Tuesday, September 07, 2010

bunga kuning mentega

mengapa cinta selalu menunggu di ujung jalan?

aku memanggilnya masuk ke dalam rumah

namun dia tetap berdiri di sana

di bawah pohon ek

tempat aku dan dia pernah bertemu

di suatu masa

saat bunga-bunga rumput berwarna kuning mentega

mekar dan berseri-seri

kuuntai sebagai mahkota di rambutnya

dia, gadis kecilku, bersenyum indah memesona hati


London, 100510

Monday, September 06, 2010

hampir lebaran

aku ingin mudik
pulang ke hatimu, dik
di sana kampung halamanku
sawah, sungai, rumpun bambu menunggu

aku ingin sungkem pada Bapak dan Ibu
mohon doa dan tawadhu
menikmati maghrib terakhir
sebelum bergema takbir

pertunjukan wayang
dan tarian kemenangan
digelar anak-anak berlarian
melewati setiap pematang

aku ingin mudik
meski dirimu tak kujumpai, dik
kupandangi bintang-bintang di langitmu
malam lailatul qadar rinduku

@toni, 050910

Thursday, September 02, 2010

biarpun

tubuhku akan hancur
namun hatiku untukmu, dear!

masa depan
ada di langkahmu
dan segaris senyummu

hibernasi
jenasahku beku
nyawaku lindap
tidak cintaku!

hantui aku
dengan tawa, pelukan dan bayanganmu
aku kan menjadi mediummu

satu senja
hilang lagi
di satu mimpi pagi

menarilah
dengan musik musim panen raya
kekasihku bernyanyi
di suatu tepi hutan maya
kami menanti pagi

di fajar kehidupannya
kekasihku terjaga
surya membelai wajahnya
burung-burung menjuranya
aku di sisinya berjaga

i miss u
th s
m ch

@toni, 010910

Wednesday, August 25, 2010

gelisah

menusuk ke dalam kepala
hati gundah resah
: sudah hilangkah kebaikan dalam dunia?

dinda
aku menantimu
mencecap bahagia
yang belum habis di rindu

maria
duka anak, dukamu
dukaku, dukamu
lalu dukamu
kautanggung
kau agung

khianat
tusukan
tikaman
dari belakang
dendam berkalang
: semoga puas?

ojek
aku menjemputmu di halte mimpi dan membawamu dengan sepedaku melewati angin, jalan dan tikungan yang belum kita hapal. lalu kita berpisah di ujung jalan bernama keabadian

dik
hidup itu sialan
seharusnya kau tak perlu menaruh belaskasihan
namun dik,
hidup itu bukan semalam
maka seharusnya kaulupakan saja
semua amarahmu di pagi hari

kerasnya hati
luluh di tatapmu
termangu aku di cintamu

bulan
tolong pinjamkan aku
sayap-sayap malam
supaya dapat kubawa kekasihku
yang terlelap di tilam

capek aku
berkelindan amarah
dengan ketololan dunia
namun hadirnya
buatku gairah

tiada yang abadi
semua onggokan
kesia-siaan
kecuali
cinta tak tepermanai

kepada hatimu
kuikatkan hatiku
selalu

aku mencarimu dik
sebelum dunia diciptakan
di relung-relung fantasi
bahkan setelah dunia ditiadakan
di awan-awan surgawi

aku merindukan
saat-saat gelapku
dikau datang
tanpa kata
dan sabda
hadirmu
surya merembang

tidurlah kekasihku
wangi rambutmu
dapat kucium
dalam mimpiku

@toni, 240810

Sunday, August 22, 2010

hampa

adalah kata
tanpa makna
diriku
tanpa dirimu

musafir
sejak lampau hingga esok
kita mengembara di padang tanpa nama
ketika esok berbelok
kita berjalan ke padang savana cinta

tidurlah
meski mimpi susah dijumpa
seribu malam tidaklah lama

matamu
bola hitam kelam berair teduh
berpendar oleh cahaya subuh

seumpama
aku tak menjumpaimu lagi
langit gelap, api mati

senyummu
di tikungan jalan
dinginkan gerah hari-hari sialan

lalu apa
setelah rupa
tiada?

aku memberkati
hari-hari
yang berhenti
serasa mati
dikau tak di sini

tinggallah bersamaku
hari telah senja
hantu-hantu mengepung malamku
di ruang hampa
bersama bayang-bayangmu

aku menyelam
ke dasar hatimu
dan kutemukan diriku

jauhkah
jarak sedetik
dengan setahun
air yang dari mata menitik
dengan kelopak bunga yang berembun

seandainya
kita bertemu
sepasang bayang cermin berpadu

angin mencarimu
wangimu kucium
tawamu kudengar
: dirimu di mana

senja mencarimu
laut kehilangan ombak
pantai kehilangan riak

malam mencarimu
bulan hilang
bayang hilang
gelap datang

@toni, 220810

Saturday, August 21, 2010

jarak

antara kita
ibarat ide dan kata

tahukah rembulan
malam ini pungguk tidak datang menjumpaiku?

diam-diam
cecak menghampiri nyamuk
aku terjerat di sarangmu

bergegas
aku berlari ke senyap
mengejar bayangmu lindap

berapa lama keabadian
sebuah kayuhan perahu
di sungaimu terus melaju

ijinkan
aku tertidur di tiap sabdamu
di tirus senyummu

wangi setanggi
rambutmu mayang terurai
matamu ratna baiduri

sepotong senyummu
kusimpan di dompet
supaya tiap saat dapat kucopet

perahuku
dilamun ombak
di lautmu tak beranjak

swarga loka
tempat kita bermimpi
setiap pagi

sekeping sedih
menetes di mata
berkelindan rasa
: rindu dinda

tolong
jangan bangunkan jasadku
dari mimpi-mimpi haiku

engkaukah
yang harus kutunggu
ataukah hantu halusinasiku?

perpisahan
kumainkan serenade senja mengantarmu pulang
dengan segaris senyum merembang

satu pertanyaan bodoh
: mengapa dikau harus pergi, malaikatku?

seribu perpisahan
tidak jua membuat satu ini lebih mudah

bekukan
hatiku di tumpukan gigil beku waktu
hingga “hai”-mu hidupkan diriku

malam-malam
kita menangis berdua
air mata menjadi mata air
menghidupkan jiwa

biarkan aku mengantarmu
hingga batas langit terjauh
tanpa salam perpisahan sedih
laksana kapal mengangkat sauh
kelak ia kembali merapat di dermaga ini

sering
rintik angin dan hembusan hujan bertanya:
: dirimu di mana

pada pucuk-pucuk padi
kusemat kenangan hutan, sawah, malam,
jernih sungai, pokok bambu, burung pagi,
jejak-jejak nan lebam
oleh rindu hati

@toni, 200810

Saturday, May 01, 2010

mama maria

ke dalam pelukanmu
kami anak-anakmu
berlari tersedu-sedu
datang mengadu

kaki kami tertusuk duri
ketika kami coba menghindari
apa yang mesti kami hadapi
namun kami tak kuat hati

telinga kami perih
kabar baik tak teraih
selain kabar buruk nan pedih
fitnah dan dusta yang terpilih

mata kami silau
oleh dunia yang berkilau
menggoda nafsu kian galau
jiwa semakin tak terjangkau

hati kami gaduh
tiap hari mengeluh
tiada saat hening tuk mengadu
ibarat patah sudah sebatang buluh

mama maria
dikau yang pernah berduka
kami sekarang mendura
peluklah kami anak-anakmu semua

@toni, 010510

Friday, April 30, 2010

jalan 4

apatah jalan tanpa awal dan akhir sejak kuputuskan untuk mengikutimu selalu mengajakku terus mengenalinya dari rumput ilalang, bebatuan kerikil, aliran sungai, dan debu panas terik menyengat menjadikan aku teman yang menjejaki tubuhnya, kadang bersandar di pundaknya keletihan, atau tiba-tiba saja rasa ngantuk datang dan aku telah tertidur di atasnya?

jalanan telah mengenal jejakku dan tak pernah ia berdusta mengenai keindahan pagi yang diberikan selalu berbeda setiap hari

@toni, 300410

Wednesday, April 28, 2010

petani

dan aku akan menjadi petani di ladangmu
berpeluh menggemburkan tanah
menarik bajak sambil menghitung hari-hari
serta musim-musim yang kita lalui

sementara benih-benih kutaburkan
dan doa-doa dikau bisikkan
agar tiada hama dan bencana kekeringan
tunas-tunas menguncup di senyummu

dan aku akan menjadi petani di ladangmu
pada huma dan pematang jejak-jejak kita
membekas di bulir-bulir padi nan gendut
menguning ranum merunduk

@toni, 280410

Sunday, April 25, 2010

lara

lara
aral
liar
melarik

lari
alir
air
meriak

: boleh
kuambil kesedihan di matamu?

@toni, 250410

sudah

sudah
hapus sedih
mudah
sapih gundah

buncah
basuh basah

: Tuan
sudah datang?

@toni, 250410

lagi

lagi
lagu-lagu
semanis gula
mengulang-ulang

gaul
ugal-ugalan
mengalun-alun
di kalung relungmu

gila
menggali
lagi
menggila!

@toni, 250410

Thursday, April 22, 2010

Sebuah Pesan untuk Orang Toraja di Awal Abad ke-21

----------------------------------------------------------------
SEBUAH
PESAN UNTUK ORANG TORAJA
DI
AWAL ABAD KE-21
----------------------------------------------------------------

DI MASA LAMPAU ORANG TORAJA MAMPU MEMPERTAHANKAN DAN MENYELAMATKAN KEBERADAAN ETNIS DAN BUDAYA ‘SANG TORAYAN’; BAGAIMANA KE DEPAN?

Pengantar
Identitas setiap komunitas sosial, khususnya komunitas bangsa atau suku-bangsa tidak terbentuk sekali jadi. Masing-masing mempunyai sejarahnya. Oleh karena itu kesadaran setiap anggota komunitas atas sejarah komunitasnya mutlak perlu, apabila komunitas bersangkutan ingin tetap mempertahankan dan memperkembangkan eksistensi jatidiri dasarnya ke depan. Pengenalan atas sejarahnya akan membantu setiap komunitas sosial yang bersangkutan untuk mempertahankan warisan yang baik dan benar. Sedangkan kesalahan di masa lampau akan menjadi pelajaran berharga, agar tidak terulang di masa kini dan di masa depan. Tentu saja tidak terkecualikan dalam hal ini kelompok etnis Toraja. Tulisan singkat ini dimaksudkan untuk membantu orang Toraja menyadari sejarahnya, dan dengan demikian diharapkan dapat mengambil langkah tepat dan tidak membuat kesalahan fatal ke depan. Tulisan ini berupaya berada dalam lingkup ilmiah. Setiap pernyataan dan informasi historis dilengkapi dengan referensi pada sumber terpercaya.

I. ABAD XVII-XVIII:
1. Setelah Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa (Makassar) dikalahkan Belanda (V.O.C.) yang dibantu oleh Arung Palakka dari Bone, dan dipaksa menandatangani Perjanjian Bungaya pada tahun 1667, maka Kerajaan Bone dengan cepat menjadi paling berpengaruh dan berkuasa di Sulawesi Selatan (lih. Pol, 1940:127 dsl.). Arung Palakka menjadikan kerajaan-kerajaan sekitar sebagai vassal. Ia mengalahkan Sidenreng, sebagian dari Mandar, dan Masenrempulu’. Lalu ia mulai mengarahkan perhatian ke Tondok Lepongan Bulan (lih. Veen, 1940:39). Menurut salah satu catatan hariannya, tahun 1683 pasukannya telah menduduki beberapa desa di wilayah Ma’kale-Rantepao (dikutip dlm. Veen, 1940:39).

2. Dalam invasi ke Tondok Lepongan Bulan ini Arung Palakka disertai Karaeng ri Gowa, dan didukung oleh pasukan Sidenreng dan Mandar (Lijf, 1947-48:528). Dalam beberapa manuskrip ditemukan cerita, bagaimana puang baine dari Sangalla’, Indo’ Garanta’, bersama para tomakaka¬-nya, mendatangi Arung Palakka dan Karaeng ri Gowa sebagai tanda menyerah. Kepadanya diberi dua pilihan: masuk Islam dan dengan demikian akan jadi vassal dari Bone, atau tetap berpegang pada adat dan agama nenek moyangnya dan begitu dijadikan hamba dari Bone dan Gowa. Dan ia memilih yang terakhir: tetap setia pada adat dan agama leluhur! (dikutip dlm. Lijf, 1947-48:528).

3. Perang To Pada Tindo: Pendudukan pasukan Bone lama-kelamaan menimbulkan perlawanan. Terlebih setelah pasukan pendudukan menculik tiga putri bangsawan Tallu Lembangna, dan menegaskan bahwa ketiganya baru akan dibebaskan setelah penduduk bersedia membayar pajak 15 kali lipat. Walau diberitakan ketiganya akhirnya berhasil dibebaskan seorang to barani dari Madandan, bernama Karasiak, peristiwa penculikan itu membuat shock di seluruh negeri (lih. Tangdilintin, 1978:136 dsl.). Lahirlah gerakan To Pada Tindo To Misa’ Pangimpi untuk membebaskan Tondok Lepongan Bulan, yang bersemboyankan “Misa kada dipotuo, pantan kada dipomate”. Perlawanan To Pada Tindo akhirnya berhasil mengusir tentara pendudukan. Untuk merayakan kemenangan itu, dilangsungkan bua’ di Bamba Puang, yang disebut “Bua’ Kasalle Tondok Lepongan Bulan” (Lih. Tangdilintin, 1978:144 dsl.; Veen, 1940:39 dsl.). Peristiwa ini menjadi dasar historis solidaritas tradisional orang Toraja ketika mereka menemukan diri dalam kesulitan (lih. Lijf, 1947-48:528-529).

4. Setiap komunitas adat di Tondok Lepongan Bulan mengambil bagian dalam gerakan To Pada Tindo, kecuali komunitas adat Karunanga. Itu sebabnya komunitas adat ini selanjutnya dijuluki “To ribang la’bo’, to simpo mataran” (lih. Tangdilintin, 1978:144 dsl.).

5. Tercatat sesudah itu pasukan Bone masih mencoba menginvasi Tondok Lepongan Bulan pada tahun 1702 dan 1705 (Lijf, 1947-48:528). Tetapi akhirnya pada tahun 1710 dicapai sebuah perjanjian perdamaian. Perjanjian ini dibuat di desa Malua’, sehingga disebut Basse Malua’ (Tangdilintin, 1978: 161 dan 170 dsl.). Hampir dua abad kemudian perjanjian ini tetap dihormati, ketika pada tahun 1897, atas permintaan Datu Luwu’, pasukan Bone (songko’ borrong) di bawah pimpinan Petta Punggawa memasuki Tondok Lepongan Bulan untuk memerangi pasukan Sidenreng yang dipimpin Ande Guru dalam konflik memperebutkan monopoli perdagangan kopi antara Luwu (Palopo) dan Sidenreng (Pare-Pare), yang dikenal dengan nama “rarinna kopi batu”. Di setiap tondok yang dilalui pasukannya, Petta Punggawa menekankan tugas melindungi penduduk dalam misi mereka, dan bahwa kedatangan mereka atas permintaan Luwu; mereka tidak mau merusak hubungan damai antara Bone dan Tondok Lepongan Bulan yang telah dicapai dua abad berselang. (Lih. Bigalke, 1981:54-58; Lijf, 1947-48:529-530).

II. ABAD XX:
1. Pemaksaan Agama oleh DI/TII:
Sesungguhnya gerakan yang dipimpin Kahar Muzakkar yang berlangsung sekitar 15 tahun (1950-1965) di Sulawesi Selatan, semula tidak membawa warna ideologi agama. Gerakan itu semula bernama KGSS (Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan), yang bertujuan memperjuangkan tempat yang layak dalam era Indonesia merdeka bagi para pejuang gerilya Sulsel selama perang kemerdekaan. Tetapi kemudian beralih menjadi gerakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia). Dan dengan itu dilanjutkanlah gerakan islamisasi dengan paksa. Dengan mengutip tulisan berjudul “20.000 Pengungsi Tercatat hingga Akhir Oktober 1953 di Luwu” dalam edisi Rakyat Berjoang, 5 November 1953: p.2, Bigalke menulis: “Akibat-akibat Islamisasi…dirasakan di dataran tinggi wilayah Luwu dan di pinggiran timur dan selatan Tana Toraja sejak awal 1952. Baik orang-orang Kristen maupun pemeluk agama asli menjadi sasaran serangan para gerilyawan. Terjadi banyak penculikan, pembunuhan, pencurian, dan insiden di mana desa-desa dibakar. Pemaksaan masuk Islam terjadi di setiap tempat tersebut, di wilayah baratdaya Toraja sendiri mencapai beberapa ribu orang. Para pengungsi dari bagian utara dan barat Luwu mulai mengalir ke Toraja di tahun 1952, dan mencapai puncaknya menjelang akhir 1953, mencapai sekitar 20.000 orang di kota Makale dan Rantepao” (Bigalke, 1981:423).

Pada September 1953 Kahar mengeluarkan Piagam Makalua’, yang berisi dasar ideologis gerakan DI/TII. Salah satu poin penting dan kedengarannya baik dalam Piagam tersebut, ialah pernyataan bahwa kebebasan beragama dijamin tetapi hanya untuk agama Islam dan Kristiani. Tetapi apa yang baik di atas kertas, ternyata tidak dilakukan dalam praktek. “Dalam kurun waktu enam bulan semua orang, yang sebelumnya telah diberitahu untuk memilih antara Islam atau Kekristenan, dipaksa menyatakan diri masuk Islam” (Bigalke, 1981:424). “Untuk mencapai tujuannya, yaitu mengislamkan orang-orang Kristen, maka mereka (para gerilyawan DI/TII) memisahkan tokoh-tokoh Kristen dengan anggota-anggota biasa. Tokoh-tokoh Kristen ini disiksa amat sangat supaya mau masuk Islam. Sudah tentu sebagian dari mereka itu akan terpaksa mengaku masuk Islam dan mereka inilah diinstruksikan kembali mengajak orang-orang Kristen lainnya masuk Islam saja. Tetapi sebagian dari mereka itu tetap bersaksi bahwa walau dengan pedang sekali pun mereka tidak akan dipisahkan dari Tuhannya. Maka menyusullah syahid-syahid lainnya dalam Gereja Toraja, antara lain Pdt. J. Tawaluyan dan Lumeno, dan J.B. Tangdililing yang dibunuh di Palopo… Pdt. S.Tappil, Guru Injil Baso’ dan 8 orang Kristen Rongkong dibunuh di Masamba…Ds. P.S. Palisungan, L. Sodu dan H. Djima’ (keduanya pengantar Jemaat) dibunuh setelah mengalami siksaan yang hebat di Tjappa’ Solo’, berpuluh-puluh lainnya disiksa kemudian dibunuh di Rongkong, antara lain pengantar-pengantar Jemaat: J. Ledo, J. Subi’, Ngila, M. Maddulu, M. Liling dan lain-lain” (Sarira, 1975:45).

2. Peristiwa Tahun 1953
Di tengah gelombang ancaman pemaksaan agama oleh DI/TII, terjadilah peristiwa pada bulan April 1953. Tampaknya kecewa karena merasa cita-cita perjuangan asli dalam KGSS telah digadaikan oleh Kahar dengan bergabung pada pemberontakan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo di Jawa Barat, pada Maret 1952 Andi Sose bersama pasukannya berbalik haluan. Pasukannya dijadikan satu batalion TNI dengan nama “Batalion 720”, dan Andi Sose sebagai komandannya diangkat menjadi Kapten. Batalion ini ditempatkan di Tana Toraja. Tetapi tingkah laku anggota Batalion 720 lama-kelamaan membuat masyarakat merasa tidak aman dan mulai resah. Kenangan akan pendudukan pasukan Arung Palakka di abad ke-17 kembali muncul dibenak masyarakat. Dengan demikian keresahan masyarakat tidak lagi hanya terbatas pada soal keamanan. Masyarakat mulai menyadari bahwa eksistensi etnis dan budaya Toraja kembali terancam. Situasi ini juga membuat unsur Toraja dalam Batalion 720, Kompi 2 di bawah Frans Karangan, semakin menjauh dari Andi Sose. Diam-diam terbentuklah kelompok perlawanan yang memandang diri sebagai penjelmaan To Pada Tindo dari abad ke-17. Situasi genting semakin memuncak ketika tersiar berita bahwa Andi Sose berencana mendirikan mesjid raya di tengah kolam di kota Makale, dan memaksa orang-orang Kristen yang pergi ke gereja pada hari Minggu membawa batu kali ke lokasi itu. Akhirnya pecah konflik yang mencapai puncaknya pada pertempuran 4 April di Makale, di mana kelompok perlawanan berhasil memaksa Andi Sose dan pasukannya meninggalkan Tana Toraja (lih. Bigalke, 1981:408-418). Bigalke menulis, “Sukses perlawanan 4 April itu menaikkan prestise pemimpin-pemimpin Kristen (Gereja Toraja) di Toraja, yang pada gilirannya menjelaskan insiden tersebut sebagai luapan kesadaran etnis. Kekalahan utama sesungguhnya dialami oleh kalangan elit tradisional di selatan (Tallu Lembangna) dan kelompok Muslim sekutu mereka di Makale, yang berpihak pada Andi Sose. Sejumlah dari mereka ini sementara waktu melarikan diri dari Toraja mengikuti pasukan yang mengundurkan diri” (Bigalke, 1981:416).
Kemudian Batalion 422 Diponegoro ditarik dari Toraja, dan digantikan oleh pasukan Brawijaya dari Jatim. Kompi 2 di bawah Frans Karangan ditempatkan di Palu, yang selanjutnya ditingkatkan menjadi Batalion 758.

3. Peristiwa Tahun 1958:
Pada bulan-bulan pertama 1958 masyarakat Toraja kembali dikejutkan oleh laporan bahwa pasukan Brawijaya akan ditarik dari Toraja untuk tugas memadamkan pemberontakan Permesta di Minahasa, dan akan digantikan oleh unit-unit R.I. 23, batalion yang dikomandani Andi Sose. Parkindo, partai politik utama di Tana Toraja waktu itu, mengutus delegasi ke Jakarta untuk memprotes penarikan pasukan Brawijaya. Sebuah resolusi bersama dari partai-partai politik di Toraja juga dikirimkan melalui Kepala Daerah kepada Gubernur Sulsel dan Mendagri di Jakarta. Tetapi semua itu gagal mencegah penempatan R.I. 23 di Tana Toraja. Masyarakat Toraja memandang hal ini sebagai penghinaan besar, dan bersiap menghadapinya. Frans Karangan, yang juga merasa khawatir, mengirim perlop satu kompi di bawah Pappang dari Palu ke Toraja. Begitu juga orang Toraja dari unit-unit lainnya dicutikan ke Toraja. Dengan alasan keamanan direncanakan pengungsian penduduk dari kota Makale dan Rantepao ke desa-desa yang aman. Tanggal yang dipilih untuk boikot itu ialah 20 Mei, Hari Kebangkitan Nasional. Ini antara lain untuk menyatakan kepada Pemerintah Pusat bahwa nasionalisme masyarakat Toraja jangan diragukan. Pada peristiwa 1953 simbolisme yang digunakan ialah perjuangan To Pada Tindo. Pappang membentuk apa yang disebut Barisan Komando Rakyat (BKR), yang terdiri dari anggota kompinya, OPD (Organisasi Pertahanan Desa), para pelajar dan penduduk, sebagai persiapan menghadapi serangan R.I. 23 yang dipastikan akan tiba. Setelah terjadi kontak senjata kecil-kecilan, BKR memakai taktik mundur penuh ke Pangala’. Pasukan R.I. 23 maju mengejar seakan-akan tanpa dapat ditahan, sambil membakar lumbung-lumbung desa, rumah-rumah dan sekolah-sekolah. Tersiar desas-desus bahwa para komandan R.I. 23 itu kebal peluru. Yang jelas organisasi mereka lebih unggul dalam hal disiplin dan persenjataan, dibandingkan dengan pasukan BKR yang serba kurang pengalaman bertempur dan persenjataan. Di Pangala’ BKR menghentikan taktik mundur. Pappang mereorganisir pasukannya, dengan mereduksi unit-unit tergabung yang telah bertempur tidak efektif ke dalam unit-unit terpisah: polisi, OPD, penduduk, pelajar, dan kompinya sendiri. Pasukan R.I. 23 yang mengejar dan tiba di Pangala’ dalam keadaan letih tidak meyangka akan menghadapi perlawanan sengit. Pasukan BKR yang mengenal medan membuat taktik mundur, dan pasukan R.I. 23 mengejar. Tanpa mereka sangka unit BKR lainnya memotong mereka dari belakang. Pertempuran sengit itu merupakan kemenangan besar pertama bagi BKR. Pasukan R.I. 23 yang masih tersisa mundur tak teratur, meninggalkan banyak senjata dan lebih dari seratus korban di pihaknya.

Setelah itu pasukan R.I. 23 tinggal terpusat di kota Rantepao dan Makale. Dan pasukan BKR mengadakan tekanan terus-menerus atas mereka. Jalur komunikasi antara kedua kota itu berhasil diputus, sehingga tak ada bala bantuan yang bisa lolos dari Makale ke Rantepao. Akhirnya pasukan yang di Rantepao mengundurkan diri di tengah suatu malam gelap ke Makale lewat La’bo’ - Randan Batu - Sangalla’. Pasukan BKR, yang terlambat mengetahui pelarian itu, mencoba mengejar. Mereka masih berhasil mendapatkan dan menawan barisan belakang. Tiga hari kemudian semua unit R.I. 23 ditarik dari Makale dan meninggalkan Tana Toraja (lih. Bigalke, 1981:436-446).

Demikianlah orang Toraja di masa lampau membuktikan mampu mempertahankan independensinya, tak rela dijajah oleh orang lain, termasuk oleh saudara-saudara sebangsanya sendiri. Dan dengan demikian mereka berhasil menjaga eksistensi etnis dan budayanya dalam kerangka NKRI yang bersemboyankan “Bhinneka Tunggal Ika”.

4. Pa’olle-olle Anak Gembala
Sebagaimana biasanya terjadi di mana pun, dalam sejarah pergulatan orang Toraja mempertahankan eksistensi etnis dan budayanya, ada saja yang berkhianat dan bekerjasama dengan musuh. Di tahun 1950-an anak-anak gembala di Toraja dengan hati perih menyindir mereka itu lewat kata-kata berlanggam khas ini:

Olle…olle…de’,
Lai’ Rinding salle gau’,
Sampe Pandin buletuk,
Umbalukan tondokna tallu suku!

III. ABAD XXI?
Masih adakah kesadaran orang Toraja dewasa ini atas sejarah mereka? Sukarno menegaskan: “JAS MERAH!” (JAngan Sekali-kali MElupakan sejaRAH!). Dan orang Perancis berkata: “L’histoire se repete”, (Sejarah terulang); walau kadangkala dalam wujud berbeda namun isi tetap sama. Sadarkah kita akan salah satu persoalan pokok bangsa ini yang hingga kini belum juga terselesaikan? Itulah persoalan KEBEBASAN BERAGAMA yang usianya setua Republik ini! Pasal 29 UUD 1945 menjamin Kebebasan Beragama bagi setiap warga negara. Tetapi apa kenyataannya? Apa yang dialami oleh kelompok minoritas Ahmadiyah? Dalam dua dekade terakhir berapa ratus tempat ibadah (baca: gereja) dirusak dan dibakar di negeri ini? Lalu tindakan apa yang telah diambil pihak berwenang terhadap aksi-aksi melanggar hukum dan main hakim sendiri seperti itu? Di Negara Hukum kita ini kelihatannya bahkan pihak berwenang pun takut terhadap bayangan tirani mayoritas. Kalau penguasa saja takut, apalagi rakyat minoritas! Jangan kita terlalu cepat melupakan dua peristiwa tragis resen: kerusuhan Ambon dan Poso! Mampukah kita membaca secara tepat dua peristiwa menyedihkan itu? Keduanya dimotori kelompok radikal agama yang didatangkan dari luar!

Akhirnya, relakah orang Toraja abad XXI melenyapkan JATIDIRI ETNIS dan BUDAYA SANG TORAYAN, yang oleh nenek moyang dan generasi pendahulu telah berhasil dipertahankan dengan keringat dan darah? Tetapi kalau begitu anak-anak gembala Toraja tahun 1950-an akan kembali dengan perih hati MA’OLLE-OLLE!

SUMBER
BIGALKE, Terance W.
1981 A Social History of “Tana Toraja” 1870-1965, (PhD Dissertation, Michigan London).

LIJF, J.M.van
1947/48 “Kentrekken en problemen van de geschiedenis der Sa’dan-Toradja-landen”, IndonesiĆ«, I : 518-535.

POL, H.
1940 “Geschiedenis van Loewoe”, dlm. Om te gedenken; Vijfentwintig jaar Zendingsarbeid van den G.Z.B. onder de Sa’dan Toradja’s, Zuid-Midden-Celebes, (Delft): 119-140.

SARIRA, J.A.
1975 Suatu Survey mengenai Gereja Toraja Rantepao; BENIH YANG TUMBUH VI, (Rantepao-Jakarta): khususnya Bab I.

TANGDILINTIN, L.T.
1978 Sejarah dan Pola-Pola Hidup Toraja, (Yalbu Tana Toraja, Ujung Pandang).

Veen, H. van der
1940 “Voorheen en thans”, dlm. Om te gedenken: 35-53.

Wednesday, April 21, 2010

trembling

now i'm trembling, my beloved
for everything moved
lower as they stranded
out of my hand

stand beside me, my beloved
it's only emptiness and cold
when i try to catch the bold
of your smile and memories shed

now i'm trembling, my beloved
nothing can be saved
only good things brewed
'til my nights faded

@makassar, 210410

Friday, April 09, 2010

laut malam

dingin malam dan ombak yang malas

selalu memanggil-manggil dirimu

perahuku kujangkarkan di lautmu

@toni, 090410

Sunday, April 04, 2010

sajak-sajak minggu paskah

minggu paskah 1

seekor kupu-kupu
pagi tadi datang mengabarkan
: dikau terjaga dari maut!

minggu paskah 2

bila hidup setelah kematian adalah kehidupan
lalu apakah arti kematian
yang setiap hari kami jumpai?

minggu paskah 3

luka-lukamu
belum lagi kami minyaki
bekas darah, debu, ludah
belum kami bersihkan
jasadmu
belum kami mandikan dan doakan

: selalu ketergesa-gesaan kami
kaumaafkan

minggu paskah 4

tentulah engkau amat tergila-gila
pada kami
sehingga mau kembali lagi di sini

minggu paskah 5

kemarin seorang malaikat berwajah murung mampir di rumah dan bercerita tentang sayapnya ditanggalkan karena jatuh cinta pada seorang manusia namun sayangnya manusia itu lalu pergi meninggalkannya

pagi tadi malaikat itu tersenyum dan berkata: mengapa manusia selalu membayangkan malaikat bersayap?

dan kami tertawa lama sekali

minggu paskah 6

sebatang kayu kami pakai menggantungmu
sebatang kayu itu kaupakai mengangkat kami

minggu paskah 7

tolong ingatkan kami pelupa ini, Tuhan
bahwa Engkau sudah memaafkan kami

@toni, 040410

sajak-sajak sabtu sepi

sabtu sepi 1

: apa arti keheningan
seekor burung pipit
di atas batu makam

sabtu sepi 2

kupandangi dikau
berkata-kata bisu
tertawa, menangis
dan berjalan
dalam hening pagi

serindu hujan
pada sungai
di awal masa

sabtu sepi 3

ada yang berangkat
pagi-pagi buta
tergesa

sabtu sepi 4

lalu apa
setelah tiada?

sabtu sepi 5

engkau tahu sunyi pagi dapat membunuhmu, demikian sabdamu
sehelai daun
lepas dari tangkai
jatuh di pangkuanmu

sabtu sepi 6

dapatkah engkau hitung
butir-butir rindu
yang jatuh bersama hujan
sore nanti?

sabtu sepi 7

maafkan atas kekurangramahan kami
bila engkau datang lagi
kami akan menerimamu dengan hamparan karpet
kalungan bunga
segelas anggur tua
dan sekerat roti
yang belum sempat kauhabiskan

@toni, 030410

Saturday, April 03, 2010

ayo berlatih dengan sang naga!

bagaimana bila seorang membelot dari tradisi? apalagi tradisi yang dilanggar merupakan kebanggaan bangsa Viking yang kesohor itu: membantai naga. demikian tema yang mau diangkat oleh film: How to train your dragon. judulnya terdengar sangat teknis, namun jangan salah duga dulu, isinya sangat menghibur.

film animasi yang diangkat dari novel karangan Cressida Cowell mengambil setting bangsa Viking yang melatih anak-anak mereka bagaimana menaklukkan aneka macam naga. dengan demikian mereka mewariskan kebencian manusia terhadap mahluk reptil itu. berbagai latihan dan manual mereka pelajari untuk dapat membunuh naga. namun, Hiccup anak sang kepala suku punya cara yang aneh, alih-alih mengacungkan pedang, ia malahan melepaskan semua persenjataannya maju mendekati sang naga dan membelai-belainya. teknik ini dipelajari dari perjumpaannya dengan Toothless, seekor naga Night Fury berwarna biru dengan mata besar (mengapa wajahnya mengingatkan pada Lilo and Stitch?). Toothless ditemukannya di dekat danau dan tidak dapat terbang ke mana-mana karena sebelah sayap pada ekornya telah tiada.

Hiccup belajar banyak mengenai naga dari Toothless, lebih dari itu ia belajar mengenal dunia nan luas karena kemudian dapat menunggang sang naga terbang. Astrid yang memusuhi Hiccup dan menjadi pesaingnya dalam pelajaran menaklukkan naga, akhirnya mengetahui rahasia ini. Toothless membawa mereka berdua terbang tinggi, mengajari mereka mengenai arti persahabatan, dan menunjukkan sebuah rahasia besar di dunia naga. lihatlah bagaimana reaksi Astrid kemudian:
Astrid: [sambil meninju Hiccup] That's for kidnapping me.
[kemudian mencium Hiccup] Astrid: That's for everything else.

akankah prasangka dan tradisi bangsa Viking sebagai penakluk naga akan berubah? bagaimana Hiccup berjuang membela Toothless dari pembantaian?

film ini layak ditonton sebagai hiburan keluarga yang memberikan pelajaran mengenai prasangka, kebanggaan, serta nilai-nilai persahabatan.

untuk itu menurut saya ia layak mendapat nilai 8 dari 10.

sajak-sajak jumat gelap

jumat gelap 1

peradilan sesat digelar
dan barisan korban bungkam
menuju mati

(untuk Tibo dkk)

jumat gelap 2

lelahkah perjalananmu
dari Dachau, Auschwitz
hingga ke Tuol Sleng
mengantar setangkai kamboja
pada kuburan massal tanpa nama?

jumat gelap 3

engkau di sana
yang bersepi-sepi
menahan nyeri pedih
melihat kami
di ambang mati

jumat gelap 4

Tuhan, bila Engkau pergi
ke mana kami harus pergi?

jumat gelap 5

sudah selesai
paripurna
tuntas
habis
tamat
titik
blas
?

jumat gelap 6

engkau mencium maut dengan penuh gairah saat kami menawarkan asam cuka padamu dan menyangka kepahitan kami akan membuatmu berjeri

engkau memeluk palang kayu kasar dengan penuh kehangatan saat kami menyangka kekasaran adalah guru terbaik dalam hidup kami

engkau menyerahkan hidupmu kepada Bapa saat kami justru menyerahkan hidup kepada kesia-siaan

jumat gelap 7

anak-anak, para pelacur dan pendosa berebut memeluk jasadmu. saat itu kami baru paham
: biar kanak-kanak datang kepadaku

@toni, 020410

Friday, April 02, 2010

pertarungan para dewa

Sam Worthington setelah sukses berperan di film Avatar kini beraksi kembali di film Clash of the Titans yang dirilis 1 April 2010. kali ini ia memerankan tokoh Perseus, anak Zeus sang Mahadewa, yang lahir sebagai manusia. berlatar belakang kisah mitologi Yunani, film ini memperlihatkan bagaimana manusia bertarung melawan superioritas para dewa, dan celakanya di alam abadi para dewa pun saling bertarung.

penduduk kerajaan Argos menumbangkan patung mahadewa Zeus ke dasar laut. hal ini menimbulkan kemarahan Hades adik Zeus yang menguasai alam neraka (underworld). ia meluluhlantakkan pasukan Argos dan berjanji akan melepaskan sang monster Kraken tepat saat gerhana matahari untuk menghukum manusia yang tidak lagi menghormati para dewa.

Perseus sebagai manusia setengah dewa (karena Zeus ayahnya), ikut serta sebagai pasukan Argos melawan Hades. kalajengking raksasa, perjumpaan dengan para penyihir, dan perjalanan mereka ke underworld untuk mencari Hermes, puteri cantik berbadan ular dengan rambut terdiri ratusan ular itu benar-benar mendebarkan. jangan coba-coba melirik dan memandang mata Hermes! sudah banyak prajurit yang menjadi patung batu dibuatnya!

film ini berhasil menyajikan gambar-gambar indah dunia mitologi Yunani. tak luput para puteri nan cantik rupawan: Andromeda dan Io (endingnya belum jelas mengenai siapa jodoh Perseus). namun kesan film Avatar dan Harry Potter mengapa sangat terasa di film ini? mungkin karena Sam Worthington pemeran utamanya, dan Ralph Fiennes (Voldemort) berperan sebagai Hades yang jahat itu yaaa...

secara keseluruhan, film ini layak mendapat nilai 8 dari 10.

Thursday, April 01, 2010

sajak-sajak kamis putih

kamis putih 1

Tuhan kesedihan dan kecemasanku,
kemanakah Engkau akan pergi?
senja telah terbit
malam gulita hendak meringkusmu
laksana jahanam tanpa ampun

Tuhan kesedihan dan kecemasanku,
takutkah Engkau seperti ketakutanku?
lidahku kelu, kakiku lunglai
mengikuti diriMu yang hendak dilucuti
habis sehabis-habisnya

Tuhan kesedihan dan kecemasanku,
sedih dan cemas hatiku
Engkau malahan menawarkan
segelas anggur dan sekerat roti untuk laparku

@toni, 010410

kamis putih 2

satu pertanyaan untukMu
: mengapa Dikau mau minum
cawan berisi
kesialan,
derita,
kutuk,
nista,
dan
kepahitan
hidup kami

@toni, 010410

kamis putih 3

sepenggal roti hangat
panggangan ibu
Kauterima
Kausyukuri
Kauberkati
Kaubagi
tak
habis
di ingatan

@toni, 010410

kamis putih 4

buah anggur dari kebun kekasihku yang diperas pada panen tempo hari telah dipesan untuk pesta perkawinan bergalon-galon habis ditenggak para tamu sebelum pesta usai

Dikau memberikan anggur baru kepada mereka

buah anggur dari kebun kekasihku yang diperas pada panen tempo hari telah dipesan untuk perjamuan perpisahan sang Guru dengan murid-muridNya malam ini

Dikau memberikan anggur baru kepada kami

@toni, 010410

kamis putih 5

kirimkan malaikatMu kepada kami yang terlelap dibuai mimpi-mimpi di taman Getsemani agar kami tak pernah terjaga dan menyaksikan pengkhianatan itu

kirimkan malaikatMu yang bersayap putih cemerlang agar kami tak melihat keringatNya yang menetes-netes merah di tanah dalam gigil malam

kirimkan malaikatMu yang dulu membawa kabar gembira kepada sang perawan dan menyukacitakan para gembala agar kami ingat bahwa Dialah sang Kristus

@toni, 010410

kamis putih 6

seperti pada kencan pertama engkau memesan tempat, makan malam temaram lilin, dan iringan musik biola

putih warna kembang dan hiasan di sana

musik mengalun lirih

pada malam terakhir

engkau mengambil secawan anggur

dan kita tertawa-tawa hingga pagi menjemputmu

@toni, 010410

kamis putih 7

kamis
manis
putih
sedih

putus
sudah
susah
lekas

dalih
perih
miris
paras

@toni, 010410

Saturday, March 20, 2010

jalan 3

"sudahkah kau temukan jalan ke hatiku?" tanyamu berkali-kali dalam risauku mengayunkan langkah dan menentukan ke kiri, maju, kanan, mundur atau sebaiknya berhenti saja?

burung-burung punai menertawaiku dengan kicaunya terbang dari pohon ke pohon membawa tangkai bunga-bunga rumput yang mengingatkan pada mahkota kembang yang pernah kuuntai untukmu

aku berhenti di jalan yang telah kutempuh sekian jauh

aku terduduk di atas jalan berdebu lusuh

kupandangi bintang-bintang di langit, mereka berkata: "ikutlah ke mana hatimu pergi membawamu"

@toni, 200310

Friday, March 19, 2010

jalan 2

lalu apa yang harus kubuat bila rinduku padamu sudah tak tertahankan lagi? aku kan berjalan dan terus berjalan dalam diam

dalam diam sunyi itu kutahu kaumendengarkan teriakanku yang paling kuat memanggil-manggil namamu dan menyebut-nyebut semua tentang dirimu dan diriku

sebelum selesai semua teriakanku, aku telah tiba di depan pintumu

@toni, 190310

jalan 1

sepatu butut yang pernah kupakai mengembara di hari-harimu kubawa serta di jalan patah hatiku untuk mengingatkanku pada hari-hari baik dan matahari yang suka menertawakan kebodohanmu serta semua haiku yang tersampir pada dedaunan di ranting-ranting di halaman rumahmu

warna merah jambu tak pernah kausukai jadi kupakai yang biru saja karena hatiku suka menjadi biru lebam mengingat jalan-jalan yang kita lewati dan yang tak pernah sempat kita singgahi karena impianmu jauh melampaui ujung peta dunia

sebuah jurnal gelak tawa dan kegilaan kita saat tersesat di hutan-hutan, sawah dan rimba kota akan menemani malam-malamku di bawah bintang-bintang karena dikau pernah bersabda: "semua tidak pernah benar-benar selesai untuk kita..."

@toni, 190310

Thursday, March 18, 2010

ziarah

kuambil sebaskom puisi
kutaburi kembang setaman
wangimu menguar merasuk hati
tuhan, kau tak jauh sebagai teman...

@toni, 180310

vesper

pada langit malam itu
kulukiskan sepotong senyummu
setiap terang bulan purnama mengingatkanku
: engkau memandangku

@toni, 180310

Monday, March 15, 2010

100km/jam

di atas dua roda
aku mengejarmu di perempatan
stasiun kereta melewati penjaja kelapa muda
pasar tumpah berjejer penjaja penganan

di atas empat roda
ditarik kuda berirama teratur
kucari dirimu di antara masa
yang tergesa-gesa kabur

kupacu sepedaku kencang
lewati kelokan jalan menikung
sungai, pepohonan, dan ladang
hingga pucuk-pucuk padi runduk menguning

di atas 100km/jam
aku melihat dirimu
berdiri di sana dalam diam
laksana dewi tersenyum tak jemu

@140310, toni

Sunday, March 14, 2010

sajak-sajak dari sebuah hutan

pilgrim

malam telah terbit
gelap membayang
bebunyian senyap bergegap
kemanakah dikau melangkah, peziarah?

kecipak aliran sungai
berbisik-bisik di sepanjang jalanmu
jalan yang menuntunmu
haruslah tetap kaupercayai

meski udara dingin berusaha menggigilkan
dan bintang-bintang berkedip membisu
dikau terus melangkah
melewati kecemasan dan risau hati

kemanakah dikau melangkah, peziarah?
bayang-bayang pepohonan dan rerumputan
menjadi taksu saat kau katakan:
"di sana rumahku menanti hangat"

@130310, toni

nyanyian pagi

kekasihku adalah nyanyian pagi
serunai dan gemerisik padi di ladang
dia datang menghampiri
dengan senyuman mengembang

udara pagi menguarkan wanginya
laksana ciuman kupu-kupu kepada kembang
kerlingan matanya menerbitkan sang surya
jejak-jejaknya tak pernah lekang

duhai kekasihku,
bila matahari telah pergi dari langitku
dingin malam membekukan letihku
kumohon dikau terus bernyanyi di hatiku

@130310, toni

bunga

kekasihku akan datang
memakai pita jingga
dan membawakan sejinjing
cinta yang kuminta

seperti penjaga merindukan fajar
aku bergegas menemuinya
kubawakan bunga-bunga nan mekar
namun dia bilang bukan itu dia minta

bunga-bunga itu dia buang
hanyut di sungai di belakang rumah
kekasihku bilang
bunga-bunga di hatiku sudah cukuplah

@130310, toni

walking home

there is always moment like this. we are missing the path. such as standing on the middle of nowhere. suddenly you can hear a small voice. the voice that urge you to follow your heart. and amazingly, you can find your way home...
no matter how hard it is.
no matter how far it is.

@130310, toni

Saturday, February 27, 2010

koi

pergilah ke sebelah barat kuil
dekat sumber air dan kitiran angin
di rerimbunan pohon bambu
kau kan temukan
ikan-ikan koi
merah menyala
putih
dan kuning keemasan
berenang hilir mudik
tanpa beban

lalu mengapa
hatimu risau
dan berbeban
: ?

@280210

pemetik sitar

aku menanti
seorang gadis yang setiap senja
duduk di tepi sungai
memetik sitar

dia tak pernah berbicara
selain memainkan musik

dawai sitarnya yang bercerita
lirih bersama bisikan angin
dan kecipak sungai
seringkali ditingkah pekik camar

tentang hidupnya,
impian,
dan cintanya

senja ini ia tidak datang
menemuiku

@270210

perempuan dan sungai

di tepi sungai itu
aku menjumpaimu kembali

berdiri di dermaga
menatap perahu-perahu
yang datang dan pergi

siapakah yang kau tunggu

angin mengibarkan
rambutmu

siluet senja meremang

para penumpang
datang dan pergi
sebuah perahu terakhir merapat

engkau masih berdiri di sana

@270210

Friday, February 12, 2010

Heaven is so Real Deception by Choo Thomas

We are only going to look at a few things in this book for now.

1 John 4:1 tells us, "Beloved, believe not every spirit, but try the spirits whether they are of God: because many false prophets are gone out into the world."

If we are to take Choo Thomas's word that this book is really written by Jesus, thru her, then we can glue it to the back of our Holy Bible and make another book of our Holy Scriptures. Satan will appear as an angel of light and impersonate the real Christ Jesus to receive glory due to the real Christ Jesus

The Jesus Choo Thomas is referring to in this book is an imposter -Satan himself! Why did Jesus not have his Apostle John to write about heaven like this in the book of Revelation? Christians are now supposed to believe that God has raised Choo Thomas up as he did his own Apostle's? I guess Jesus did not accomplish everything he needed to do with them! This is dangerous and leaves a Christian open to be swayed by any false prophesy and teaching just because they say it is from God!

Choo believes this encounter is from Jesus because the spirit that spoke to her said he was Jesus -I am not President Bush or anyone else because I say I am! Satan or any demon is not Christ Jesus just because they say they are. Satan would be glad to take the Glory of this even under the name of the real Jesus! How can Choo give such a detailed description of heaven and angels? Because Satan and his demons where there and they saw first hand, heaven and the angels. Choo is taken into a hypnotic trance-like state and this enables demonic influence to communicate to her mind through images of heaven and angels as they know them to really be -since they have been there before they were kicked out! Thats how! Satan is an angel of light because he knows how to imitate the real light! Satan is a master deceiver. I know it all sounds good and people today are itching for a sign and revelation from God. Because of this itching some will fall for the most incredible deceptions. Choo herself has fallen for this great deception. I know it sounds right because she points to Jesus. Does Satan care if people point to Jesus if it is actually him behind the mask. No! He doesn't care. If anyone comes to Christ from her book -then they came to the wrong Christ. The Christ people should come to is the Christ of the Holy Bible -Not Choo Thomas's revelation from a false spirit god! This is why we are warned to "try the spirits" -how do we "try the spirits"? We line up what the spirit is saying against God's Word.

Does God's Word give an indication that even on the day of Pentecost that people were jerking and miracle dancing in some sort of ritual? No it does not! God will not imitate Satanic rituals! But Satan will try to imitate God with adding his demonic rituals in with it. This gives it a good sugar coating to entice people to believe it is of God. We can no more listen to the revelation of Choo Thomas over Joseph Smith of the Mormons. The teaching of Joseph Smith sounds good on the surface - So does the revelation of Choo Thomas! Her talent, or Satan's talent, for adding God's Holy Word to her revelation is very enticing for many Christian believers awaiting a new revelation from God.

Choo says that since 1996 that every waking hour is spent with Jesus. She says that her husband has been so understanding or their marriage would not have made it -is this God's intention according to His Word?

To take a married woman and separate her unto Himself! Show a scripture for that!

And while you would be looking for a scripture for that look up one that would allow her to overtake the platform of her church despite what the pastor would have to say about it!

Also, why did Jesus not tell her His real birthday date? Rather than telling her on Christmas eve that it was his birthday! Does not Jesus realize that Christmas eve is not his real birthday?

Why does Jesus not emphasize the resurrection day? The biggest day of the Bible!

Are aborted babies really stored naked, side by side, in a warehouse building awaiting their saved mothers to come to heaven and raise them?

This is about as hoky as it gets!

I know many will say, "who is he to come against a beautiful sister in Christ". First I am not coming against a beautiful sister in Christ - only against the false doctrine of her book! Trying (testing) the spirits to see whether they are of God (1 John 4:1) shows a clear picture that her "hypnotic trance vision journey" is far from truth. This is not anything less than a Anti-Christ Satanic spirit passing himself off as Jesus to Choo Thomas and anyone else willing to be lead astray from the truth of God's Word by this so called new revelation from an imposter Jesus. I may only be a voice crying out in the wilderness of cyber world - but so be it!

Amen and Amen!

source:
http://www.ltradio.org/
http://en.wikipedia.org/wiki/Choo_Thomas

Saturday, January 30, 2010

kegelapan (trilogi 3)

gelap
dingin
beku

datang cahaya
hangat
cair

cintamu!

dalam gegas
derap
masa

telah
menawan
aku

celaka aku!
mahluk
gelap
dari
quark

cintamu
lebih kuat

mengubah
partikel
sel
senyawa
atom
gelap
jadi pendar
kunang-kunang!

pelangi
di langit malam
dan bintang timur
kelahiran
kembali

@tempat orang tak pernah terlelap, 300110

kegelapan (trilogi 2)

lalu gelap itu datang
dalam secangkir kopi
tanpa gula
tanpa dirimu

sekeping ada kaucampurkan
dalam ketiadaan
lalu berharap
diriku terlahir kembali

hidupkan sukmaku
yang melintang kembara
membaca dirimu
pada rak-rak buku

menyesap kesunyataan
hingga sudut-sudut galaksi
melihat taman bunga cahaya
atraksi komet, asteroid dan dentuman itu lagi

lalu hujan deras turun
pada ruang hampa galaksi
kita berteduh pada sebuah planet
sebelum pelangi menghias semestaku

selamat datang,
kata mimpiku

@warung kopi, 300110

Thursday, January 28, 2010

kegelapan (trilogi 1)

mulanya
nir
ning
hampa

gelap menyelimuti
tiada hari
tiada ruang
tiada aku
yang ada
hanya tiada

hingga kau
menyebut namaku

aku ada
karena ada dikau

dari rahim kegelapan
aku telah melihatmu

senandung bintang
dan rembulan
di lazuardi malam

@toni, 280110

Wednesday, January 27, 2010

bersinarlah

genangan becek
lumpur
dan tumpukan sampah
dalam hidupku

dikau datang menyentuhnya

kemilau cahaya terbersit dari sudut mata
mulut
dan hatimu

pandanganmu adalah surya
suaramu adalah lagu
dan hatimu aurora

tarian cahaya yang berpendar berwarna-warni dalam irama

aku ikut bercahaya
demikian terang
hingga sulit kukenali lagi diriku

sebelum padam
dalam ledakan supernova
kuminta padamu
: tetaplah bersinar

mks, 270110

Tuesday, January 19, 2010

Grundelan Romo Magniz: Tepuk tangan saat Komuni

PERKENANKAN SAYA berbagi grundelan dengan para pembaca terhormat. Malam Natal saya konselebrasi dalam misa di salah satu gereja paroki. Perhiasannya bagus, liturgi pantas, kotbah menyentuh, koor menyanyi indah, umat bersemangat.

Hanya ini: waktu komuni suci dibagikan, seorang bapak dari koor, dengan suara penyanyi profesional, menyanyi solo, sangat ekspresif. Sesudah selesai, umat penuh semangat bertepuk tangan. Pada saat komuni dibagi!

Saya amat terkejut. Kok bisa! Komuni adalah peristiwa paling sakral bagi umat katolik, bahkah ritus paling sakral dari semua agama. Pada saat itu, seluruh perhatian umat seharusnya seratus persen terpusat hanya pada satu ini: Yesus, Allah-beserta-kita yang sedang datang. Masak pada saat suci itu umat membawa diri bak penonton sinetron! (Pastor paroki kemudian menceritakan bahwa ia sudah memperingatkan umat tetapi tanpa hasil, dan bahwa pernah waktu itu mau memberikan hosti suci kepada seorang umat, dia itu bertepuk tangan dulu).

Apa umat belum pernah membaca I Korintus 11:29? Terus terang, andaikata saya yang memimpin upacara, saya akan langsung menghentikan seluruh pembagian komuni dan mengajak umat berdoa doa tobat.

Saya mengalami tepuk tangan seperti itu juga pada perayaan ekaristi lain. Suatu kesesatan penghayatan yang memalukan apabila orang tidak lagi bisa membedakan antara ibadat yang diarahkan kepada Allah dan acara hiburan!
Apakah dilupakan bahwa hormat semua pemeran dalam Ekaristi -pastor, pengkhotbah, koor, umat, dll terletak dalam pelayanan tanpa pamrih, demi kemuliaan Tuhan, yang mereka berikan? Apakah koor-koor kita lupa bahwa tugas satu-satunya mereka adalah membuka hati umat bagi Tuhan dengan keindahan lagu-lagu mereka. Tentu tepuk tangan pada akhir Misa, pada saat pastor menyatakan terima kasih adalah tepat dan sesuai.

Sebagai catatan: Lagu solo sebaiknya hanya diadakan pada akhir ibadat. Hal itu sepenuhnya juga berlaku bagi Ekaristi perkawinan. Kalau perkawinan ditempatkan dalam Ekaristi, seluruh perayaan harus berupa pujaan terhadap Allah dan bukan pemanis para mempelai. Kalau iman kita pada Ekaristi mau credible, kita harus belajar kembali menunjukkan sikap hormat terhadap Allah yang hadir.

Franz Magniz-Suseno SJ
Johar Baru, Jakarta Pusat

hujan di hatiku

kulukis dikau di atas kanvasku
dalam derai hujan duduk di tepi jalan basah kuyup
bunga-bunga rumput tertunduk basah
menetes-netes dalam genangan
yang dikau pandang berlama-lama

lelehan cat mengalir bersama air matamu
memunculkan sungai dan ombak samudra yang bergemuruh
angin badai dan topan berselimut kegelapan
menghantam menyapu dan mengempaskan
tetesan demi tetesan air hujan

kulukis dikau di atas kanvasku
dengan sebilah pisau kau tuliskan pada sebatang kayu lapuk
"semua dari air akan kembali menjadi air"
semua yang dari cinta takkan pernah sama lagi
seperti air yang mengalir di hatiku

@toni, 190110