aku baru tahu, ternyata si Shah Rukh Khan (begini ejaannya di koran lokal) ternyata lagi kuliah di St. Colomba's school, Delhi. si Tuhina yang bilang, juga beberapa orang India yang kukenal. padahal setiap minggu khan aku ke sana... iya, karena itu masih satu kompleks dengan gereja katedral :-) dan perayaan paskah diadakan di halaman St. Columba's school. katanya sih dia ngambil kuliah Ekonomi. ntar kalo ketemu pastor di katedral, aku mau nanya lagi... ok? ini untuk menjawab pertanyaan teman di Indo yang pengen foto Shah Rukh Khan.
pekan ini kami benar-benar seperti tahanan. masih menempuh jarak pulang pergi Delhi-Noida setiap hari, masih dengan panasnya Delhi, masih dengan colo-colo dan ruko-ruko mengikuti teriakan kernet busnya kalo lagi bete.
untunglah besok Sabtu kami benar-benar free. nggak ada jadwal tur, nggak ada acara terjadwal. karena Minggu pagi kami akan ke Sungai Gangga dan sekitarnya hingga Senin baru balik ke hotel. dan mungkin ini minggu terakhir kami di Delhi. terus mudik ke Indo? nggak juga, minggu depannya kami akan terbang ke Bangalore, silicon valley-nya India.
pelatihan di tempat terpencil macam Noida ini membuat kami punya kesempatan untuk mengunjungi Universitas maupun perpustakaan di Delhi. pernah hari Sabtu aku jalan sendiri ke Museum Nasional India. aku foto beberapa artefak dan patung di depan gedungnya, mendadak serombongan turis bule dipandu guide-nya tiba-tiba nyalip di depanku, dia langsung menjelaskan kepada para bule mengenai artefak prasasti yang lagi asyik kuperhatikan.
kemudian mereka masuk ke dalam museum, aku pun ikut. baris melewati pintu detektor, kemudian masuk ke dalam... dia sibuk menjelaskan mengenai sejarah kuno India. dan luar biasa koleksi museum ini. ada peninggalan dari masa peradaban Harappa (sekitar Pakistan sekarang) dan coba direkonstruksi. di sediakan seperangkat komputer touch-screen (monitornya cukup disentuh jari untuk memilih menu) yang menyajikan sejarah dan segala pernak-pernik peninggalan kuno yang ada.
bangunan museum terdiri dari 4 lantai. kaki bisa pegal bila merambang seluruh benda dan sejarahnya di gedung ini. ada lukisan, patung, senjata, kain, perhiasan dan segala benda aneh. aku sangat suka memperhatikan patung dewa-dewi hindu, ada Kali, Krishna, Ganesha, Gangga dan Yamuna. Dewi Gangga cantik sekali. Yamuna juga, mereka dikarakterkan serupa. menggendong sebuah tempayan dan berdiri di atas sebuah ikan atau kura-kura. ditemani seorang anak kecil (mirip Kwan Im, ya). pakaiannya cukup seksi, karena ada potongan kain yang ehem,... :-p
Tuhina cerita bahwa Yamuna itu nggak ada hubungannya dengan Gangga. sumber airnya berbeda, namun mereka sama-sama dewi sungai. ceritanya aku kurang hapal lengkapnya... Yamuna punya ibu. ibunya lalu diambil oleh dewa yang jahat, ia hanya dapat dilihat di langit pada waktu dan posisi bintang tertentu. dan itulah yang menurut astronomi Planet Pluto. Yamuna menangis, airmatanya menjadi aliran sungai Yamuna yang sekarang menghidupi penduduk Delhi.
lukisan yang kusuka adalah sekuel kisah cinta Krishna dengan Radha. indah sekali lukisannya. dilukis pada kain sutera dengan motif warna kembang dan pemandangan. wow... Krishna dapat dikenali dari kulitnya yang berwarna biru. katanya, itu gara-gara ia lahir tepat pada bulan purnama.
aku menemukan sebuah ruangan lukisan pada tembok, tidak ada penjaga dan kamera di sana. aku pasang kamera dan mengeset timer-nya... jepret... inilah satu-satunya foto yang kujepret dalam kompleks museum, hehehe...
setelah pegal mengitari bangunan (bentunya bundar) 4 lantai ini, aku pun keluar. baru aku perhatikan bahwa ternyata untuk pengunjung asli India dikenai charge Rs.3, sedangkan turis Rs100... hehehe. artinya rombongan turi tadi telah menyelamatkanku ya?
selain museum, aku sempat ke Siri Fort menyaksikan festival film Eropa. kebetulan ada kenalan bernama Sunil (karyawan Tata juga, dikenalkan oleh teman dari Indo), dia mengantar kami ke sana hari Senin. sialan, penjaga di pintu masuk ketat sekali: nggak boleh bawa kamera, snack, rokok, dll. aku sudah tinggalkan kamera foto di mobil. tapi ia menemukan pisau lipat yang kujadikan gantungan kunci di kantongku, dan dia bilang itu tidak boleh dibawa masuk. kami terpaksa balik ke tempat parkir yang lumayan jauhnya berlari-lari, soalnya sudah telat 15 menit. setelah itu baru lolos masuk ke bioskop.
film Norwegia, judulnya: Detector. bagus sekali filmya. lucu dan berkesan. ceritanya Daniel seorang psikiater punya hobi pake detektor logam untuk melacak benda benda yang ada di halaman luas. dari sana ia menemukan: hidupnya. ia temukan kalung. kemudian temannya menyiarkan berita ini di radio. seorang perempuan (Silja) muncul mengaku pemilik kalung itu. Daniel jatuh cinta padanya. namun Silja sudah punya pacar seorang pemain orkestra, orangnya kasar. Daniel digebuki sampai memar. Daniel sampai pada menemukan identitas ayahnya yang dikabarkan mati di Cina. (ada selembar kertas yang tertulis dalam bahasa Cina: don't believe your father, don't believe your mother, just believe Mao... hahaha, penonton tertawa keras). ternyata ayahnya adalah pasien yang selama ini dirawatnya. saat Daniel babak belur dirawat di RS, ibunya datang menjenguk, dan pertemuan antara ayah-ibu-anak terjadi tanpa disangka di lift.
ada pasien daniel orang gila yang lucu bernama Jurgen. ia membawa gengnya ke tempat pacar Silja dan mengerjainya sampai minta ampun. "kalo kamu berani mendekati Silja, satu jarimu akan hilang. kalo kamu berani menggangu Daniel lagi berapa jarimu akan hilang?" "dua...", katanya ketakutan di bak mandi.
tengah malam selesai pertunjukan, ada acara berikut: mendorong mobil. mobil yang kami tumpangi mogok. mesinnya nggak mau hidup. terpaksa didorong rame-rame. hehehe... kayak di Indonesia saja. tu, wa, ga... brrrppp... berrrppp...
bersambung
Saturday, April 20, 2002
india trip 8 : yamuna, daniel, gangga
jam 10:25:00 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment