Wednesday, September 10, 2008

romo benny




Romo Benny Susetyo kujumpai di Sydney (18/7) dalam pertemuan orang indonesia di Newton di tengah udara dingin dan sinar matahari pagi... beliau sempat kuledek: romo seleb niih, karena sering muncul di tivi. romo benny cuma cengengesan, termasuk ketika kuminta difoto bersama.

trus, saat sedang di Jakarta, seorang teman menelepon memberi kabar, Romo Benny dipukuli orang tak dikenal hingga babak belur (Jawa: njarem, English: black and blue, bruises) di halaman parkir Pondok Indah. berita ini sangat mengejutkan. Kompas cetak Rabu, 13 Agustus baru memuat peristiwa itu berjudul "Romo Benny Aktivis HAM dipukul hingga babak belur".

teman itu bercerita kalau romo benny berasal dari keuskupan malang. baru kuingat-ingat, iya kalo nggak salah beliau pernah bertugas di paroki Blimbing. belakangan ini, beliau menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif KWI dan aktif dalam kegiatan antar umat beragama.

saya menduga peristiwa pemukulan romo benny masih berkaitan dengan kejadian penyerangan pendemo di Lapangan Monas sebelumnya. sayang sekali bila di negeri ini masih ada sekelompok orang yang berpikiran untuk menyelesaikan persoalan dengan kekerasan, itu tentu saja bukanlah tindakan ksatria.

kabar yang kubaca dari tabloid Sabda, dengan liputan soal romo benny dan komentar para tokoh, saat ini romo benny disembunyikan tempat perawatannya oleh keluarga. luka di dalam kepala masih cukup parah. dari tiga pelaku, sudah dua ditahan oleh polisi. namun, mengapa peristiwa ini seolah didiamkan dan tidak ditindak secara hukum?

romo benny, lekas sembuh ya. masih banyak pekerjaan membetulkan atap rumah bocor bangsa kita yang harus dilanjutkan...

Monday, September 08, 2008

dinding bayang 5

melangkah tanpa jejak
berayun tanpa gerak
melompat tanpa letak
diriku tanpa dirimu tergelak

luluh lantak
merentak
sebelum sentak
jantungku berdetak

untukmu kubentak
malam yang tersedak
jahanam membelalak
tanpa riak ombak

fajar kelak
kuberi sepasang malak
berjaga di sampingmu sayang
di bentangan dinding bayang

Monday, September 01, 2008

dinding bayang 4

seumpama pucuk ia berayun
saat dirinya menguarkan haram jadah nylekit
ada yang jatuh dari tingkap langit
bukan merpati putih dan tangkai zaitun

lalu ke mana iblis itu mengesot pergi
di ladang-ladang jagung yang kita semai
terban mengempas ke dasar samudera purba
membaca lekuk liku zaman di kitabnya

asap jelaga menghisab rupamu tersia
aliran air di matamu membatu
di dinding-dinding masa
dan coretan-coretan liarku