trus, saat sedang di Jakarta, seorang teman menelepon memberi kabar, Romo Benny dipukuli orang tak dikenal hingga babak belur (Jawa: njarem, English: black and blue, bruises) di halaman parkir Pondok Indah. berita ini sangat mengejutkan. Kompas cetak Rabu, 13 Agustus baru memuat peristiwa itu berjudul "Romo Benny Aktivis HAM dipukul hingga babak belur".
teman itu bercerita kalau romo benny berasal dari keuskupan malang. baru kuingat-ingat, iya kalo nggak salah beliau pernah bertugas di paroki Blimbing. belakangan ini, beliau menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif KWI dan aktif dalam kegiatan antar umat beragama.
saya menduga peristiwa pemukulan romo benny masih berkaitan dengan kejadian penyerangan pendemo di Lapangan Monas sebelumnya. sayang sekali bila di negeri ini masih ada sekelompok orang yang berpikiran untuk menyelesaikan persoalan dengan kekerasan, itu tentu saja bukanlah tindakan ksatria.
kabar yang kubaca dari tabloid Sabda, dengan liputan soal romo benny dan komentar para tokoh, saat ini romo benny disembunyikan tempat perawatannya oleh keluarga. luka di dalam kepala masih cukup parah. dari tiga pelaku, sudah dua ditahan oleh polisi. namun, mengapa peristiwa ini seolah didiamkan dan tidak ditindak secara hukum?
romo benny, lekas sembuh ya. masih banyak pekerjaan membetulkan atap rumah bocor bangsa kita yang harus dilanjutkan...