hai,
dongeng india trip kulanjutkan ya...
tiba di bandara new delhi, kami dijemput oleh 2 staf kedutaan dan pihak tata infotech. rasa-rasanya mereka habis begadang menunggu kedatangan rombongan kami, karena pesawat kami mendarat pkl. 04.00. kami naik bis menuju hotel kanishka... lumayan, hotel berbintang lima, dan lokasinya di tengah kota, dan menurut petugas lokasi ini aman dari keramaian... karena beberapa teman merisaukan imbas kerusuhan di gujarat.
di sinilah cerita dimulai.
sarapan pagi pkl. 08.00. menu ala india. beberapa sempat komplain karena tidak cocok dengan lidah indonesia. hehehe... saya sih oke-oke saja, karena perutku sudah di-set untuk menu internasional. hampir setiap pagi disediakan kentang (pure, atau rebusan dipotong-potong), ditemani nasi goreng atau mie goreng, plus sereal dan susu. gulanya berbentuk kubus, padahal kalo diperhatikan kubus tsb terdiri atas gula pasir yang dipadatkan. mungkin ini cara mereka untuk menakar manisnya minuman dengan cukup 2 atau 3 kubus gula.
hari pertama belum ada kegiatan selain istirahat di kamar... nah masalah muncul waktu siang... where should we go for lunch?? dari jendela kamar kami dapat terlihat Jl. Janpath yang panas terik. aku nggak niat jalan di siang bolong mencari makan. teman sekamarku (namanya Purnadi) juga begitu... untung aku bawa supermie, ditambah alat masak yang dipinjamkan Pak Lis... Thanks God. I'm saved... hehehe. kami masak supermie, Indonesian typical ya?
sorenya baru aku jalan-jalan ke pasar janpath. makanan yang ramai dibeli di sana adalah burger, chicken patty, dan masala dosa... sungguh, namanya masala dosa, rasanya enak sekali... terdiri dari dua lapis roti diisi dengan bumbu kari di tengahnya, dimakan dengan saus tomat, harganya lumayan sekitar 20 rps. burger 10 rps. aku nggak berani ke mcdonalds karena 1 bigmac harganya 80 rps. alias setara dengan 8 burger biasa. hehehe...
hari kedua baru kegiatan kami dimulai. instrukturnya bernama Mr. Puneet. ditemani dengan Miss Tuhina. nah yang ini ada ceritanya, ia menjadi primadona training kami... hehehe, alias banyak peserta berebutan untuk minta foto bareng. katanya sih mirip Kajol. dan memang ia... kenal Kajol khan? itu lho yang main di film Kuch Kuch Hota Hai. oh ya, "Tuhina" menurut orangnya berarti: "dewdrops", alias tetes embun. dia jadi embun di tengah panasnya kota delhi, kata seorang teman. hehehe...
Kami dibagi dalam 2 group. saya masuk group 1, terdiri dari 15 orang. Sedangkan group 2 lebih banyak: 26 orang. sayang si Tuhina ngajar di group 2. group kami sementara ini dilatih oleh miss Dolly.
suatu sore, Omar Abdullah, Menlu India datang mengunjungi kami... acara disiapkan di halaman samping gedung Tata. sewaktu menlu masuk ke area, protokoler menyambutnya. teman-teman pada melongo, apalagi putri-putrinya, karena menlu ini lebih mirip bintang film barat. orangnya putih, berkacamata, berpakaian kasual. nggak nyangka dia menteri, apalagi datang pake mobil buatan india yang bentuknya kayak VW kodok. sederhana sekali. dia dikawal 2 tentara dengan senapan terkokang... kusebut mereka Inspektur Vijaay. ada olok-olokan polisi Indonesia mirip Inspektur Vijaay, suka datang terlambat kalo kejadian sudah lewat.
sayang Pak Menlu selesai upacara langsung pergi meninggalkan kami. Padahal beberapa peserta putri kesengsem pingin foto bareng. iseng aku coba nanya ke Mr. Puneet apakah pak menlu itu orang Inggris, dia bilang pak Menlu itu asli India, tapi dari Utara keturunan Arya. rupanya ada juga India putih.
sore itu kami akhirnya berfoto dengan bos-bos dari Tata Infotech dan kedutaan Indonesia. perusahaan Tata adalah milik swasta, namun merupakan perusahaan konglomerasi terbesar di India, dan memang mereka layak dibanggakan. Banyak mobil India buatan Tata, selain bergerak dlm usaha telekomunikasi, bank, dan teknologi. tampaknya mereka punya kebanggaan atas produksi dalam negeri. mungkin ini imbas ajaran swadeshi Gandhi... perusahaan Tata tidak mau mempekerjakan satu pun tenaga asing di perusahaannya.
ada sebuah iklan perusahaan di sepanjang jalan Janpath yang aku senang sekali bunyinya: "We make the things that makes India proud"... bukan main bila ini jadi motto orang Indonesia!
hari Kamis sore, menjelang long weekend, kami punya acara gila-gilaan... main Holi! hari Jumat (29/4) adalah hari libur resmi di sini, yakni hari raya Holi. perayaan memasuki musim semi dari musim dingin (padahal India sudah panas bukan main). holi dimainkan dengan menggosokkan bubuk warna-warni (namanya gulal) ke muka orang... hehehe. malahan ada yang lebih dulu dilempari dengan balon air, kemudian ditaburi bubuk warna. kesempatan ini digunakan untuk menggosok muka Tuhina dan Mr. Puneet... kami tertawa-tawa sambil kejar-kejaran di halaman Tata. pokoknya nggak ada yang selamat dari gosokan warna! katanya ini melambangkan keceriaaan, optimisme menyambut musim semi. habis itu kami makan-makan makanan khas Holi. Lalu foto-foto lagi...
mustinya sih menurut pakem Holi yang kudengar di warung samping hotel, sesudah menggosokkan warna ke wajah orang, orang tersebut dirangkul lalu dicium... yang begini baru kulihat keesokan hari waktu jalan-jalan menikmati perayaan Holi penduduk. sayang, kami nggak tahu sebelumnya... hehehe.
Kamis malam, aku mencari gereja katolik di dekat hotel, karena menurut iman kristiani hari Kamis ini dirayakan sebagai malam perjamuan terakhir Yesus sebelum wafat. Mr. Puneet bilang gereja katolik terdapat di jalan di sebelah kanan hotel... orang-orang di jalan juga bilang begitu. dan memang di ujung jalan ada sebuah gereja. kutanya satpamnya (orang india) apakah ini gereja katolik? dia ngangguk. aku masuk... hehehe, ternyata ini gereja presbyterian, namanya Free Church. ritusnya mirip gereja katolik, nggak ada ekaristi tapi dibagikan komuni. aku maju saja. di depan altar orang pada berbaris berlutut lalu komuni dibagikan, juga satu cawan anggur... ehm, rasanya manis. hehehe... nakal juga si toni. untung pendetanya nggak nanya-nanya...
bersambung