Monday, April 04, 2005

Perginya Sang Pelari Lintas Batas

minggu pagi kemarin saya menerima beberapa sms dari beberapa sahabat yang mengabarkan kepergian bapa suci Johannes Paulus II. sunyi senyap pagi itu. udara dingin masih terasa. kicauan burung terdengar seketika melambat.

beliau berangkat tadi subuh sekitar jam satu waktu indonesia sebelah barat. kepergiannya tidak lepas dari pelototan lensa kamera, tetesan tinta wartawan, bahkan momen ini seolah telah 'dinantikan': kepergian paus pertama di awal milenium teknologi informasi. jauh hari sebelumnya telah dikabarburungkan: paus mangkat. bahkan setahun lalu, sewaktu saya masih aktif di bidang penerbitan warta paroki, saya telah menyiapkan bahan dan foto mengenai paus Johannes Paulus II, bila sewaktu-waktu beliau dipanggil sang Boss di surga. maklum, kabar paus wafat telah disiarkan setahun lalu.

sempat saya nginap di seminari tinggi anging mammiri, yogyakarta awal tahun 2004. terbaca jelas di papan tulis refter [ruang makan]: RIP Paus Johannes Paulus II. romo rektor yang membaca pengumuman swasta yang ditulis entah oleh frater siapa dengan narasumber mana, langsung memerintahkan menghapus kabar burung itu. menggantinya dengan kalimat: "Paus masih hidup! kata Vikaris Apostolik di Jakarta". lucu jadinya karena di zaman informasi masih saja kabar itu simpang siur. termasuk di seminari tinggi.

pikiranku langsung tertuju ke buku "Paus Johannes Paulus II: apa rahasianya" [penerbit Ende], di sana kuselipkan foto-foto postcard paus. namun sial sekali, saya lupa menaruhnya di mana. satu per satu buku di lemari baca tidak luput kuperiksa. tumpukan buku-buku di meja belajar, waduh bahkan beberapa berdebu tebal, habis kubongkar.
jadilah pagi itu, pagi bersih-bersih buku dan kamar. thanks, pope! :)

sayangnya, hingga kamar telah bersih dari tumpukan buku [kupindahkan ke rak buku kembali], buku yang kucari belum ketemu juga. kemudian masuklah aku ke kamar mandi.
tempat ini ajaib, karena inspirasi suka muncul. dan benar, ingatan akan buku kecil itu melintas: bukankah ia kutaruh di rak meja belajar di samping tempat tidur? yup. dia ada di sana.

utuh, dengan postcard yang peroleh tahun 1990 setelah paus mengunjungi Indonesia. aku senang membaca kisah hidupnya di buku ini. masa kecilnya yang susah, ditimpa sial tak kebayang deh: orang tua dan saudaranya mendadak meninggal semua. dia sebatang kara. hidup di zaman represi hitler. jadi imam bawah tanah. namun dia tangguh. olahragawan. bola, gunung dan kano kesukaannya. seni peran ditekuninya. nyaris dia jadi aktor, saat dia bimbang memilih jalan hidup: jadi imam apa aktor? waduh, kebayang deh, bila si Karol Wojtyla [bacanya: Woytiwa] alias Lolek, panggilan kesayangannya jadi aktor. bisa nembus ke hollywood nggak ya?
untunglah, ia menyerahkan hidupnya sebagai imam.

ada kisah menarik, sewaktu ia ditunjuk sebagai uskup, romo Karol lagi asyik berkano ria dengan mudika [muda-mudi katolik] setempat. utusan yang ditunjuk untuk menyampaikan pesan tersebut sempat kelabakan waktu dengan tenangnya romo Karol menjawab: "tunggu dulu. biar saya selesaikan acara berkano dengan kaum muda ini, baru kemudian saya kembali ke keuskupan".
kisah ini membekas di hatiku. kebersahajaan dan kerendahan hatinya terpancar melimpah.

beliau, saya yakin, telah menjadi sumber inspirasi banyak kaum muda yang menyerahkan hidupnya bagi pelayanan, entah itu sebagai imam, pengajar, atau apapun karya kemanusiaan.
namun, syukurlah, sebagai manusia, dia punya beberapa musuh entah secara langsung ataupun tidak.

Mehmet Ali Agca mencatat sejarah berhasil menyarangkan peluru ke perut sang paus di lapangan st. peter pada bulan maria 1981. kurang beberapa inci peluru itu sebetulnya nyawa sang paus dapat melayang. mukjizat menolongnya. mukjizat pula saat beliau mengunjungi sang penembak di penjara, memaafkannya secara pribadi. Mehmet kini jadi sahabatnya. beberapa kali diberitakan, Mehmet mendoakan bagi kesembuhan paus saat terbaring sakit.
namun toh, ada imam sahabatku yang pernah berkata sinis, ahh... itu kan tindakan politis paus.
beberapa kekeraskepalaan paus dibeberkannya: tidak mau turun tahta padahal umur dan kesehatannya makin uzur, tidak mau mengubah doktrin moral katolik mengenai kb, aborsi dan euthanasia, termasuk tahbisan imamat: selibat dan musti pria. selain itu, paus ini mencatat rekor paling banyak membeatifikasi alias mencetak para kudus dalam sejarah gereja, belum lagi jumlah kardinal yang diangkatnya! itu belum seberapa, ada umpatan yang lebih seru dari beberapa teman kristen: paus itu lambang kerajaan iblis [naga berkepala berapa tuh katanya, aku sudah lupa], tiara yang dikenakannya itu lambang imam kafir [berbentuk kepala ikan], bla bla bla...

apa pun kata dunia, tinta itu telah ditorehkannya indah.
dia melangkah mantap, dengan keyakinannya sebagai hamba dari sekalian hamba.
kawan dan lawan segan padanya. amerika serikat tidak luput dari kecamannya. neokapitalisme amerika mendapat lawan tanding yang berani bersuara di saat dunia bungkam. karismanya membuat komunisme rontok bersama gugurnya tembok berlin. eropa dapat menjadi suatu unieropa. fidel castro dan para pemimpin negara komunis pun hormat padanya.
dia menjadi kebanggaan dunia, meski dengan langkah tertatih, tangan gemetar didera parkinson, dan ketampanannya pun seolah pudar.

kaum pro-choice [pendukung aborsi dan euthanasia] dan semua penentangnya tentu mendapat jawaban yang gamblang saat perayaan paskah kemarin. dia muncul di jendela apartemen, dengan wajah menahan sakit berusaha memberikan berkat paskah yang dinantikan peziarah [urbi et orbi]. suaranya tak dapat keluar. tangannya memegang kepala menahan sakit. sunyi senyap.

orang-orang tertegun memandang sosok rapuh sang hamba. kali ini dia mengajar tanpa kata-kata. yang diajarkannya adalah bagaimana menanggung penderitaan, di saat orang banyak menoleh dan menyembah hedonisme. penderitaan dipeluknya, sebagaimana ia mencintai kehidupan.

meski tertatih, dia meneruskan jalan salibnya di tengah arus deras dunia modern...

angka 2, 3, 4, 5 menetes pagi kemarin...
03-04-2005, sang pelari pelintas batas telah tiba di garis akhir.
dia menyisakan lubang di hatiku.

paus gagah itu pergi.
dia telah menjadi sahabat dari jauh yang sekaligus dekat. gambar orang yang benar-benar katolik [katolik berarti umum, universal]. semua orang beragama maupun ateis, kaya maupun miskin, suku bangsa, tentu tahu namanya...

selamat jalan. arrivederci.
viva il papa!

No comments: