Tuesday, October 23, 2007

di sana perang kampanye kok di sini yang terbakar

politik Pilkada sedang berlangsung di Makassar. riuh rendah sejak lebih 6 bulan lalu. di bulan puasa Ramadhan bahkan diadakan pertemuan pasangan Amin Syam-Mansyur Ramly dengan masyarakat Tionghoa di hotel Clarion. ballroom luas hotel Clarion tidak terisi penuh para undangan.

ada tiga pasangan calon Gubenur dan Wakil Gubernur yang maju dalam Pilkada. Amin Syam-Mansyur Ramly maju sebagai kandidat no.1. Azis Khahar Mudzakkar-Mubyl sebagai kandidat no.2. Syahrul Yasin Limpo-Aus Arifin Nu'mang sebagai kandidat no.3.

tanggal 6 November nanti masyarakat akan memilih secara langsung. inilah pemilu pertama kali untuk memilih pemimpin daerah Sulawesi Selatan. semakin mendekat harinya, suhu politik terasa makin panas.

Rabu, 17 Oktober 2007 Syahrul mengadakan pertemuan bersama semua pendukungnya juga di hotel Clarion. suasana amat ramai, hampir-hampir ballroom Clarion tidak muat menampung luapan masyarakat yang datang. Syahrul sempat mengingatkan: Bila Curang, Pilgub Bisa Chaos.

pada acara malam itu, tampak hadir tokoh-tokoh lintas agama dan masyarakat Tionghoa. dari kalangan Katolik dan Kristen (para suster, tokoh umat) terlihat hadir. acara yang dikemas sebagai Halal bi halal Lebaran juga menghadirkan Emha Ainun Nadjib yang ditemani Novia Kolopaking, isterinya. Emha memberikan beberapa petuah bagi calon gubernur yang akan maju nanti dan bagi masyarakat untuk menjunjung pluralisme dengan mengingatkan amanat Piagam Madinah.

Sabtu, 20 Oktober, di koran lokal Fajar dimuat pernyataan pengurus FMKI Makassar dan dukungannya terhadap kandidat Amin Syam-Mansyur Ramly karena katanya visi-misi yang sesuai dengan umat Katolik. mereka mengklaim bahwa 120.000 umat Katolik Sul-sel juga mendukungnya. pertanyaan bisa disampaikan di sini: alasan bahwa visi-misi cagub Amin Syam yang katanya sesuai dengan aspirasi umat Katolik persisnya yang bagaimana? terkesan alasan yang kurang kuat karena kandidat lain juga tidak kalah indah visi-misi dan programnya.

Minggu, 21 Oktober, sekelompok umat dan Sekjen Keuskupan Agung Makassar (KAMS) ke kantor harian Fajar untuk meluruskan salah kaprah pernyataan FMKI Makassar itu. "Gereja tidak pernah memihak salah satu kandidat. Gereja sebagai lembaga harus memayungi seluruh umat dan tidak berpihak kepada salah satu kandidat", kata P. Frans Nipa, Sekjen KAMS sebagaimana termuat pada harian Fajar Senin, 22 Oktober 2007 berjudul "Keuskupan Agung Bantah Klaim FMKI".

hari ini terasa suasana tidak enak menyelimuti Gereja. akibat pernyataan pengurus FMKI itu, Gereja seolah terseret dalam kancah politik praktis. siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini? tidak jelas. karena pihak yang harus bertanggung jawab atas peristiwa ini belum membuat penjelasan resmi, apalagi permintaan maaf bila ternyata memang keliru.

beberapa umat sempat menyampaikan keberataan atas generalisasi dan politisasi umat yang dibuat pengurus FMKI Makassar. "angka jumlah 120.000 umat katolik KAMS siap mendukung salah satu kandidat itu didapat dari mana?"
"apakah Gereja sekarang bisa dipakai untuk tujuan politik praktis mendukung salah satu calon gubernur?"
"kalau dulu diberitakan Gubernur (Bpk. Amin Syam, red.) mengalahkan Kristus dalam Perayaan Natal 2006, sekarang 120.000 umat katolik di KAMS bisa dikalahkan oleh segelintir pengurus FMKI".

"ya aneh saja, ibarat di sana sedang berlangsung perang kampanye, kok di sini (Gereja, jemaat) yang terbakar?" tanya seorang umat secara kritis. kabar terakhir yang saya dapatkan dari sumber resmi, Gereja (KAMS) telah membuat pernyataan resmi mengenai hal ini dan akan dibacakan pada Minggu sebelum Pilkada diadakan.

kita tunggu saja kelanjutannya, karena tentu menarik untuk dikaji keterlibatan politis awam Katolik dengan wadah FMKI. "peristiwa ini suatu pelajaran politik yang mahal", kata seorang imam.

Wednesday, October 17, 2007

gerimis senja


gerimis menggerigis senja
berkecipak genit menggigit
warna pucat wajahmu
dan angin yang menampar-nampar hati

seekor kupu-kupu bersembunyi di matamu
kelamnya menarik semesta ibarat lubang hitam
dingin beku dia buat matahari
kehilangan api dan pijar

larikan ke mana
rasa dingin mengejar kita
darah dari bibirmu yang kaugigit pun
luruh seumpama kristal safir

anak-anak melarik tetes matamu
butiran permata menggibah semesta raya
gerimis masih mengigit hati
dengan nyanyian senja seorang gadis sepi

Tuesday, October 16, 2007

ode buat Marry


air berjerambang saat bimbang menyerang
senja menimbang resah awan diuntai rambutmu
adakah pesan camar tertukik lambat
seorang telah pergi menyisakan jejak

sepotong noktah
di kain putih lembayung
bersulam kenangan
dendang lagu yang kaugumamkan

hilangkan dia di lautan pasir
seumpama peziarah dan sisirnya
tak pernah sampai ke batas tepi
menggerung arungi ruang

sebut saja ode sejarah atau apapun
kaunyanyikan menandak-nandak
kepurbaan menertawai panggung
dan seketika kita tiada

* rip sukabumi, 151007

Thursday, October 11, 2007

Selamat Raye

Balik Kampung
Sudirman

Perjalanan jauh tak kurasa
Kerna hatiku melonjak sama
Ingin berjumpa sanak saudara
Yang selalu bermain di mata

Nun menghijau gunung ladang dan rimba
Langit nan tinggi bertambah birunya
Deru angin turut sama berlagu
Semuanya bagaikan turut gembira

Balik kampung oh oh...( 3X )
Hati girang
Ho ho... Balik kampung (3X)
Hati girang


lagu di atas mengingatkanku suasana Hari Raya di Malaysia. di sana, Idul Fitri disebut "Raye", jadi ucapan "Selamat Raye" lazim didengar seperti "Selamat Lebaran" (saya sering bertanya-tanya darimana istilah "Lebaran" berasal. adakah yang tahu?).

rancak nian suasana Raye, semeriah lagu yang dinyanyikan Sudirman di atas.

semangat Balik Kampung ternyata di mana-mana sama... untuk mempererat tali Silaturahmi dan Silaturahim dengan handai taulan dan kerabat.

karena itu, pada masa penuh Rahmat ini kepada semua teman yang merayakan:
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H.

Mohon maaf atas segala kesalahan yang ada.

mari kita bersukacita di hari kemenangan ini...

salam hangat dan jabat erat.

Wednesday, October 03, 2007

seorang anak menangis


pagi tadi saya mengajar di sebuah Sekolah Dasar kelas 1. seorang anak laki-laki kecil tiba-tiba maju menghampiri saya sewaktu saya sedang bercerita di depan kelas.

dia menangis tersedu-sedu.
kutanya: "kenapa menangis?"

dia menjawab: "mamaku pergi"
kutanya lagi: "pergi ke mana?"

"pergi kuliah. tidak ada yang menemani saya belajar..."
"sudah kalau begitu, minta papamu menemani ya?" kataku menghibur.
dia kini bisa sedikit tenang.

sebelum pelajaran berakhir, kusampaikan bahwa minggu depan ada ulangan.
tangisannya terdengar lagi.

dia menghampiriku lagi.
kutanya: "kenapa menangis?"
dijawabnya: "tidak ada mama yang menemani saya belajar untuk ulangan"

waduh...
pulang sekolah, saya bertemu baby-sitternya di gerbang sekolah.

dia bilang: "iya, mamanya memang sedang kuliah di Surabaya".

"papanya di mana?" tanyaku
"papanya selalu sibuk dengan urusan kerja".

dalam hati saya sempat terkesima. "sempurnalah," pikirku.

anak bukan lagi hal utama bagi orangtua.
masih banyak hal lain yang patut dikejar di zaman ini: karir, studi, pekerjaan...

semoga karena itu kelak orangtua dapat bangga pada anaknya.
sebegitu mereka menabur, sebegitu mereka menuai...