Sunday, June 28, 2009

tamu malam ini 2

biasanya dirimu datang ketika bunga-bunga persik menguncup, harum wangi rumput di ladang dan nyanyian burung-burung menyambutmu laksana matahari musim semi yang mengembalikan kehidupan daun-daun ek yang pernah menyisakan hanya ranting-ranting meranggas


hingga matahari senja membola bayanganmu tiada muncul juga selain pekik camar dan nyanyian sedih burung-burung yang pulang ke sarang dengan sayap letih melintasi samudera yang kerap hendak menelannya

bunyi serunai memanggil-manggil namamu di petak-petak sawah mengingatkanku pada jejak-jejak langkahmu yang masih membekas di lumpur basah dan tidak pernah mengering meski musim panas membuat tanah retak-retak merentak

di satu jejakmu membual sumber air dan orang-orang memberi nama sendang surgawi tempat mahluk hidup mendapatkan nyawa baru

airnya mengalirkan kehidupan dan selalu mencari dirimu

airnya selalu mencari dirimu hingga mengalir deras menghanyutkan laksana sungai

sungai nan sepi yang mencari dirimu ke tempat muara abadi...


makassar, 290609

Thursday, June 11, 2009

tamu malam ini

selalu saja dikau bertamu di rumahku meski di rembang malam, dan memperkenalkan namamu: "kekecewaan". di teras rumah di atas balai-balai kubuka kasutmu, kubersihkan sisa debu yang kaubawa sepanjang siang terik tadi menyeret-nyeret langkah. air kembang setaman kupakai menyiram kakimu. setelah itu kutawarkan minum.

secawan anggur pahit selalu engkau pilih, ketika botol-botol minuman kukeluarkan. aku tak tahu bagaimana menyapamu bila caramu memandang begitu sendu. demikian ketika kita saling beradu cawan "demi kehidupan" dan dikau menghabiskannya dengan penuh nafsu. seolah kepahitan dan kegetiran yang layak diteguk.

kata-katamu mulai meracau dengan sumpah serapah. hampir semua jenis hewan di kebun binatang seolah berusaha engkau ingat-ingat lalu menempelkannya pada jidat setiap orang. masa-masa silam pun tak luput dari kata mantra yang hanya engkau tahu artinya.

lalu dikau mulai mengamat-amati seisi rumah. tiada hal menarik dalam rumahku selain sebuah pigura di dinding. di sana terdapat foto dirimu dan daku.

selalu saja dikau bertamu di rumahku meski di rembang malam...

makassar, 110609

Tuesday, June 09, 2009

pada mulanya 4

biji sinapis, gandum, buah ara dan anggur tumbuh subur di tanahmu yang disiram cinta, keringat dan air mata. air mata itu telah menjadi mata air. setiap kali aku duduk letih di tepi sumur engkau menjerangkan air kendi ke kantong air yang selalu kubawa mengembara. tak pernah dirimu bertanya dari mana dan ke mana. karena musim selalu berganti dan diriku selalu kembali ke tanahmu

tanah selalu kaugemburkan dan kauberi rabuk dari sisa-sisa yang kutinggalkan setelah makan: remah-remah roti, tumpahan minyak zaitun, ataupun potongan daging lembu tambun yang dengan rakusnya kuambil namun tak mampu kuhabiskan. makanan bagi kehidupan selalu kausediakan. hidup bagi makanan itu yang selalu kucemaskan

duhai, semalam kami mengadakan pesta pora di halaman bersama. menghabiskan gentong-gentong anggur dan persediaan makanan di gudang. hingga tergeletak nyaris seperti orang dungu. membiarkan pagar terbuka hingga serigala, babi hutan, dan binatang liar mengoyak-ngoyak tanahmu. ternakmu binasa. kebunmu hancur. hatimu membara.

di tepi sumur itu dirimu membasuhku dan luka-lukaku. air matamu mengalir saat kusangka mata air telah mengering. kusesali ketololanku saat kukatakan hendak pergi. tak pernah dirimu bertanya apa dan bagaimana. karena musim selalu berganti dan diriku selalu kembali ke tanahmu

makassar, 090609

pada mulanya 3

lepaskan genggamanmu pada tiang perahu berjalanlah di atas gelisah ombak dan badai kemarahan yang membuat rambutmu bergelora di sela kilat dan guruh sambung menyambung, datanglah padaku

meniti satu tapak demi satu tapak kaki bayi yang baru lepas susu dan belajar berjalan meski jatuh dia merangkak terus berceloteh gumaman cinta yang tak tertahankan

lihat, aku kan mengejarmu meski tertatih oleh berat langkahku sesaat sebelum pongahku menenggelamkan hampir ke dasar samudera cintamu dan dikau memegang tanganku seolah takkan lepas lagi diriku darimu

angin timur berhembuslah, angin barat mengamuklah, menghantam mengharu biru dirinya yang tetap menungguku

makassar, 090609

Monday, June 08, 2009

pada mulanya 2

semuanya diciptakan pada dirimu, senyummu, wajahmu, tangisan, tawamu dan aku bagian sel yang terbelah dari potongan selmu yang hilang tatkala swargaloka dan bumi masih satu daratan sehingga orang tua-tua mengisahkan ibarat dongeng atau sebutlah legenda

jatuh bangun berkali-kali membuatku tahu dirimu tiada berjarak sekalipun telah kutinggalkan dan kubuang dikau, berusaha kuenyahkan dan kumusnahkan semua tentang dikau

apatah yang terbit setiap fajar dengan bintang laut yang mengiringi bak dayang-dayang kesepian dirimu memandangku yang berlari mengejar fatamorgana padang gurun yang membuat kakiku lemah

tidakkah mau engkau datang? bisikmu setengah menangis atau hanya bunyi angin yang kudengar saat gerimis menampar-nampar jasadku

makassar, 080609


pada mulanya

semesta berpendar di matamu senjakala matahari meledak dan melahirkan bintang baru saat kududuk di garis pantai yang pernah menghantam dan menyeret cakrawala masuk ke dalam pusaran gelap keabadian bersama sepotong bayangan yang mengajakku menari-nari

hari tlah tiada, malam tiada, pagi tiada, lalu apakah yang menetes di matamu itu?

noktah jingga berkedip-kedip memanggil-manggil berbisik-bisik bergemuruh dalam keheningan membangunkan kehidupan purba maujud sel abadi yang menetas dalam ingatanku

mengalir tanpa hembusan dan gravitasi, membuncah tanpa hambatan, melebur dalam samudera tak berbatas

kehidupan, aku mencintaimu meski aku tiada

Thursday, June 04, 2009

Omnipotent-nya RS Omni


kasus Prita yang beberapa hari ini menjadi sorotan media, mengantar ingatan saya kepada masa kelabu rezim Soeharto dan kekuasaannya. aroma ketakutan begitu tajam menusuk. pers dikendalikan. kebebasan bersuara dipasung. saya masih ingat, majalah Suara Independen, media bawah tanah yang diterbitkan dengan cara fotokopi dari satu tangan ke tangan lain menjadi artikulasi pembebasan informasi dari belenggu tirani. kebenaran pada waktu itu merupakan suatu kemewahan yang amat sulit diperoleh.

seorang ibu rumah tangga menuliskan pengalaman buruknya mengenai pelayanan yang diterima dari RS Omni. kemudian dia justru ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. apa yang tersirat dari peristiwa ini?

saya tidak tertarik menganalisa detil peristiwa yang dapat menjadi bahan studi kasus kedokteran dan hukum. namun jelas sekali, aroma ketakutan itu begitu tajam baunya kembali dihembuskan ke masyarakat. suatu tanda peringatan seolah ditunjukkan melalui pelajaran pahit bagi Prita sang ibu rumah tangga: penjara.

pertanyaan saya: seberapa Omnipotent-kah (mahakuasa) RS Omni itu? siapa tuan besar yang ada di balik RS Omni sehingga bisa menyuruh jaksa mengenakan tahanan penjara bagi Prita?

lalu babak berikut muncullah lakon cari muka politisi. beramai-ramai mereka menjadi tamu di halaman rumah Prita, seolah mereka pahlawan kesiangan yang membebaskan Prita. musang berkedok domba pun menyaru di antara pejuang rakyat.

rakyat jadi bingung diterjang hantaman pemberitaan beruntun: Rani, Manohara, Ambalat, dan terakhir Prita. kemudian tayangan kampanye Capres dan Cawapres mengajak untuk: "Lebih Cepat Lebih Baik, Lanjutkan... Pro Rakyat!"

di antara wajah-wajah kandidat yang tersenyum itu, ada wajah dari masa lalu dengan aroma ketakutan yang pernah menguar tajam. aktivis mahasiswa yang mati ditembak maupun diculik, para kyai yang dibantai ninja di Jawa Timur, korban kerusuhan di Ambon, Jakarta dan tempat lain di nusantara ini mengenalnya.

bila dia sampai di tampuk kekuasaan, saya amat yakin tidak hanya RS Omni menjadi Omnipotent, rakyat pun musti siap dibungkam... Prita-prita lain bersiaplah masuk bui.
akankah rezim totaliter kembali lagi ke bumi Indonesia setelah digulingkan gelombang reformasi?

saya masih ingat kalimat waktu itu: "hanya ada satu kata: Lawan!"


ps. sebagai tambahan mengenai Omnipotent-nya RS Omni saya lampirkan kabar mengenai Menteri Kesehatan yang tak berdaya menyelesaikan masalah Prita dan RS Omni:

Menkes: Saya Tidak Bisa Menjewer RS Omni
Taufik Wijaya - detikNews

Lampung Selatan - Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari mengaku pihaknya tidak ada urusan dengan kasus Prita Mulyasari dengan RS Omni International. Sebab, RS Omni merupakan RS swasta, sehingga dia tidak bisa menjewernya.

"RS Omni itu swasta, jadi tidak ada sangkut pautnya dengan saya. Saya tidak bisa menjewer, saya tidak tahu," kata Siti saat ditanya pers mengenai kasus Prita Mulyasari ketika meresmikan Posko Kesehatan Pesantren Nurul Huda, Jalan Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Kamis (04/06/2009).

Siti mengatakan kasus itu bukan kasus pelayanan, melainkan kasus pencemaran nama baik. "Saya tidak tahu. Kasus itu bukan kasus pelayanan kesehatan. Itu kasus pencemaran nama baik. Kalau ada pelayanan kesehatan tidak baik, ada jalannya, bukan dilemparkan ke blogger," kata Siti saat ditanya soal kelanjutan kasus tersebut.

Siti juga menyarankan kalau ada persoalan kasus pelayanan kesehatan, harus disampaikan pada jalurnya bukan ke tempat yang tidak semestinya. "Menurut saya kalau ada keluhan terhadap pelayanan kesehatan, jangan melapor ke tempat yang tidak semestinya. Kalau melapor ya ke kepala dinas kesehatan. Gunakan jalur-jalur yang benar,” pinta dia.
---------------------------------------------------------------------------------


Artikel dari majalah Ad Info Serpong:

http://adinfoserpong.blogspot.com/2008/05/peresmian-omni-international-hospital.html

2.6.08
Peresmian Omni International Hospital Alam Sutera 

Sejak soft opening 8 Agustus tahun lalu, tanpa terasa Omni International Hospital Alam Sutera telah beroperasi selama delapan bulan. Dan pada Rabu, 30 April lalu, rumah sakit internasional yang satu ini secara resmi telah melakukan grand opening oleh Menteri Kesehatan RI.

Omni International Hospitas Alam Sutera yang mengusung konsep ‘hospital, hotel, and mal’ ini menghadirkan layanan kesehatan berkualitas internasional untuk masyarakat dengan menyediakan tenaga-tenaga medis yang handal dan peralatan yang canggih.

Dalam kesempatan ini, Menkes yang meresmikan Omni Hospital diwakili oleh Direktur Jendral Bina Pelayan Medik Departemen Kesehatan Dr. Farid W. Husain, Sp.B. Selain itu hadir juga Bupati Tangerang, H. Ismer Iskandar, dan perwakilan Gubernur Banten yakni Djaja Budisuharja, yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Banten.

Peresmian Omni International Hospital ini ditandai dengan pemotongan rangkaian bunga melati yang dilakukan oleh Direktur Jendral Bina Pelayan Medik Departemen Kesehatan. Selanjutnya persemian ini juga ditandai dengan pemberian piagam batu oleh Presiden Direktur Omni International Hospital, Dr. Sukendro kepada ketiga pejabat tadi.

Diposkan oleh majalah AdInfo SERPONG-KARAWACI di 09:05