga nekat... jadilah, offroad. brrrm, brrrm... brrrmmmmmmm... berkali-kali gas kutarik supaya bisa melewati lumpur.
yak astaga, maunya jalan pintas, tapi justru lebih lama dan lebih kotor. hahaha... lumpur memenuhi ban dan kap motor, belum lagi celana jins yang kupakai.

siang ke kampus, ada ujian akhir semester mahasiswa.
tibanya pas juga tepat waktu. ibu bagian administrasi sudah membunyikan telepon mencariku. padahal memang aku suka datang tepat waktu. tadi mampir sebentar ke tempat bisnis.

"mahasiswa sudah menunggu, pak" kata ibu itu.
"iyaiya... ini juga sedang menuju kelas", kataku setengah berlari, dan masih sempat melihat si ibu berdiri di sana masih memegang handphone di telinga.

"apa kubilang, tepat waktu kan?" kataku sambil nyengir.

ujian berjalan dengan baik.
ketika pulang, hujan turun dengan derasnya... untunglah jas hujanku setia melindungi. nah, masalah muncul ketika saya sudah berdiri di depan pagar rumah. kantong kurogoh mencari kunci pagar...
dingin baru terasa saat menyadari bahwa tak ada kunci di saku mana pun. ya ampun, ketinggalan atau tercecer di mana gerangan kunci-kunci itu?

daripada berdiri di depan pagar di tengah hujan, saya kembali mengendarai motor. mau balik ke kampus? amit-amit deh, jauhnya lumayan dari sini, lagipula mau mencari ke mana? ke tempat parkir kampus? ruang kelas? atau sepanjang koridor yang kulewati?

mendingan ke tempat bisnisku tadi.
waduh, ternyata memang kunciku jatuh di sana. seingatku tadi sempat menghitung stok barang dan celana panjang sempat kugantung. pasti kunci tsb meluncur sewaktu di gantungan. dan benar, kunciku ada di sana. lega deh...

sekarang saatnya pulang ke rumah...
di tengah jalan, mesin motor mati mendadak. ya ampuuun...
hujan belum juga reda. motor kudorong ke tempat pompa bensin terdekat. mungkin karena bensin di tangki yang sisa sedikit sehingga dia ngadat, pikirku.

setelah diisi penuh, tetap tidak mau hidup.
yaaah... terpaksa didorong kembali ke tempat semula. ingin sebetulnya langsung kubawa ke bengkel kawasaki terdekat, karena jamku menunjukkan pukul 16.30. bengkel biasanya tutup jam 17. namun, melihat jalanan penuh genangan air, niat itu kuurungkan.

motor kutaruh di jalan bungur, lalu saya meminjam payung... dan berjalan kaki ke perhentian mikrolet. [tante di sana beritahu sekarang sudah jam 18. alamaaak... berarti batere jamku sudah soak, telat satu jam!]

walaaah... baru kali ini saya dapat menikmati acara jalan kaki di tengah hujan. ketemu mikrolet, saya duduk di kursi paling depan, samping pak sopir. walaaahh... baru kali ini saya dapat menikmati pemandangan sepanjang jalan di tengah hujan. hahaha...

sungguh, selama ini bila mengendarai motor saya tidak dapat tolah-toleh buat menikmati perjalanan. ntar rawan kecelakaan. nah bila sekarang kesempatan itu ada, betapa saya menikmatinya.

pengalaman di tengah hujan deras hari ini sungguh berkesan.
hujan di bulan desember.

Tuesday, December 05, 2006

filosofi lobster


ada teman yang pernah mengingatkanku pada filosofi lobster. ceritanya begini, dia datang ke rumahku dan melihat-lihat kolam lobster di belakang rumah. kami lalu bercerita mengenai lobster. nggak panjang-lebar, soalnya lobster sulit diukur panjang dan lebarnya, lobster suka mencapit sihhh... hahaha.

kukatakan begini: aku mempelajari banyak dari sifat lobster. keliatannya saja lobster mahluk ganas dengan dua capit yang siap mencapit mangsanya. keliatannya dia mahluk yang paling lincah karena mudah melesat mundur menghindar. namun, dia justru sangat lemah pada saat sedang moulting.

secara berkala lobster mengalami moulting alias ganti kulit cangkang.

pada saat itulah dia menjadi mangsa empuk bagi teman-temannya sesama lobster. sifat kanibalisme muncul. hukum alam berlaku: struggle for the fittest. lobster yang selamat dari proses ini mungkin karena berlindung di tempat persembunyian, kalo nggak capitnya mungkin yang kena tebas teman-temannya, dan yang paling sial: tewas sebagai korban kanibalistik.

tapi tunggu dulu. cerita belum berakhir di sini.
lewat proses moulting justru badan lobster menjadi bertambah besar dan gagah. warnanya makin mengkilap. inilah yang akan membedakannya dari lobster lain di kolam.

sehingga kalimat justru dalam kelemahanlah, aku menjadi kuat bukanlah kata-kata kosong. saya mempelajarinya dari lobster-lobster itu.

dan ketika kawan itu baru saja mengingatkanku pada filosofi lobster, aku sempat terhenyak. mungkin karena sudah lama aku tidak memberi perhatian pada lobster-lobsterku... atau karena proses moulting kehidupan yang sedang kualami.

dan dalam lubang persembunyianku,
aku menantikan saat itu
ketika musuh-musuh datang menyerbu
engkau tetap menemaniku