Saturday, January 15, 2000

LBH 3 : Selat Bali Kembali

Selat Bali akhirnya. Kembali lagi akhirnya. Menembus selat ini sama dengan menembus tirai waktu antara wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Tengah. Kami tiba di dermaga Ketapang sekitar pukul 16.00, setelah dijemput oleh bus PT KAI dari Stasiun Banyuwangi. Bus penuh disesaki penumpang yang ingin ke Bali. Penumpang diminta naik ke kapal Ferry, sementara bagasi ditinggalkan di bus. Rasanya aneh juga, karena pada perjalanan sebelumnya, bus tidak ikut nyebrang... mungkin sudah terjadi perbaikan layanan PT KAI. Dan ini tentu menguntungkan bagi penumpang yang membawa bagasi banyak, misalnya bapak-bapak yang duduk di sebelahku. Katanya mereka habis mengikuti pelatihan kepolisian di Bandung, dan sekarang mereka hendak pulang ke Kupang. Ke Kupang?? Masyaallah... berarti ini belum setengah perjalanan yang ditempuh.

Sembari berjalan ke dermaga kami ngobrol. Mereka bercerita, masih untung mereka dapat bangku di kereta ke Banyuwangi, soalnya waktu berangkat dari Bandung ke Yogya, mereka dapat tiket "no seat"... alias harus berdiri sepanjang jalan. Biasanya sekalipun dapat tiket "no seat" kenyataan di KA masih ada beberapa bangku kosong, kali ini benar-benar "no shit" alias nggak bohong, mereka harus berdiri... :-)

Sore begini dermaga Ketapang tidak ramai. Hanya beberapa mobil besar (truk, bus) yang nyebrang... Pemandangan indah kunikmati: laut. Rasanya di Depok belum pernah kulihat laut :-)... Beda dengan Makassar, sehari-hari bisa melihat laut, karena lokasi kampus sangat dekat dengan pantai.

Apa yang bisa dibayangkan dari Selat Bali selain keindahannya?? Kengeriannya. Sungguh. Pernah dalam perjalanan pulang ke Jawa, kapal ferry yang kutumpangi terguncang oleng kiri-kanan oleh arus selat yang terkenal ganas. Penumpang kontan panik dan menjerit-jerit mengucapkan doa: "Allahuakbar..." ketika dek kapal nyaris mencium permukaan laut... Jadi teringat sama film Titanic :-), "You jump, I jump". Padahal waktu itu hari masih siang. Di kejauhan dapat terlihat sebuah kapal ferry lain sementara "bergulat" melawan "terkaman" arus dan lebih parah kemiringannya. Untung dari kejauhan terlihat sebuah kapal mendekat untuk menolong...

Di atas selat bali kembali... Termangu melihat tenangnya permukaan laut. Kubayangkan di dasarnya terdapat sebuah palung yang telah menelan beberapa kapal ferry yang baru-baru kudengar tenggelam tersedot arus palung... ah, sudah ah... protes seorang teman bergidik, cerita yang bagusan dikitlah. Namun itulah kenyataan yang kurenungkan, di balik keindahan alam tersimpan potensi yang luarbiasa tak terbayangkan.

Harry Potter-nya mana?? HP-nya disimpan dulu. Karena di kapal ada atraksi menarik. Seorang penjual (kayaknya ABK sendiri) menawarkan tas multi guna. Dengan beberapa lipatan, sebuah tas dapat menjadi topi, ikat pinggang, blangkon, gendongan bayi... dan beberapa fungsi lain. Banyak penumpang yang tertarik menyaksikan atraksi promosi itu, termasuk turis-turis bule. Mereka terbahak-bahak ketika penjualnya memperagakan bagaimana menggendong dan menyusui bayi menggunakan tas tersebut. Hiburan gratis untuk rakyat.

Kami mendarat sekitar pukul 17.00 (berarti pkl 18.00 WITA) di Gilimanuk, Bali. Ya astaga, bus PT KAI yang harus mengantar ke Denpasar belum ada di sana! Petugasnya berusaha menjelaskan kepada penumpang mengenai keterlambatan bus dari Negara. Kami menunggu. Kembali saya tenggelam bersama HP yang sedang bertanding Quidditch dengan serunya... Beberapa penumpang duduk di halaman rumput dermaga, beberapa di dalam bus. Ada yang menggerutu, karena perjalanan ke Denpasar sekitar 3 jam dipastikan tiba malam.

Ketika itu HP sedang berjuang mengendalikan sapu terbangnya untuk menangkap Snitch (bola emas terbang) dalam pertandingan melawan anak-anak Slytherin yang terkenal jahat... dan ups, HP terjerembab ke bumi. Seketika hening. Namun ternyata dalam genggamannya terdapat Snitch, sebelum HP pingsan. Horreee... semua penonton bersorak. Tanpa sadar, saya pun melompat-lompat di halaman rumput itu.

Sekitar 45 menit menunggu, baru kemudian 2 bus PT KAI datang. Hari sudah mulai gelap, dan kami meneruskan perjalanan dalam kegelapan pulau dewata...

bersambung ke LBH 4...

No comments: