gelap
dingin
beku
datang cahaya
hangat
cair
cintamu!
dalam gegas
derap
masa
telah
menawan
aku
celaka aku!
mahluk
gelap
dari
quark
cintamu
lebih kuat
mengubah
partikel
sel
senyawa
atom
gelap
jadi pendar
kunang-kunang!
pelangi
di langit malam
dan bintang timur
kelahiran
kembali
@tempat orang tak pernah terlelap, 300110
Saturday, January 30, 2010
kegelapan (trilogi 3)
jam 9:09:00 PM 0 komentar
Label: poem
kegelapan (trilogi 2)
lalu gelap itu datang
dalam secangkir kopi
tanpa gula
tanpa dirimu
sekeping ada kaucampurkan
dalam ketiadaan
lalu berharap
diriku terlahir kembali
hidupkan sukmaku
yang melintang kembara
membaca dirimu
pada rak-rak buku
menyesap kesunyataan
hingga sudut-sudut galaksi
melihat taman bunga cahaya
atraksi komet, asteroid dan dentuman itu lagi
lalu hujan deras turun
pada ruang hampa galaksi
kita berteduh pada sebuah planet
sebelum pelangi menghias semestaku
selamat datang,
kata mimpiku
@warung kopi, 300110
jam 2:28:00 PM 0 komentar
Label: poem
Thursday, January 28, 2010
kegelapan (trilogi 1)
mulanya
nir
ning
hampa
gelap menyelimuti
tiada hari
tiada ruang
tiada aku
yang ada
hanya tiada
hingga kau
menyebut namaku
aku ada
karena ada dikau
dari rahim kegelapan
aku telah melihatmu
senandung bintang
dan rembulan
di lazuardi malam
@toni, 280110
Label: poem
Wednesday, January 27, 2010
bersinarlah
genangan becek
lumpur
dan tumpukan sampah
dalam hidupku
dikau datang menyentuhnya
kemilau cahaya terbersit dari sudut mata
mulut
dan hatimu
pandanganmu adalah surya
suaramu adalah lagu
dan hatimu aurora
tarian cahaya yang berpendar berwarna-warni dalam irama
aku ikut bercahaya
demikian terang
hingga sulit kukenali lagi diriku
sebelum padam
dalam ledakan supernova
kuminta padamu
: tetaplah bersinar
mks, 270110
Label: poem
Tuesday, January 19, 2010
Grundelan Romo Magniz: Tepuk tangan saat Komuni
PERKENANKAN SAYA berbagi grundelan dengan para pembaca terhormat. Malam Natal saya konselebrasi dalam misa di salah satu gereja paroki. Perhiasannya bagus, liturgi pantas, kotbah menyentuh, koor menyanyi indah, umat bersemangat.
Hanya ini: waktu komuni suci dibagikan, seorang bapak dari koor, dengan suara penyanyi profesional, menyanyi solo, sangat ekspresif. Sesudah selesai, umat penuh semangat bertepuk tangan. Pada saat komuni dibagi!
Saya amat terkejut. Kok bisa! Komuni adalah peristiwa paling sakral bagi umat katolik, bahkah ritus paling sakral dari semua agama. Pada saat itu, seluruh perhatian umat seharusnya seratus persen terpusat hanya pada satu ini: Yesus, Allah-beserta-kita yang sedang datang. Masak pada saat suci itu umat membawa diri bak penonton sinetron! (Pastor paroki kemudian menceritakan bahwa ia sudah memperingatkan umat tetapi tanpa hasil, dan bahwa pernah waktu itu mau memberikan hosti suci kepada seorang umat, dia itu bertepuk tangan dulu).
Apa umat belum pernah membaca I Korintus 11:29? Terus terang, andaikata saya yang memimpin upacara, saya akan langsung menghentikan seluruh pembagian komuni dan mengajak umat berdoa doa tobat.
Saya mengalami tepuk tangan seperti itu juga pada perayaan ekaristi lain. Suatu kesesatan penghayatan yang memalukan apabila orang tidak lagi bisa membedakan antara ibadat yang diarahkan kepada Allah dan acara hiburan!
Apakah dilupakan bahwa hormat semua pemeran dalam Ekaristi -pastor, pengkhotbah, koor, umat, dll terletak dalam pelayanan tanpa pamrih, demi kemuliaan Tuhan, yang mereka berikan? Apakah koor-koor kita lupa bahwa tugas satu-satunya mereka adalah membuka hati umat bagi Tuhan dengan keindahan lagu-lagu mereka. Tentu tepuk tangan pada akhir Misa, pada saat pastor menyatakan terima kasih adalah tepat dan sesuai.
Sebagai catatan: Lagu solo sebaiknya hanya diadakan pada akhir ibadat. Hal itu sepenuhnya juga berlaku bagi Ekaristi perkawinan. Kalau perkawinan ditempatkan dalam Ekaristi, seluruh perayaan harus berupa pujaan terhadap Allah dan bukan pemanis para mempelai. Kalau iman kita pada Ekaristi mau credible, kita harus belajar kembali menunjukkan sikap hormat terhadap Allah yang hadir.
Franz Magniz-Suseno SJ
Johar Baru, Jakarta Pusat
jam 7:08:00 PM 0 komentar
Label: surat pembaca
hujan di hatiku
kulukis dikau di atas kanvasku
dalam derai hujan duduk di tepi jalan basah kuyup
bunga-bunga rumput tertunduk basah
menetes-netes dalam genangan
yang dikau pandang berlama-lama
lelehan cat mengalir bersama air matamu
memunculkan sungai dan ombak samudra yang bergemuruh
angin badai dan topan berselimut kegelapan
menghantam menyapu dan mengempaskan
tetesan demi tetesan air hujan
kulukis dikau di atas kanvasku
dengan sebilah pisau kau tuliskan pada sebatang kayu lapuk
"semua dari air akan kembali menjadi air"
semua yang dari cinta takkan pernah sama lagi
seperti air yang mengalir di hatiku
@toni, 190110