Friday, February 20, 2009

defiance: pembangkangan terhadap nasib


film Defiance merupakan satu di antara beberapa film tentang nasib orang Yahudi di masa Hitler. dengan embel-embel: diangkat dari kisah nyata, alur kisah perjuangan Bielski bersaudara menyelamatkan 1200 orang pelarian Yahudi menjadi amat asyik untuk diikuti. mengingatkan saya pada "Schindler List", "Cold Mountain" dan "Enemy at the Gates". film ini bersetting Polandia, Eropa Timur, dan menyajikan potongan-potongan pemandangan alam indah tempat para pelarian Yahudi bersembunyi di hutan-hutan. maklum, lokasi syuting film di Lithuania.

Bielski bersaudara mengambil inisiatif bersembunyi di hutan bersama para pelarian Yahudi. pilihan bagi mereka sangatlah sedikit: mati ditembak pasukan SS, ditahan di kamp konsentrasi (dan mati di sana), atau lari bersembunyi di hutan. semakin lama, jumlah mereka bertambah banyak. persediaan makanan pun menjadi persoalan, belum lagi penyakit, dan rasa aman yang amat mahal. tempat mereka terkepung pasukan SS, setiap saat dapat menjadi akhir pelarian mereka.

Daniel Craig berperan utama sebagai Tuvia Bielski, pemimpin pelarian. sosoknya mengingatkan pada James Bond 007 yang belum lama beredar. di film ini, dia tidak hanya disegani sebagai pemimpin, namun dia pun menderita sakit di tengah cuaca dingin yang ganas. sisi kemanusiaannya sebagai pemimpin kerap kali diuji. misalnya, dia memberi aturan tidak boleh ada anak kecil/bayi selama pelarian mereka. ketika seorang perempuan kedapatan melahirkan akibat diperkosa tentara SS, dia tidak tega mengusir perempuan dan bayinya. risiko bagi keselamatan bayi memang besar, tak kurang juga bagi rombongan pelarian bila bayi tersebut menangis... hmmh, serba salah sebetulnya.

Tuvia Bielski berseberangan dengan Zus Bielski, saudaranya. Zus menghendaki pertempuran dan pembalasan terhadap lawan. Tuvia menghendaki persembunyian di hutan dengan risikonya. Zus kemudian bergabung dengan gerilyawan Rusia untuk melawan pasukan SS.

pondok-pondok dari batang pohon mereka dirikan di hutan. musim dingin membawa salju yang tebal dan rasa lapar yang menggigit. Tuvia menembak kuda kesayangannya, demi memberi makan ratusan orang yang kelaparan.

akhirnya, lokasi mereka ketahuan oleh pasukan SS. mereka digempur dengan persenjataan berat pesawat udara. kemudian pasukan infanteri hendak menyelesaikan pembasmian para pelarian ini. pertempuran sangat tidak imbang.

kisah Musa yang memimpin orang Israel melewati Laut Merah, seolah ditampilkan pada adegan ini. Tuvia memimpin mereka menuju "tanah terjanji". mereka sungguh menunjukkan sikap pembangkangan terhadap nasib, bahwa mereka harus mati konyol di tangan Nazi.

tag film jadi sangat mengena: "Freedom begins with an act of defiance". kebebasan senantiasa diawali tindakan pembangkangan.

kisah heroik Bielski yang nyaris dilupakan sejarah, disajikan dalam film ini. mungkin untuk mengingatkan kita yang kadang cepat lupa, dan menyerah pada nasib.

No comments: