Thursday, May 24, 2007

surat Fadjroel Rachman kepada Ulil

ini surat politis yang sangat tajam membedah persoalan aktual bangsa Indonesia. rasanya saya perlu mencari tahu balasan surat Ulil.

Ulil yang baik, Ini sahabatmu FADJROEL RACHMAN.

1. Negara kita sudah jadi negara predator bung, sekarang saya emoh negara, posisi kita sekarang tampak terbalik bung. Dulu bung yang emoh negara he2, sekarang bung pro-negara, saya emoh negara predator ini.
Bagaimana mungkin saya bisa pro-negara bung karena negara sekarang dibajak para predator. Contoh utama saya adalah Aburizal Bakrie, pendana utama Freedom Institute dimana bung bekerja. Ical bung tahu adalah konglomerat hitam yang menggangsir Rp 4,3 Triliun uang publik melalui program BLBI melalui 26 perusahaannya yang ambruk, lalu
ditangani BPPN. Ini tindakan pidana sekaligus perdata bung! Adakah pengadilannya? Tidak ada bung. Cita-cita kaum liberal lumpuh disini yaitu: KESETARAAN DI DEPAN HUKUM. Semoga bung sebagai bos JIL [Jaringan Islam Liberal, red.] tetap ingat sahadat pertama kaum liberal ini, saya pun mendukungnya 100%: EQUALITY BEFORE THE LAW! Berapa yang Ical bayar, menurut BPK, return dari seluruh uang publik sekitar Rp
600 triliun yang dicuri para konglomerat hitam seperti Ical hanya sekitar 30% (hanya tigapuluh persen bung). Jadi Ical besar kemungkinan hanya membayar Rp 1,5 Triliun lebih, sisanya ya tetap digangsir dalam kantongnya bung. Aneh bin ajaib, Ical menjadi Menko Ekuin, prestasinya 2 kali menaikkan BBM (Maret dan Oktober) dengan satu halaman iklan di kompas yang didukung Freedom Insitute (sekali lagi tempat bung berkiprah) dikomandani Rizal Mallarangeng. Idenya kenaikan BBM bakal menurunkan kemiskinan (lengkap dengan analisa dan tabel dari LPEM UI). Bukankah bung ikut menandatanganinya? Hasilnya apa bung? Kemiskinan meroket dengan data pemerintah dari 35 jutaan ke 39 jutaan, kalau data bank dunia 2 dolar AS per hari per individu lebih gawat lagi bung hampir 120 jutaan. Empat juta hasil dua kali kenaikan BBM yang bung, freedom institute dan aburizal bakri dukung. Tolong tanya bung apakah termasuk keluarga bung di kampung, dan para nahdliyin cikal bakal bung. Jangan hina dan
lupakan si lemah dan underdog cikal bakal bung. Apakah perlu pertanggungjawaban ilmiah, hukum dan moral. Ah, hati kecil bung yang perlu menjawabnya?

2. Lalu negara yang predator itu kembali edan sekarang, karena lumpur Lapindo perusahaan Ical, sekarang 13.000 kepala keluarga menderita, dan ribuan orang menganggur bung. Ical, pendana Freedom Insitute (sekali lagi tempat bung bekerja) kembali beraksi atas nama negara bung. Keluarlah perpres no.4/2007 tanpa konsultasi dengan 13.000 KK, ganti rugi 20% di awal, 80% sisanya selama 2 tahun, asal memiliki
sertifikat (padahal ketika proyek lapindo dimulai, lapindo membeli tanah tersebut sebagian besar tanpa sertifikat he2). Negara bung tunduk pada kejahatan korporasi Ical, lalu melalui APBN keluarlah dana publik untuk perbaikan infrastruktur sidoarjo yang dirusak korporasi Ical senilai Rp 3,7 triliun. Artinya apa bung, anak saya mahatma dan krishna segera ikut menanggung kejahatan Ical (pendana Freedom Institute dan tempat bung bekerja) senilai Rp 17.300 apabila bung bagi Rp 3,7 triliun dengan 220 juta populasi. Berarti bung di harvard dengan isteri dan anak, dan saudara2 bung di kampung juga menanggung kejahatan korporasi Ical sebesar yang ditanggung anak saya, mahatma dan krishna. Begitulah bung kejahatan korporasi Ical sekarang ditanggung setiap warganegara Indonesia. Gilanya, aburizal bakri tetap menjadi Menko Kesra atawa Menko Kesengsaraan Rakyat. Bahkan SBY dalam reshuffle tidak berhasil menggusurnya, karena utang budi di masa kampanye presiden dulu. Jadi berapa lama lagi kejahatan korporasi menyetir negara predator ini? Bung KK, mantan rektor saya di ITB mesti memikirkannya juga dan menyampaikannya ke bosnya: SBY.

3. Dengan 2 hal di atas apakah saya sinis kepada negara? Bila tidak sinis, saya termasuk mereka2 yang merusak dimuka bumi ini bung. Sekarang saya emoh negara predator ini, apakah bung pro negara predator? Hanya Tuhan yang maha tahu dan maha benar.

4. Sekian, selamat menuntut ilmu, salam untuk anak dan isteri.

Tabik,
Sahabatmu
M. Fadjroel Rachman
[sumber: milis Forum Pembaca Kompas, Thursday, May 24, 2007 9:51:40 PM]

No comments: