novel Dan Brown yang ditulis sebelum "The da Vinci Code" (TdVC) berjudul "Angels and Demons" (AD) diangkat ke layar lebar. tokoh superhero masih Robert Langdon, ahli simbologi dari Universitas Harvard (jangan coba mencari jurusan simbologi di Harvard, karena memang cuma ada di novel Dan Brown). film ini ditampilkan seolah-olah merupakan sekuel (kelanjutan) TdVC.
bila dalam TdVC, Prof. Langdon menghadapi simbol-simbol karya Leonardo da Vinci sehubungan dengan Maria Magdalena dan kelompok khusus yang disebut-sebut berusaha melindungi keturunannya dengan segala macam cara, pada AD Prof. Langdon berhadapan pada karya-karya Gian Lorenzo Bernini.
diawali dengan penemuan partikel "anti-materi" (teks di layar bioskop dengan jeleknya menyebutnya: anti-meter) di sebuah laboratorium di Italia, yang disebut-sebut sebagai "God's particle", karena merupakan biang terjadinya Penciptaan. salah satu tabung berhasil dicuri. pesan yang ditinggalkan pencuri: satu per satu kardinal kandidat paus akan dieksekusi setiap jam. dan tepat pukul 12 malam, Vatikan akan diledakkan menggunakan tabung anti-materi.
utusan Vatikan menghubungi Prof. Langdon, mengingat reputasinya sebagai ahli simbologi, dan memintanya untuk segera memecahkan teka-teki kelompok Illuminati sang pengirim pesan tersebut. menurut saya aneh saja, bila dimaksud reputasi Langdon dalam TdVC, maka kurang logis bila sampai Vatikan meminta bantuan Langdon. apa boleh buat, penonton musti maklum TdVC telanjur lebih dulu tenar baru kemudian prekuelnya ini diangkat.
maka alur ketegangan berseliweran sepanjang film: di kapel Sistina tempat para pangeran Gereja (kardinal) mengadakan pemilihan paus baru (konklaf), perpustakaan Vatikan yang ditampilkan begitu elok dan canggihnya, basilika-basilika yang tersebar di kota Roma, dan lapangan St. Peter (St. Peter Square). seolah-olah sebuah wisata kota Roma dalam suatu ritme yang memacu rasa ingin tahu!
dalam AD, Dan Brown berhasil menempatkan Galileo, Bernini dalam satu barisan Illuminati sebagai musuh resmi Gereja dan sekaligus memperlihatkan sisi manusiawi para pemimpin Gereja. sayang sekali, Ewan McGregor (yang begitu memukau dalam "Moulin Rouge!") tampak amat canggung dan tidak terlalu meyakinkan dalam peran sebagai Camerlengo atawa Chamerlagne, yakni orang yang ditunjuk oleh Paus yang mangkat sebagai pengganti sementara.
demikian pula pada adegan penyingkapan rahasia si Camerlengo, terasa janggal bahwa para kardinal yang berada di kapel Sistina sudah melihat rekaman pembunuhan kepala polisi Vatikan (posisi ini juga jelas hanya rekaan Dan Brown), yang berarti melebihi kecepatan berjalan Camerlengo, padahal kardinal itu kan sudah berumur lanjut!
AD berhasil menampilkan suspens dengan latar belakang Gereja Katolik. sutradara Ron Howard berhasil menangkap sudut-sudut dan detail menarik dan menjelaskannya ibarat pemandu wisata. meskipun, karena dilarang pihak Vatikan, film ini sebetulnya membuat lokasi tiruan lingkungan Vatikan semirip mungkin.
ibarat mengikuti wisata selama 2 jam, penonton perlu menyiapkan adrenalin dan snack yang cukup. dan tak perlu kaget, bila pada akhir film menemukan pesan ini (sebagaimana di film Spiderman, Batman, Twilight dan superhero lainnya): pemimpin Gereja juga manusia... manusia yang dipilih Tuhan menjadi pemimpin.
"please write gently...", demikian pesan pemimpin Gereja pada Langdon yang ingin menyelesaikan karyanya mengenai Galileo.
untuk wisata yang menegangkan dan lokasi-lokasi menarik yang disajikan, menurut saya AD layak mendapat 8,5 bintang dari 10.
1 comment:
ahahaha ratingnya ga beda jauh dari yang gue berikan...
beruntung gue belum (dan memang sengaja) baca novelnya, jadi bisa menikmati film ini dengan sangat baik...
jadi pengen ke Roma!
Post a Comment