Tuesday, November 28, 2006

nyanyian hujan


rindu yang berlari melewati halte saat penumpang telah pergi menjejak di langit malam yang bergemintang dan hujan yang enggan turun sejak kemarin-kemarin menyisakan sepotong tanya: mengapa awan tak kunjung tiba

dan engkau terpaku berdiri di bibir pantai menyaksikan mentari tua yang tergeletak di ufuk cakrawala

bukakan jalan baginya, teriak ombak putus asa lalu ikan-ikan berkumpul di kakimu dan semua mahluk lautan yang tak pernah engkau kenal menari-nari di pelupuk mata

turunlah hujan, teriak mereka
turunlah hujan, sabda semesta
turunlah hujan, bisik mentari tua yang sekarat

pasir padang angin kering menimbus lukaku saat dirimu memandangku sebuah oase kering kerontang menganga di matamu air tak lagi mengalir di sana

turunlah hujan, desahku
merapalkan mantera yang pernah diajarkan bunda

bibirku kelu kata-kataku meranggas
demi tuhan, t-u-r-u-n-l-a-h h-u-j-a-n!

setitik air mengalir dari matamu
setitik lagi turun ke bumi
dan titik-titik lain berkejaran
tanah mendesah, langit bernyanyi, kehidupan bersemi

katak menggeliat dari lumpur kematian yang mengutuknya sebagai benda mati semenjak alam diciptakan sang Pencipta menggunakan tanah merah untuk membangunkan adam dan hawa mereka bernyanyi lagu indah yang baru pertama kali kudengar: namamu mereka sebut berulang-ulang...

berulang-ulang
menetes-netes
berulang-ulang
menetes-netes

No comments: