saat-saat ini jadi nggak enak hati juga karena besok malam akan menjadi malam terakhir kami di Delhi. rencananya kami akan mengadakan farewell party alias pesta pisahan sama para tutor Tata di Delhi. sabtu pagi (27/4) kami akan terbang ke bangalore.
perjalanan kami terakhir yang sekaligus terjauh adalah ke Haridwar dan Dehradun. Minggu pagi (20/4), sarapan dibagikan dalam dus. kami siap memulai perjalan ke utara, ke sungai gangga dan sekitarnya. tour leader kami adalah seorang ibu, namanya Ms. Rajna. dan dia satu-satunya perempuan dalam bus kecil kami. teman-teman lain bersama para puteri terdapat di bus yang lebih besar. terjadilah diskusi hangat dalam bus di pagi hari, mengenai -apa lagi kalo bukan- "Kamasutra"... suatu warisan budaya khas India. Ms. Rajna bilang sebetulnya kamasutra tidak dimaksudkan sebagai pornografi. karena berada dalam konteks ajaran agama Hindu mengenai keilahian dalam kehidupan lahiriah manusia, pencapaian spiritual pasangan suami-isteri dalam komunikasi intim. ehem... ada yang mulai batuk-batuk nih... hehehe. aslinya kamasutra berupa lirik-lirik sajak yang berisi ajaran mengenai hal itu tadi.
bus kami mampir di sebuah resto untuk coffee-break. taman bunga di sana langsung menarik perhatian, bunga-bunganya indah sekali. beberapa teman berfoto di sana. restonya unik, mirip resto waralaba karena menawarkan beberapa makanan siap saji (spt. pizza dan ayam goreng), selain itu pengunjung makan sambil berdiri menghadapi meja. maklum kursi tidak disediakan. ada beberapa piring gorengan yang disajikan. dan langsung habis disikat oleh kami serombongan, maklum orang indo terkenal gila gorengan... hehehe. ada yang unik: kepala susu goreng (kami menyebutnya cumi-cumi goreng), dan sehelai daun digoreng dengan tepung. rasanya enak. kami menyebutnya: fried marijuana, hahaha... di bus, Ms Rajna bilang itu Spinach, alias makanan si Popeye... ohh, itu sih banyak di Indo. cuma bayam goreng tepung rasanya belum pernah dijual tukang gorengan.
perjalanan dilanjutkan. bus kami dikemudikan oleh seorang Sikh, cirinya adalah memakai turban (sorban) di kepala dan rupanya cara mengemudi mobilnya sungguh ruarr biasa... biar ada kendaraan dari depan, dia tanpa gentar maju terus. sehingga rasa-rasanya adrenalin para penumpang cukup terpompa dan melek terus. kupikir mungkin sopir dari depan jadi takut kalo melihat pengemudi bus kami yang memakai turban sehingga langsung minggir. Ms Rajna bilang, hanya ada dua resep untuk selamat di perjalanan: good luck and good brake. hehehe... padahal katanya mobil-mobil di India paling banter ganti rem 5 tahun sekali. gila! rugilah pabrik rem di India.
di Haridwar kami makan siang di sebuah hotel. bus kami kebablasan tidak bisa berbalik arah. maklum berada di jalan sempit lokasi pasar. sehingga kami berjalan kaki ke sana. selesai makan siang, bus kami belum juga muncul... cukup lama menunggu sampai sopirnya datang dan bilang dia baru saja memperbaiki AC. maklum kami kepanasan dalam bus tadi.
kesorean kami tiba di Sungai Gangga. waktu yang diberikan hanya 45 menit, terus berangkat ke Rishikesh. teman-teman ada yang langsung loncat ke sungai gangga. airnya terasa dingin sekali. sumbernya berasal dari pegunungan himalaya. aku bawa celana renang, tapi nggak jadi renang karena nggak bawa handuk. kami berjalan menyusuri sungai, ramai sekali para penjual dan peziarah. di samping sungai dibangun tangga, kemudian ada rantai buat pegangan di sepanjang sungai. maklum arusnya deras sekali, jangan sampai terhanyut.
ada beberapa peziarah yang mengadakan upacara melepas sekeranjang bunga, di dalamnya terdapat lilin bernyala. sungai gangga diyakini orang hindu sebagai tempat penyucian. bila berendam di sini maka diri disucikan. bila meninggal dan abu kremasi ditaburkan di sini maka jiwa mendapat pelepasan. Mr. Puneet malah mengolok-olok dengan berkata: kamu sudah lihat orang-orang di sungai seperti "tea-bag", dicelup... up down, up down...".
self-critic ya?
setelah itu baru lanjut ke Rishikesh. daerah ini terkenal sebagai kota yoga seluruh dunia. banyak turis datang kemari untuk belajar yoga, termasuk the beatles. terdapat di jajaran sabuk pegunungan himalaya. sayang kami datang agak kemalaman, sehingga tak dapat melihat tempat ini secara jelas, selain sungai gangga yang mengalir di bawah bukit dan jembatan besar yang melintasi.
sori, karena waktu akses internetku hampir habis, kalo ada waktu aku lanjutkan lagi ya....
bersambung