Saturday, August 21, 2010

jarak

antara kita
ibarat ide dan kata

tahukah rembulan
malam ini pungguk tidak datang menjumpaiku?

diam-diam
cecak menghampiri nyamuk
aku terjerat di sarangmu

bergegas
aku berlari ke senyap
mengejar bayangmu lindap

berapa lama keabadian
sebuah kayuhan perahu
di sungaimu terus melaju

ijinkan
aku tertidur di tiap sabdamu
di tirus senyummu

wangi setanggi
rambutmu mayang terurai
matamu ratna baiduri

sepotong senyummu
kusimpan di dompet
supaya tiap saat dapat kucopet

perahuku
dilamun ombak
di lautmu tak beranjak

swarga loka
tempat kita bermimpi
setiap pagi

sekeping sedih
menetes di mata
berkelindan rasa
: rindu dinda

tolong
jangan bangunkan jasadku
dari mimpi-mimpi haiku

engkaukah
yang harus kutunggu
ataukah hantu halusinasiku?

perpisahan
kumainkan serenade senja mengantarmu pulang
dengan segaris senyum merembang

satu pertanyaan bodoh
: mengapa dikau harus pergi, malaikatku?

seribu perpisahan
tidak jua membuat satu ini lebih mudah

bekukan
hatiku di tumpukan gigil beku waktu
hingga “hai”-mu hidupkan diriku

malam-malam
kita menangis berdua
air mata menjadi mata air
menghidupkan jiwa

biarkan aku mengantarmu
hingga batas langit terjauh
tanpa salam perpisahan sedih
laksana kapal mengangkat sauh
kelak ia kembali merapat di dermaga ini

sering
rintik angin dan hembusan hujan bertanya:
: dirimu di mana

pada pucuk-pucuk padi
kusemat kenangan hutan, sawah, malam,
jernih sungai, pokok bambu, burung pagi,
jejak-jejak nan lebam
oleh rindu hati

@toni, 200810

No comments: