antara kita
ibarat ide dan kata
tahukah rembulan
malam ini pungguk tidak datang menjumpaiku?
diam-diam
cecak menghampiri nyamuk
aku terjerat di sarangmu
bergegas
aku berlari ke senyap
mengejar bayangmu lindap
berapa lama keabadian
sebuah kayuhan perahu
di sungaimu terus melaju
ijinkan
aku tertidur di tiap sabdamu
di tirus senyummu
wangi setanggi
rambutmu mayang terurai
matamu ratna baiduri
sepotong senyummu
kusimpan di dompet
supaya tiap saat dapat kucopet
perahuku
dilamun ombak
di lautmu tak beranjak
swarga loka
tempat kita bermimpi
setiap pagi
sekeping sedih
menetes di mata
berkelindan rasa
: rindu dinda
tolong
jangan bangunkan jasadku
dari mimpi-mimpi haiku
engkaukah
yang harus kutunggu
ataukah hantu halusinasiku?
perpisahan
kumainkan serenade senja mengantarmu pulang
dengan segaris senyum merembang
satu pertanyaan bodoh
: mengapa dikau harus pergi, malaikatku?
seribu perpisahan
tidak jua membuat satu ini lebih mudah
bekukan
hatiku di tumpukan gigil beku waktu
hingga “hai”-mu hidupkan diriku
malam-malam
kita menangis berdua
air mata menjadi mata air
menghidupkan jiwa
biarkan aku mengantarmu
hingga batas langit terjauh
tanpa salam perpisahan sedih
laksana kapal mengangkat sauh
kelak ia kembali merapat di dermaga ini
sering
rintik angin dan hembusan hujan bertanya:
: dirimu di mana
pada pucuk-pucuk padi
kusemat kenangan hutan, sawah, malam,
jernih sungai, pokok bambu, burung pagi,
jejak-jejak nan lebam
oleh rindu hati
@toni, 200810
Saturday, August 21, 2010
jarak
jam 12:12:00 PM
Label: poems
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment