Saturday, March 30, 2002

india trip 2 : city of colors

hai,
dongeng india trip kulanjutkan ya...

tiba di bandara new delhi, kami dijemput oleh 2 staf kedutaan dan pihak tata infotech. rasa-rasanya mereka habis begadang menunggu kedatangan rombongan kami, karena pesawat kami mendarat pkl. 04.00. kami naik bis menuju hotel kanishka... lumayan, hotel berbintang lima, dan lokasinya di tengah kota, dan menurut petugas lokasi ini aman dari keramaian... karena beberapa teman merisaukan imbas kerusuhan di gujarat.

di sinilah cerita dimulai.
sarapan pagi pkl. 08.00. menu ala india. beberapa sempat komplain karena tidak cocok dengan lidah indonesia. hehehe... saya sih oke-oke saja, karena perutku sudah di-set untuk menu internasional. hampir setiap pagi disediakan kentang (pure, atau rebusan dipotong-potong), ditemani nasi goreng atau mie goreng, plus sereal dan susu. gulanya berbentuk kubus, padahal kalo diperhatikan kubus tsb terdiri atas gula pasir yang dipadatkan. mungkin ini cara mereka untuk menakar manisnya minuman dengan cukup 2 atau 3 kubus gula.

hari pertama belum ada kegiatan selain istirahat di kamar... nah masalah muncul waktu siang... where should we go for lunch?? dari jendela kamar kami dapat terlihat Jl. Janpath yang panas terik. aku nggak niat jalan di siang bolong mencari makan. teman sekamarku (namanya Purnadi) juga begitu... untung aku bawa supermie, ditambah alat masak yang dipinjamkan Pak Lis... Thanks God. I'm saved... hehehe. kami masak supermie, Indonesian typical ya?

sorenya baru aku jalan-jalan ke pasar janpath. makanan yang ramai dibeli di sana adalah burger, chicken patty, dan masala dosa... sungguh, namanya masala dosa, rasanya enak sekali... terdiri dari dua lapis roti diisi dengan bumbu kari di tengahnya, dimakan dengan saus tomat, harganya lumayan sekitar 20 rps. burger 10 rps. aku nggak berani ke mcdonalds karena 1 bigmac harganya 80 rps. alias setara dengan 8 burger biasa. hehehe...


hari kedua baru kegiatan kami dimulai. instrukturnya bernama Mr. Puneet. ditemani dengan Miss Tuhina. nah yang ini ada ceritanya, ia menjadi primadona training kami... hehehe, alias banyak peserta berebutan untuk minta foto bareng. katanya sih mirip Kajol. dan memang ia... kenal Kajol khan? itu lho yang main di film Kuch Kuch Hota Hai. oh ya, "Tuhina" menurut orangnya berarti: "dewdrops", alias tetes embun. dia jadi embun di tengah panasnya kota delhi, kata seorang teman. hehehe...

Kami dibagi dalam 2 group. saya masuk group 1, terdiri dari 15 orang. Sedangkan group 2 lebih banyak: 26 orang. sayang si Tuhina ngajar di group 2. group kami sementara ini dilatih oleh miss Dolly.

suatu sore, Omar Abdullah, Menlu India datang mengunjungi kami... acara disiapkan di halaman samping gedung Tata. sewaktu menlu masuk ke area, protokoler menyambutnya. teman-teman pada melongo, apalagi putri-putrinya, karena menlu ini lebih mirip bintang film barat. orangnya putih, berkacamata, berpakaian kasual. nggak nyangka dia menteri, apalagi datang pake mobil buatan india yang bentuknya kayak VW kodok. sederhana sekali. dia dikawal 2 tentara dengan senapan terkokang... kusebut mereka Inspektur Vijaay. ada olok-olokan polisi Indonesia mirip Inspektur Vijaay, suka datang terlambat kalo kejadian sudah lewat.

sayang Pak Menlu selesai upacara langsung pergi meninggalkan kami. Padahal beberapa peserta putri kesengsem pingin foto bareng. iseng aku coba nanya ke Mr. Puneet apakah pak menlu itu orang Inggris, dia bilang pak Menlu itu asli India, tapi dari Utara keturunan Arya. rupanya ada juga India putih.

sore itu kami akhirnya berfoto dengan bos-bos dari Tata Infotech dan kedutaan Indonesia. perusahaan Tata adalah milik swasta, namun merupakan perusahaan konglomerasi terbesar di India, dan memang mereka layak dibanggakan. Banyak mobil India buatan Tata, selain bergerak dlm usaha telekomunikasi, bank, dan teknologi. tampaknya mereka punya kebanggaan atas produksi dalam negeri. mungkin ini imbas ajaran swadeshi Gandhi... perusahaan Tata tidak mau mempekerjakan satu pun tenaga asing di perusahaannya.

ada sebuah iklan perusahaan di sepanjang jalan Janpath yang aku senang sekali bunyinya: "We make the things that makes India proud"... bukan main bila ini jadi motto orang Indonesia!

hari Kamis sore, menjelang long weekend, kami punya acara gila-gilaan... main Holi! hari Jumat (29/4) adalah hari libur resmi di sini, yakni hari raya Holi. perayaan memasuki musim semi dari musim dingin (padahal India sudah panas bukan main). holi dimainkan dengan menggosokkan bubuk warna-warni (namanya gulal) ke muka orang... hehehe. malahan ada yang lebih dulu dilempari dengan balon air, kemudian ditaburi bubuk warna. kesempatan ini digunakan untuk menggosok muka Tuhina dan Mr. Puneet... kami tertawa-tawa sambil kejar-kejaran di halaman Tata. pokoknya nggak ada yang selamat dari gosokan warna! katanya ini melambangkan keceriaaan, optimisme menyambut musim semi. habis itu kami makan-makan makanan khas Holi. Lalu foto-foto lagi...


mustinya sih menurut pakem Holi yang kudengar di warung samping hotel, sesudah menggosokkan warna ke wajah orang, orang tersebut dirangkul lalu dicium... yang begini baru kulihat keesokan hari waktu jalan-jalan menikmati perayaan Holi penduduk. sayang, kami nggak tahu sebelumnya... hehehe.

Kamis malam, aku mencari gereja katolik di dekat hotel, karena menurut iman kristiani hari Kamis ini dirayakan sebagai malam perjamuan terakhir Yesus sebelum wafat. Mr. Puneet bilang gereja katolik terdapat di jalan di sebelah kanan hotel... orang-orang di jalan juga bilang begitu. dan memang di ujung jalan ada sebuah gereja. kutanya satpamnya (orang india) apakah ini gereja katolik? dia ngangguk. aku masuk... hehehe, ternyata ini gereja presbyterian, namanya Free Church. ritusnya mirip gereja katolik, nggak ada ekaristi tapi dibagikan komuni. aku maju saja. di depan altar orang pada berbaris berlutut lalu komuni dibagikan, juga satu cawan anggur... ehm, rasanya manis. hehehe... nakal juga si toni. untung pendetanya nggak nanya-nanya...

bersambung

Tuesday, March 26, 2002

india trip 1 : prolog


salam,
sorry baru sempat on-line sekarang, nyari warnet baru ketemu... keliling connaught place berputar-putar nyari dish-net, tahunya nyempil di antara bangunan, naik tangga baru keliatan ada warnet yang kata panitia di sini cukup murah (20 rps/30 menit).

tadi sempat nyasar di pasar subway (palika bazaar), gara-gara saking luasnya areal connaught place. pasar palika itu semacam glodoknya new delhi, banyak jual cd bajakan. Kemudian berputar-putar, ketemu toko buku... wow, ternyata emang di india toko bukunya gila-gilaan, lengkap seperti perpustakaan, dan harganya... yang pasti lebih murah dari toko buku di Changi airport. saya bandingkan buku trilogi JRR. Tolkien Lord of The Rings (edisi lengkap satu buku tebal berisi trilogi) di Changi bila dikurs Rph kl. 300 ribu perak. di sini cuma sekitar Rs 400 (kl. Rp 80.000,-) mau beli, tapi liat-liat dulu, soalnya waktu tinggal di sini masih lama, jadi uang saku musti dihemat, hehehe... kalo nggak entar musti jalan kaki balik ke indonesia. hahaha...

selain itu, buku-buku teknik komputer memang di sini gudangnya, apalagi penerbit BPB (Bombay Publisher) berani ngasih harga murah buku-buku/CD terbitannya. ada juga terbitan macam McGraw-Hill, Pearson, dll, dikasih lebih murah dalam kurs rupee. oh ya, Pak Lis menyarankan untuk mencari buku tourist guide Lonely Planet ttg. Delhi waktu di Changi, di situ harganya kl. Rp 150.000,-. di Delhi cuma sekitar Rs 500 (kl. Rp 100.000,-) hehehe... untung belum kubeli waktu di Singapura karena kulihat sdh ada teman serombongan yang membeli buku itu.

oh ya, kami serombongan ada 41 orang.
berangkat ke airport di Jakarta hari Minggu kemarin. aku dari ciputat naik taksi ke bandara, dan lumayan... nyaris telat, karena aku masih sempat naik motor ke atm untuk narik uang buat bayar fiskal dan airport tax yang lumayan... Rp 1.100.000,- kemudian nyari kamera buat foto, di carrefour lebak bulus
kameranya murah tapi jelek, ada yang bagus tapi kemahalan... hehehe. aku sempat putar2 di ciputat nyari kamera sampai di ramayana.
jam 11.30 aku buruan pulang untuk kemas2, sambil nyegat taksi yang ketemu di jalan. maklum, jalan sekitar ciputat suka macet bisa kelamaan di jalan. di rumah ciputat nggak ada orang-orang, karena ipar dan kakak sedang ikut retret ME, sedangkan adik bayi dan babysitter lagi ada acara kumpulan babysitter. so, i'm going alone into the nothingness... hehehe, itu sih puisi yang baru kubaca waktu di jakarta.

masuk di tol bandara, ibu Utari sudah nelpon nanya ada di mana?
ternyata rombongan peserta udah ngumpul di sana. foto-foto dulu... aku sih senang aja di foto, karena nggak bawa kamera. hehehe... terus ngurus boarding pass dan fiskal. pernah waktu kakak ipar ngantar aku terbang ke makassar via gate ini (Lion Air pake gate penerbangan LN), aku guyon bahwa suatu saat aku akan lewat gate ini lagi tapi untuk ke LN. and the day has come. what a day!


pkl. 14.30 kami boarding ke pesawat Air India. pesawatnya penuh dengan TKI yang mau ke Arab pada pake jilbab. dan rombongan kami berada di tengah-tengah :-) pramugarinya orang india (jelaslah... hehehe), tapi pelayanannya kurang simpatik. meals untuk penumpang tampak seperti dilemparkan begitu saja di bangku untuk makan. sehingga Pak Oka (peserta dari Unud) yang duduk di sampingku bilang, dikiranya kita ini juga TKI kali ya... hehehe. TKI cakep tapi.

untunglah ada film komedi (the Nanny) dan saluran musik menemani sepanjang jalan. Kami dapat tertawa keras nonton film lucu, sehingga nggak terasa menyebalkan. Tiba di Changi pkl 17.30. wow, beda sekali dengan bandara yang pernah kulihat. kukira kami mendarat di tengah supermarket! karena saking banyaknya shopping place di sana. Aku sebelumnya disarankan untuk mencari tempat pendaftaran city tour (gratis) di sana. dan memang ada. seat yang tersedia sisa 4, karena city tour terakhir jam 18.25. saya menawarkan kepada rekan-rekan serombongan, dan mereka pada rebutan ingin ikut serta... sayang, tempatnya terbatas.

aku titip dulu tas jinjing (berisi supermie, kecap dan sambal kemasan, hehehe) ke locker. tarif sewanya S$3 (setara kl. Rp 15.000,-) berarti supermiku dll jadi lebih mahal lagi harganya, hahaha...
gobloknya aku, uang US$100 yang kupake tukar dengan S$3, jadinya USD jadi pecahan kecil-kecil. maklum baru belajar hitung pake uang asing. :-) tapi city tournya memang nggak mengecewakan... dari beberapa gate di changi, peserta dikumpulkan dalam 2 bis. keliling gate bandara pake kereta kapsul, kemudian keluar pake bis. It's Singapore... clean dan beauty. taman bunga sepanjang jalan, sunset di seberang. wow.

kami ke raffles harbour, di sana ada patung om raffles berdiri menandai tempat mendaratnya pertama kali di S'pore. di sampingnya ada sungai besar membelah. kami naik perahu menyusuri sungai melihat2 kehidupan senja di S'pore. Sepanjang sungainya banyak resto, ada juga pasangan pengantin yang lagi asyik jalan2 menyusuri. teman bilang, kalo itu terjadi di Jkt, bisa-bisa dikeroyok tuh pengantin dimintai derma... hahaha. perahunya antik, pake lampion di sepanjang tepian. kami duduk di bangku paling depan, sambil berfoto2. aku nitip foto pada teman yang bawa kamera digital. Ntar aku copy filenya.

sampai di patung singa, ternyata lagi direnovasi... kemudian balik lagi ke raffles harbor, terus naik bis ke bandara. hari sudah gelap. tapi tour leadernya semangat sekali bercerita memandu kami. dan dia bisa tertawa-tawa, seolah-olah hal itu baru pertama kali baginya... padahal tentu saja ini sudah kesekian kalinya dia memandu turis city tour. oh ya, tarif naik perahu resminya tertulis di loket S$5, tapi kami yang ikut city tour sama sekali gratis. kubilang, coba pemda Jkt bikin kali ciliwung seperti ini... hehehe, mimpi kali yee. soalnya kali ciliwung di Jkt cuma bisa disumpahi sebagai sumber banjirlah, sarang pengemis di bantarannya-lah, dll...

tiba di bandara kembali. aku jalan-jalan sendiri mau melihat2 seluruh toko di sana. penerbangan ke delhi baru pada jam 00.30. nyari makan? nggak ahh... harganya membuat rasa laparku hilang, hahaha... masak harga nasi goreng satu piring, kata teman dibelinya setara dengan Rp 60.000,- untung aku ada bawa bekal kue pastry (beli di carrefour) dan kue talam (buatan babysitter sebelum berangkat). ditambah aqua satu botol, lumayan...

pkl. 00.30 kami terbang menuju india.
capek. bobok pulas. meski pesawatnya nggak lebih baik dari yang pertama. soalnya headsetnya jelek sekali untuk menikmati lagu. teman bilang, untung gratis... hehehe. pkl. 02.00 makan malam dihidangkan... woww, aku bersyukur tadi nggak beli makan di changi, soalnya banyak sekali yang dihidangkan, ada nasigoreng pake kismis, pure kentang (khas india), roti, kue buah, yoghurt, dan snack kacang dan minuman... nyam. aku bisa kekenyangan, lalu tidur lagi... good night.

06.30 di arlojiku kami mendarat. waktu setempat pkl. 04.00. aku buru-buru mau nyari "restroom". maklum jam tubuhku untuk jam begini adalah ke sana... hehehe. tapi alamaaak, penumpang lama sekali turun dari pesawat. belum lagi ada form imigrasi yang njelimet harus diisi. kayak soal ujian saja. keluar dari pesawat aku berlari nyari... nggak ketemu-ketemu. hehehe... ternyata inilah hari pertama di India.

welcome to india, kataku ketika sampai di restroom yang letaknya amat jauh dan di pojok. di mana orang-orang penuh sesak depan antrian imigrasi.

bersambung