pada awalnya saya tidak menaruh perhatian pada kasus Prof. Achmad Ali dekan Fakultas Hukum Unhas. hingga Senin kemarin (7/5) ribut-ribut karena prof. ini dijebloskan ke dalam rumah tahanan.
siang tadi saya bertemu dengan seorang teman yang telah mengunjungi Prof. Achmad Ali di rutan. dia bercerita begitu ramainya pengunjung yang ingin bertemu dengan Prof. Achmad mulai dari kalangan akademisi, pejabat, hingga masyarakat biasa seperti dia.
ada apa sebetulnya di balik kasus sangkaan korupsi Rp 250 juta yang menimpa sang profesor? teman itu coba mengupas lebih jauh. dan ini yang kusukai, melihat yang tidak terlihat selama ini di berita mass media.
katanya, Prof. Ali punya bakat seperti alm. Baharuddin Lopa. ia tidak kompromi terhadap pelanggaran hukum, siapa pun ditindakinya. meski pejabat, ataupun pengusaha. Prof. Achmad pernah dicalonkan sebagai Jaksa Agung, namun di sinilah kasus dugaan korupsi di FH Unhas mulai dihembuskan. ia terjungkal dari pencalonan sebagai Jaksa Agung.
di jakarta, ia sudah diberitahu ada skenario untuk menahannya saat ia tiba di Makassar. Senin pagi ia tiba di Makassar dan dipanggil ke kejaksaan. menurut koran lokal Tribun Timur: Kepada wartawan, pria kelahiran Makassar 9 November 1952 itu mengaku tidak menyangka dirinya akan ditahan. Ia tiba di Makassar dari Jakarta Senin dinihari sekitar pukul 03.00 wita karena hendak memenuhi panggilan kejaksaan.
"Saya sangat tidak menyangka diri saya bakal ditahan. Karena saya menganggap tidak ada alasan kejaksaan untuk menahan saya," kata Achmad Ali yang saat itu mengenakan kemeja biru berbalut jas hitam celana hitam keabu-abuan.
Ia menyebut ada beberapa alasan menahan seorang tersangka. Di antaranya adalah karena melakukan tindak pidana dan dikhawatirkan melarikan diri, mengaburkan atau menghilangkan barang bukti, atau mengulangi perbuatan pidana yang sama.
beberapa pertanyaan atas beberapa kejanggalan yang terjadi:
1. mengapa terjadi pada hari senin? adakah hubungannya dengan resuffle kabinet yang diumumkan presiden pada hari yang sama?
2. adakah keterlibatan tangan-tangan tak terlihat (petinggi di pusat) sehingga pihak kejaksaan tinggi hari itu juga menahan Prof. Achmad ibarat pesakitan berbahaya?
teman itu coba mereka-reka benang yang tidak tampak. saya cuma dapat memandangnya. melongo, persisnya.
dia bilang, ini bukan murni soal kriminal hukum, tetapi politik. bila Anda tertarik membaca kisah-kisah detektif, teori konspirasi, dan kebusukan politikus, maka sebaiknya kasus Prof. Achmad ini diikuti dengan seksama.
inilah tayangan reality show ala politikus Indonesia. hah!
apa kata dunia? tanya Nagabonar.
Thursday, May 10, 2007
reality show Prof. Achmad Ali
jam 7:56:00 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment