Bali dalam kegelapan sama saja suasananya dengan daerah lain yang pernah kulewati tengah malam. Membosankan. Apalagi pakai acara tikungan berliku-liku, biasanya memabukkan kalau tidak sedang ketiduran di bus... Untungnya perjalanan dari Gilimanuk ke terminal Ubung Denpasar hanya tiga jam. Penumpang dibangunkan pakai musik rock. Kreatif juga sopir bus PT KAI, pikirku :-) Dipikirnya semua penumpangnya turis bule, kali.
Kami mendarat sekitar pukul 21.00 di terminal Ubung... Yang menjemput: persoalan :-). Iya, karena masalah utama di Denpasar adalah transportasi. Jangan berharap ketemu taksi atau bus kota di sana. Taksi dilarang memasuki areal terminal. Sedangkan bus kota?? Di Bali nggak ada bus kota, yang ada cuma bus pariwisata :-)... "penguasa" terminal adalah ojek ataupun mobil omprengan (sewa) untuk jarak jauh. Tarif resminya nggak ada, tergantung kepandaian menawar calon penumpang.
Pernah sekali aku ditertawai teman dari Jerman yang lagi liburan di Bali. Waktu itu dia tanya, "kamu bayar berapa dari Ubung ke Sanglah". Kubilang: Sepuluh ribu. Dia tertawa terbahak-bahak, dengan tampang menyebalkan dia bilang: "Saya dari Ubung ke sini cuma bayar limaratus rupiah..." Gila juga turis ini, dia hapal tarif di Bali... Iya sih, soalnya setahun tiga kali jadwalnya liburan ke Bali. Kalo semua turis macam dia, bisa rusak harga pasar di Bali :).
Dengan menggendong barang bawaan, saya keluar terminal mencari ojek. Beberapa ojek yang kutawar nggak mau kurang dari limaribu perak untuk jarak kurang satu kilometer ke rumah... karena sudah malam, kuterima saja. Sambil dongkol tentu saja. Bayangin ojek di Depok saja paling banter dibayar Rp 1500-2000 sudah bisa diajak putar-putar kampus UI... Makanya pada keluarga di rumah kubilang: kalo semua tukang ojek di kampus UI dibawa ke Denpasar, mereka bisa cepat kaya... hehehe. Muncul ide di kepala, sekali-sekali nongkrong di depan Ubung jadi tukang ojek. Lumayan, buat uang saku liburan... :)
Home sweet home. Dengan satu tarikan gas, kami sudah tiba di depan rumah... Keluarga sudah menanti, namun nggak menyangka saya muncul semalam itu. Yah, maklum sempat mengukur panjang pulau Jawa dan Bali pakai kereta api... :-) Rasanya masih jetlag (tepatnya: "trainbuslag") alias doyong. Untung nggak dinyanyikan: doyong ke kiri, doyong ke kanan, tralala...lala... Yang penting sudah tiba dengan selamat. Liburan sudah dimulai. Mandi air hangat, makan malam, ngobrol, kemudian bobok. Buku HP sudah kembali di samping bantal, goodnight...
bersambung ke LBH 5...
Saturday, January 15, 2000
LBH 4 : Doyong ke Kiri, Doyong ke Kanan...
jam 9:35:00 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment