Monday, June 30, 2008

dinding bayang 2

hujan berderai pucat
warna meluntur rembes di dinding
membawa bayang wajahmu
bilakah rona merah dan jingga
terbit menangguk sepotong senyuman

dari bingkai yang kukenali
meski kusam
kusimpan ia erat
di sudut hati
dan sebatang lilin bernyala

Sunday, June 29, 2008

dinding bayang

dinding waktu, ruang, dan semua molekul
mampat mengikat persenyawaan antara diriku dan dikau
di suatu ruang hampa kehidupan
renda-renda melarik sekujur alur sungai
yang pecah membuncah di jeram
seolah helai sayap malaikat yang terlepas
menyampaikan pesan tanpa kata

ada yang terlupa saat malam membuai tidurmu
angin dingin kaliurang dan ombak laut selatan
mendesah lembut di kaki gunung
: di manakah sang pralaya menanggung kala?

senyapkan, senyapkan semua sabda
seperti di awal penciptaan
hening tanpa tepi
dinding tanpa bayang
dirimu apa adanya

Saturday, June 21, 2008

umbrella

you have my heart
and we'll never be worlds apart
maybe in magazines
but you'll still be my star

baby cause in the dark
you can't see shiny cars
that's when you need me there
with you i'll always share.

because,
when the sun shine
we'll shine together
told you i'll be here forever
said i'll always be your friend
took an oath i'm a stick it out till the end.

now that it's raining more than ever
know that we'll still have each other
you can stand under my umbrella
you can stand under my umbrella.

these fancy things
will never come in between
you're part of my entity
here for infinity.

when the war has took it's part
when the world has dealt it's cards
if the hand is hard
together we'll mend your heart.

you can run into my arms
it's okay don't be alarmed
come into me
(there's no distance in between our love)
so go on and let the rain pour
i'll be all you need and more.

it's rain, baby,
it's rain, come into me, come into me

[mandy moore, umbrella]

Monday, June 16, 2008

menghitung kematian

beberapa hari ini ada beberapa peristiwa kematian terjadi. pertama, seorang pastor kenalanku di Yogya. Rabu, 11 Juni 2008 pukul 18.45 (17.45wib), beliau kena serangan jantung saat sedang bermain badminton. langsung meninggal. Kamis pagi jam 10.00 jenasahnya sudah tiba di Makassar dan disemayamkan di aula keuskupan. Sabtu pagi, dimakamkan di pemakaman rohaniwan Pakatto, Gowa.

kedua, seorang pemuda tetangga. anak keluarga baik-baik dan kaya. Jumat pagi 13/6 pukul 6.00 dia ditemukan di kamar sudah meninggal. katanya dia menderita penyakit lever. aneh saja kalo sampai penderita sakit meninggal di rumah tanpa ada yang tahu. tetangga lain memberitahu bahwa pemuda itu pecandu narkotika. ia pernah membeli narkotika lewat tukang becak dekat rumah.

kematian pemuda berusia 28 tahun ini cukup membuat saya berpikir lama dan merenung. mengapa bisa dia meninggal seperti itu? kedua orangtuanya saya kenal sebagai orangtua ideal. mereka pembina para pasangan suami isteri di gereja. aktivis kegiatan gereja.

pemuda itu sewaktu masih kecil dulu tampangnya imut, berpakaian putera altar. gak akan ada yang menyangka bila ia berakhir hidup tragis seperti ini.


Minggu siang (15/6) saya menyempatkan diri melayat dan mengikuti upacara pelepasan jenasah di rumahnya. sang Ibu tampak sangat shock, menangis sejadi-jadinya dan memanggil nama anaknya.

pukul 13.30 upacara Requiem di gereja. pastor mengatakan bahwa anak ini telah lepas dari penderitaan hidup. hidup sekalipun di permukaan tampak penuh sampah dan kotoran, namun di dasar terdapat arus kuat keilahian. sekarang ia telah bersatu dalam arus ilahi.

pukul 15 saya mengantar sampai ke pemakaman. saya duduk terpekur sambil mencoba menarik makna peristiwa yang getir ini. entahlah, apakah ini ilusi apa bukan. saya melihat pemuda tersebut dalam rupa bocah berpakaian misdinar berdiri di depanku. ia memegang tongkat salib memandang ke makam. saya memandangnya cukup lama dan jadi tersenyum...
ya kutahu, ia kini sudah berbahagia.

di akhir upacara, kutemui sang ibu. kusalami dan kuceritakan mengenai peristiwa tadi sambil berkata: "dia sudah berbahagia sekarang..."

semoga beristirahat dalam damai.