Wednesday, August 31, 2011

sajak-sajak perjalanan Agustus 2011

barcelona

segelas cafe latte
sekerat kenangan
yang masih hangat
di pagi Barcelona

ada yang memanggil namamu
senorita, ketika flamenco berputar-putar menghentak dan kita tersesat di sebuah surga dengan sungai, rumah, bunga dan sekeping matahari terbuat dari cokelat

lalu duduklah kita di plaza espanya
sebab esok tiada lagi
semuanya dikekalkan
pada lukisan di la rambla
dilarikan metro tergesa ke puncak montserrat

dan segelas cafe latte kita habis di pembuluh nadi saat pengamen jalan di lorong metro juga kehabisan lirik

kita terdiam di sini
di sunyi pagi getir
di saat hari belum terjaga

barcelona, 250811

isabella

bahkan dalam mimpi yang paling absurd tak kujumpai seorang dewi bertopeng dengan hentakan kaki flamenco dari catalunya lalu jemarinya gemulai mengikuti aras irama gending jawa, dan tetabuhan gong bali

dia menjelma ratih, sri, kunti, sita

dia berlari melesat
melewati tiap stasiun
hingga kita terlupa apa warna langit di malam itu

barcelona, 250811

la rambla

siapakah yang tadi
menghampirimu
mengenakan sombrero
menawarkan segelas sangria dan es batu
lalu pergi

namun panas hari
menyisakan bayangan
berjejak di hatimu

barcelona, 250811

kisah sebuah bukit

di bukit taize
kutaruh jiwaku
pada kemah biru
yang menggigil beku

lautan bintang malam
mengingatkan pada permulaan
langit-bumi dan binatang
tanpa rumah

ketika berbaring di tanahmu
adalah kematian setiap hari
untuk terjaga menghirup wangimu
rerumputan dan hari baru

toulouse, 280811

kelana hati

kita adalah pengelana
dengan masa lalu
yang dimuat penuh di ransel
kotor berdebu

panas dingin
adalah teman perjalanan
tak pernah dapat kita
uraikan dengan kata-kata

sepinya hati
tak jua terobati
bila rindu datang
dia menghilang

toulouse, 280811

kapan

ladang-ladang jagung
berbunga di senyummu
tunas-tunas anggur
mengerling di matamu
dan ranting-ranting plum
membuncah di senyummu

: kutahu ini musim yang baik

toulouse, 280811

sonnet pour Mme

ke dalam pelukanmu
kami anak-anakmu berlari, bunda
dari kesialan yang selalu menimpa
dari kurang ajar yang selalu kami buat
dan dari kebodohan yang berulang kali terjadi

dikau selalu sabar
mendengar dan menerima
anak-anakmu, bunda

bertemu denganmu sekali lagi saja, sudah merupakan keberuntungan tiada taranya dalam hidup ini

on the road to lourdes, 280811

the road

aku memilih jalan ini
setapak hijau berwangi rumput basah
di tengah hutan tanpa jejak
dan kesunyian pagi
meneteskan hujan di pucuk dedaunan
burung pipit yang tak cemas
pada hari

Lourdes, 280811

printemps

pada pematang sawah
pernah kuberjanji
menumpahkan keringat
tuk gemburkan raut-rautnya
berjaga dan berdoa
menunggu musim panen tiba
hingga senyum
mengembang di wajahmu

Lourdes, 300811

angel

menara gereja adalah
ketinggian lonceng yang memanggil surga datang ke bumi
bunyinya selalu mengelupas
kulit cangkangku
hingga sepasang sayap tumbuh
tuk menggapai langitmu

Lourdes, 300811

moksa

biar kubawa engkau pergi jauh ke dalam mimpi yang tak pernah singgah di ingatan pagi dan saat kauterjaga kita berada di nirwana tanpa ruang-waktu dan apapun yang pernah kita kenali

Lourdes, 300811

Pau

tepi hutan di batas peta adalah pengembaraan tanpa awal saat kita mulai melangkah

perlukah hutan dan pegunungan di sana menyesatkan senyumanmu?

Pau, 300811

surga

aku baru dari sana
keindahan tanpa nama
dalam kejapan mata

Pau, 300811

No comments: