tulisan "balik kampung" terinspirasi oleh judul lagu "balik kampung" yang dinyanyikan Sudirman dengan begitu rancaknya! asik sekali mendengar lagu ini saat berlebaran di tanah jiran, Malaysia...
Perjalanan jauh tak kurasa
Kerna hatiku melonjak sama
Ingin berjumpa sanak saudara
Yang selalu bermain di mata
Nun menghijau gunung ladang dan rimba
Langit nan tinggi bertambah birunya
Deru angin turut sama berlagu
Semuanya bagaikan turut gembira
Balik kampung oh oh...( 3X )
Hati girang
Ho ho... Balik kampung (3X)
Hati girang
perjalanan dimulai 18 Oktober 2006 dengan kapal Dobonsolo. Makassar-Surabaya. di tengah sesaknya para penumpang yang hendak mudik ke Jawa. sepanjang dek dan lorong-lorong di dalam kapal penuh manusia... mereka menggelar tikar dan menggeletak begitu saja.
jadi teringat pada tahun 1999 (tujuh tahun silam!), di atas kapal Dobonsolo ini saya, Pak Frans dan mendiang Herry, sobatku di kampus dulu, kami melakukan perjalanan dari Jakarta ke Denpasar, Kupang dan Sorong... dan menumpang di kelas ekonomi dengan lucunya! ya... kami mengantri makanan bergantian. dan tertawa saat melihat juru masaknya menggunakan sekop untuk mengangkat nasi dari kuali besar.
kali ini saya tidur di kelas II. sekamar berisi 4 ranjang susun, lemari loker, dan kamar mandi. setiap kali hendak ke ruang makan harus melewati lorong di depan pintu kamar yang dipenuhi manusia...
KM Dobonsolo. kali ini saya bertemu dengan Sr. Yerona di ruang makan. dia teman baik saya di paroki katedral beberapa tahun silam. uniknya, pernah suster ini ditayangkan di MetroTV (film dokumenter) saat dia menemani seorang anak pengungsi dari Flores yang hendak pulang kampung. maka kusebut dia: "bintang film dari MetroTV".
di ruang makan kami duduk semeja dengan seorang bule. namanya Mr. Roger. dia orang Perancis yang lama menetap di Surabaya. dia bekerja di Pasuruan di bidang perakitan kapal. katanya, ayahnya dan juga anaknya bekerja di bidang yang sama: perkapalan... di Surabaya dia punya tiga anak asuh, mereka sedang kuliah... ada nada bangga tersirat pada kalimatnya saat bercerita mengenai anak-anak asuhnya, maklum dia prihatin pada kondisi sosial ekonomi masyarakat di Indonesia.
alasan mengapa dia menumpang kapal ke Surabaya, tampaknya persis sama dengan kami. kehabisan tiket pesawat menjelang lebaran. kalaupun ada, harganya sudah sangat tidak rasional. jadi, lebih baik menikmati perjalanan dengan kapal laut.
perjalanan makassar ke surabaya memakan waktu 24 jam. berangkat jam 11 wita siang. tiba di pelabuhan tanjung perak jam 10 wib siang.
senja hari, saya ke anjungan kapal. menikmati langit senja dan lautan luas.
sensasi ini sangat menenangkan hati...
mp3 player yang kuputar pas lagunya: "my heart will go on"... hahaha. jadi ingat film klasik Titanic.
ya, perjalanan ini baru saja dimulai.
tips perjalanan:
bila menumpang kapal laut, sebaiknya menyiapkan cukup air botol kemasan yang dibeli di toko sebelum naik kapal. jangan membeli air botol di atas kapal! selain harganya mahal, saya perhatikan segel plastik botol memang ada, namun sambungan penutup botol dan cincin pada leher botol telah pecah, dan botol kelihatan tidak baru lagi. saya menduga, ada yang berusaha meraup untung dengan mengisi botol air bekas dan menjual ulang bermodal plastik segel. kuatirnya bila kualitas air yang diisinya serta botol yang bekas dipakai orang lain tidak higienis.
Wednesday, November 08, 2006
balik kampung 1: KM Dobonsolo kembali
jam 10:00:00 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment